48
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
A. Pengertian Musik
Informasi untuk Guru
Musik sebagai suatu aktivitas umumnya dilakukan oleh anggota masyarakat di seluruh belahan dunia. Aktivitas musik seringkali dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia, selain kebutuhan pangan atau primer dan sandang atau sekunder. Namun, musik sebagai suatu konsep seringkali dideinisikan
secara terbatas oleh anggota masyarakat. Sebagai akibatnya, suatu deinisi musik mungkin dapat menjelaskan salah satu jenisgenre musik, tetapi tidak
dapat menjelaskan jenisgenre musik lainnya. Beberapa deinisi musik yang
banyak diketahui masyarakat adalah: a musik adalah bunyi yang disukai manusia, atau, musik adalah bunyi yang terdengar ‘enak’ di telinga, b musik
adalah bunyi yang terdiri dari rangkaian ritme, melodi, dan harmoni yang teratur, dan c musik merupakan bahasa yang universal.
Dalam sub-bab ini, guru mengajak siswa untuk me-review atau mengkaji kembali beberapa deinisi tersebut. Dalam prosesnya, guru bukanlah seorang
yang memiliki jawaban yang ‘benar’, tetapi sebagai seseorang yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan jawaban atau solusi tentang
deinisi musik berdasarkan pengalaman-pengalaman musikal yang mereka miliki.
Tujuan pembelajaran: 1 mengidentiikasi beberapa deinisi musik dalam masyarakat, 2 mendiskusikan beberapa deinisi musik yang berkembang
dalam masyarakat, dan 3 menemukan suatu deinisi musik yang dapat digunakan untuk memahami keragaman jenis atau genre musik dalam
masyarakat.
Proses Pembelajaran
Langkah-langkah yang dilakukan oleh para siswa dalam proses pembelajaran mencakup kegiatan mengamati, menanyakan, mengumpulkan data,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan temuan-temuan yang mereka peroleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Siswa diminta untuk mengamati beberapa gambar aktivitas musik yang dilakukan oleh beberapa komunitas musik yang berbeda
49
Seni Budaya
1 2
Dok. Kemdikbud Dok. Kemdikbud
3 4
Dok. Kemdikbud Dok. Kemdikbud
5 6
Dok. Kemdikbud Dok. Kemdikbud
b. Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pengamatan mereka pada beberapa gambar tersebut
c. Siswa diminta untuk mencari informasi dari beragam sumber tentang beragam aktivitas musik
d. Siswa diminta untuk mengidentiikasi beberapa deinisi musik yang
berhubungan dengan contoh-contoh dalam gambar-gambar, audio, dan audio-visual yang diberikan guru
50
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
e. Siswa distimuli untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan deinisi-deinisi tersebut melalui diskusi dalam
rangka menemukan deinisi yang sesuai f.
Siswa diminta untuk mencoba menerapkan deinisi yang mereka temukan pada aktivitas-aktivitas musik yang mereka ketahui
g. Siswa diminta untuk mengasosiasikan deinisi yang mereka temukan
dengan jenisgenre musik yang berbeda h.
Siswa diminta untuk mengemukakan atau mengkomunikasikan deinisi musik yang mereka temukan secara mandiri berdasarkan hasil diskusi
yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Konsep Umum Kekeliruan : Musik sebagai bunyi yang disukai manusia
Pembahasan :
Deinisi musik sebagai “bunyi yang ‘disukai’ oleh manusia” salah satunya terdapat dalam Merriam-Webster’s Unabridged Dictionary
2000 bahwa “musik adalah ilmu atau seni yang menggabungkan kombinasi bunyi-bunyi vokal atau instrumen yang terdengar menyenangkan atau
ekspresif menjadi suatu komposisi yang memiliki struktur dan kontinuitas yang jelas”. Namun, para ahli musik atau pendidikan musik seringkali
menganggap deinisi ini bersifat subjektif. Mengapa? Sekarang, coba kita bayangkan. Apabila seseorang menyukai jenis musik
jazz dan tidak menyukai jenis musik dangdut, apakah jenis musik dangdut
tidak dapat dikatakan sebagai musik? Jawabnya tentu saja ‘tidak’. Kita semua sangat memahami bahwa dangdut adalah salah satu jenis musik yang
dihasilkan oleh manusia. Deinisi “musik adalah bunyi yang ‘disukai’ oleh manusia” hanya bergantung pada perspektif seseorang atau sekelompok
orang saja. Oleh karena itu, deinisi “musik sebagai bunyi yang ‘disukai’ oleh manusia” tidak dapat diterima karena deinisi tersebut tidak mencakup seluruh
aktivitas musik manusia di dunia.
Kekeliruan : Musik sebagai bunyi yang terdiri dari ritme, melodi, dan harmoni yang teratur
Pembahasan :
Deinisi musik sebagai “bunyi yang terdiri dari ritme dan melodi” salah satunya terdapat dalam Pocket Music Dictionary 1993,
misalnya. Dalam kamus kecil itu dinyatakan bahwa “musik adalah organisasi bunyi yang melibatkan ritme, melodi, dan harmoni”. Deinisi lain yang juga
sering terdengar adalah musik sebagai bunyi vokal atau instrumen yang memiliki ritme, melodi, atau harmoni yang teratur, seperti dalam musik untuk
paduan suara. Bagi kebanyakan orang, melodi dipandang sebagai urutan nada yang teratur dan ritme adalah urutan ketukan yang teratur.
51
Seni Budaya
Para ahli musik atau pendidikan musik seringkali mengkritisi deinisi itu dengan mempertanyakan: apakah rangkaian bunyi yang memiliki ritme dan
melodi tidak teratur, seperti suara burung, hembusan angin, atau gemercik air, yang sering digunakan oleh seorang pencipta musik tidak dapat dipandang
sebagai musik? Jawabnya tentu saja ‘tidak’. Pemahaman konsep ‘teratur’ dan ‘tidak teratur’ seringkali berhubungan dengan nilai-nilai dalam suatu
kelompok masyarakat, yang tentu saja berbeda dari nilai-nilai dalam kelompok masyarakat yang lain. Bagi komunitas keroncong, misalnya, cengkok dan
nggandul merupakan sesuatu yang teratur dan ‘harus’ ada dalam musik keroncong. Namun, bagi komunitas lain, misalnya Barat, cengkok dan
nggandul tersebut harus dihindari karena menyebabkan ketukan yang tidak teratur dalam permainan musik.
Kekeliruan : Musik sebagai bahasa yang universal Pembahasan : Kesalahpahaman orang tentang makna musik juga banyak
terjadi. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri dengan adanya beberapa pandangan tentang peranan musik dalam masyarakat. Salah satunya adalah
musik dianggap sebagai suatu alat komunikasi. Menurut Mantle Hood, peranan musik sebagai alat komunikasi menyebabkan musik dapat dipandang
sebagai bahasa yang universal. Artinya, musik sebagai hasil karya manusia dari suatu komunitas dapat dipahami oleh seluruh masyarakat di dunia.
Apakah kita dapat memahami musik sebagai hasil karya manusia dari
kelompok masyarakat lain, misalnya masyarakat di Afrika? Di satu sisi, kita dapat memandang musik sama dengan bahasa karena suatu
karya musik memiliki makna-makna tertentu yang dapat dipahami oleh para pendengar atau masyarakat pendukung, atau kelompok komunitasnya.
Namun, apabila musik bersifat universal maka timbul pertanyaan apakah musik yang dimiliki oleh suatu kelompok komunitas tertentu dapat dipahami
oleh pendengar dari kelompok komunitas lain? Atau, apabila seseorang dari suku bangsa Sunda yang terbiasa dengan musik tradisional Sunda, apakah
ia dapat memahami musik tradisional Batak atau Minang atau Bugis dengan baik?
Pernyataan Schafer 1976 mungkin dapat mengarahkan pemahaman kita tentang apakah musik itu. Dalam mengajarkan musik di kelas, Schafer
mengemukakan bahwa musik merupakan suatu organisasi atau pengaturan bunyi-bunyi ritme, melodi, dan lain-lain yang bertujuan untuk didengarkan.
Dalam deinisi tersebut Schafer tidak membatasi pada ritme atau melodi yang beraturan saja, tetapi melibatkan pula ritme dan melodi yang tidak beraturan.
Hal ini dapat dipahami karena konsep ‘beraturan’ dan ‘tidak beraturan’ merupakan konsep-konsep yang dapat dipahami secara berbeda oleh setiap
kelompok manusia di dunia. Lebih jauh, Elliot 1995 juga mengemukakan bahwa secara esensial, musik merupakan hasil dari aktivitas manusia yang
dilakukan berdasarkan pada tujuan tertentu, yaitu untuk didengarkan oleh
52
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
pendengarnya. Oleh karena itu, musik akan selalu berkaitan dengan aspek pelaku dan pendengar. Elliot menyatakan bahwa pada masing-masing aspek
melibatkan empat dimensi, yaitu:
• Manusia musician, sebagai pelaku dalam aktivitas musik • Aktivitas musicing, seperti memainkan, mengubah, dan menciptakan
musik
• Musik music, sebagai hasil aktivitas musik manusia • Konteks utuh yang mempengaruhi pengetahuan manusia, aktivitas yang
dilakukan manusia, dan musik yang dihasilkan Elliot, 1995. Keempat dimensi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Empat Dimensi pada Pelaku Musik: Pelaku – Aktivitas – Musik – Konteks
Sumber: Elliot, 1995
Akivitas musicing
Musik music
Pelaku musician
Gambar di atas memperlihatkan bahwa musik merupakan suatu konsep yang terdiri dari empat dimensi yang melibatkan: 1 pelaku doer, 2 beberapa
aktivitas yang dilakukan, 3 beberapa hasil dari aktivitas yang dilakukan, 4 konteks yang utuh yang mencakup pelaku melakukan apa yang mereka
kerjakan. Pelaku musik doer disebut sebagai musisi musician dalam pertunjukan, improvisasi, dan kegiatan-kegiatan musikal lain yang terdengar.
Istilah musicing mengacu pada aktivitas yang dilakukan oleh pelaku, seperti menampilkan, mengimprovisasi, mengubah, mengaransemen, dan
mengarahkan conducting.
Perlu diingat bahwa aktivitas atau pertunjukan musik tidak lepas kaitannya dengan penonton. Oleh karena itu, bagaimana pengetahuan para musisi
atau pelaku musik, perilaku musikal mereka dalam permainan musik, serta bagaimana produksi musik yang terjadi akan selalu disesuaikan dengan
konteks penonton. Dengan kata lain, suatu pertunjukan atau permainan musik akan selalu berhubungan dengan siapa penontonnya, bagaimana
perilaku penonton, dan jenis musik apa yang ingin didengar danatau disaksikan oleh penonton. Hal ini dapat dipahami karena musik diproduksi
oleh para pelaku untuk didengar danatau disaksikan oleh penonton atau pendengar sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
53
Seni Budaya
Kesimpulan:
Berdasarkan kajian dari beberapa deinisi musik di atas maka dapat disimpulkan bahwa musik merupakan suatu aktivitas manusia. Sebagai
konsep, musik dapat dideinisikan sebagai organisasi bunyi nada, ritme, harmoni, warna suara, tempo, atau dinamika yang digunakan musisi atau
pelaku musik untuk dimainkan dalam konteks tertentu dan disesuaikan dengan konteks pendengarnya sebagai upaya untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pengayaan
Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh siswa atau kelompok siswa yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa atau
kelompok siswa yang lain. Bagi siswa atau kelompok siswa yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat mengarahkan mereka untuk
memperdalam pengetahuan musik dan mengembangkan potensi secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah
menstimuli kemampuan dan pengetahuan siswa atau kelompok siswa untuk
menerapkan deinisi musik yang telah diperoleh ke dalam beberapa contoh aktivitas musik yang lebih rumit.
Remedial
Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa-siswa yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali
materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan- pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami siswa atau
kelompok siswa dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman siswa atau kelompok siswa dengan memberi lebih banyak contoh
dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh-contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-visual. Pendekatan lain
yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa tersebut yang
dilakukan secara lebih menyenangkan atau non-formal. Pendekatan yang menyenangkan atau non-formal ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar
siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, bertanya, dan mengemukakan pendapat,
sehingga mereka dapat membentuk suatu deinisi musik berdasarkan kumpulan data yang mereka peroleh. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk
mengukur kembali tingkat pemahaman siswa atau kelompok siswa tersebut terhadap sub-materi pembelajaran.
Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap sub-materi. Terdapat dua jenis penilaian, yaitu penilaian proses dan penilaian
hasil. Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh lembar penilaian berikut:
54
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
No. Nama
Siswa PENGETAHUAN
TOTAL NILAI
Gagasan tentang Pengerian Musik
Penerapan Deinisi Musik pada Musik
Lokal Penerapan Deinisi
terhadap Jenis
Genre
Musik yang Lain
1 2
3 4
5 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
dst.
No. Nama
Siswa SIKAP
TOTAL NILAI
Pro-akif dalam Melaksanakan Tugas
dari Guru Berani
Mengemukakan Pendapat
Menghargai Pendapat Teman
1 2
3 4
5 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
dst.
No. Nama
Siswa
KETERAMPILAN TOTAL
NILAI
Mencari Informasi dari Beragama
Sumber Mengkomunikasikan
Pendapat Berargumentasi
1 2
3 4
5 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5
1 2
3 4
dst. Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan Skala Likert, yaitu
dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa, yaitu:
SKOR PENJELASAN
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat Kurang
PENILAIAN PROSES: PENGERTIAN MUSIK
55
Seni Budaya
Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang siswa memperoleh total nilai 12
untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah: 12 + 12 + 9 = 33. Nilai
33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh siswa adalah 33 dari 45 skor maksimal atau 3345 sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan
bahwa kemampuan siswa adalah 73,3 untuk ketiga aspek tersebut.
Penilaian hasil melibatkan tes tertulis dan tes lisan. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir semester.
Interaksi dengan Orang Tua
Pemahaman siswa terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua siswa. Oleh
karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para siswa, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana
yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan diskusi di luar proses
pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang sub-materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan
beragam pertunjukan musik dengan anak-anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pertunjukan musik tersebut.
B. Musik Sebagai Simbol