Pengertian kritik Informasi untuk Guru

276 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK

A. Pengertian kritik Informasi untuk Guru

Kritik diartikan sebagai kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008. Berdasarkan pengertian dari sumber itu maka kritik musik dalam pertunjukan seni dapat diartikan sebagai pertimbangan baik buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musiklagu atau karya musik dalam pertunjukan seni. Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik, yang berhubungan dengan elemen-elemen musik, seperti nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi. Musik bukanlah dunia verbal. Musik adalah dunia representasi simbol-simbol. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab 3 Semester 1, berbeda dari ikon dan indeks, simbol merupakan tanda yang mengandung makna-makna tertentu. Oleh karena itu, pernyataannya lebih cenderung melalui pemaknaan ekspresi daripada melalui mediasi pengertian-pengertian langsung atau jelas verbalisme. Dari kalangan seniman musik sering terdengar kredo: biarkan musik menjelaskan dirinya sendiri Musik adalah sugesti besar yang menerangkan dirinya sendiri seolah-olah musik itu absolut adanya. Di sisi lain, kritik adalah sebuah telaah analisis verbal yang secara teoretis mencoba menjelaskan pengertian-pengertian dunia pemaknaan representasi simbol-simbol tersebut. Apa yang ingin diekspresikan seniman melalui karya seninya seringkali berbeda dari apa yang dimaknai oleh para kritikus. Ketika terjadi perbedaan makna antara seniman dan kritikus seni maka terjadilah konlik. Perbedaan makna seorang seniman terhadap hasil karya seninya dan makna yang diinterpretasikan kritikus menyebabkan adanya prasangka atau dugaan bahwa kritik tak berguna buat seniman musik. Mengapa kritik yang dikemukakan oleh kritikus seni diduga tidak berguna bagi para seniman? Pengalaman menunjukkan bahwa hanya ada dua kategori seniman musik yang bereaksi terhadap kritik musik. Kategori pertama adalah seniman yang hanya mau mendengar pujian, sedangkan kategori kedua adalah seniman yang sama sekali tak mau mendengarkan kritik apa pun neglect . Pada dasarnya, tak ada perbedaan sikap dasar attitude di antara keduanya. Karena sifat non-verbalistik musik, para seniman musik dalam keterbelakangan dunianya music preoccupation sering menutup diri dari dunia luar yang menerangi dirinya secara verbal. Terjadinya konlik diri yang kontradiktif – antara dunia musik yang sesungguhnya sangat rasional, dengan seniman dalam tanggapan dunia pemaknaan musik yang emosional – menyebabkan para seniman musik menutup diri dari dunia kritik seni. Kritik lantas tak ada gunanya bagi para pemusik, karena tak terbaca dan tak terdengar. 277 Seni Budaya Dalam bukunya Musik: Antara Kritik dan Apresiasi pernah menjelaskan bahwa, “tak ada kritik yang sungguh-sungguh objektif – karena kritik objektif utopian dalam suatu karya seni adalah sesuatu yang tidak mungkin” Suka Hardjana 2004. Hardjana kemudian melanjutkan bahwa pada dasarnya, kritik adalah sebuah tanggapan dalam bentuk pendapat pribadi berdasarkan pandangan yang mengacu pada suatu pengalaman tertentu seseorang. Acuan pengalaman seseorang itu bersifat pribadi dan tidaklah netral. Kesenjangan konlik persepsional segi tiga antara karya seni – kritik – dan publik, yang direpresentasikan melalui pandangan seniman pencipta karya seni–pendapat kritikus autoritarian dalam bidangnya–dan persepsi masyarakat pecinta seni itu sendirilah yang justru mencerminkan keadaan objektif yang sesungguhnya, yaitu bahwa kritik objektif tidaklah mungkin. Sebaliknya–walaupun bersifat subjektif–akan selalu ditemui faktor-faktor objektif dalam sebuah kritik seni yang baik. Oleh karena itu, kritik yang baik ‘harus selalu’ mengandung hal-hal yang diharapkan dapat mencerahi objek kritik, sebagai subjek persoalan. Dalam hal ini, maka karya seni yang telah mengalami kemandiriannya sebagai sebuah ideal yang ‘born to be free’ and to be freed, harus bisa dilihat posisi kenetralannya, baik dari sudut pandang sang seniman pencipta–kritikus, maupun masyarakat pendukung seni. Sebuah karya seni harus diberikan hak hidupnya sendiri agar ia menerima kemandiriannya, bebas dari ‘kuasa’ publik–kritik–maupun penciptanya sendiri, yang sangat sering bersifat monopolistik dalam hal ‘apa yang dianggap benar. Walaupun terdapat perbedaan pendapat dikalangan para pakar seni dalam hal-hal tertentu, pada dasarnya ada kesamaan pandangan di antara mereka bahwa kritik seni adalah aktivitas pengkajian yang serius terhadap karya seni. Tujuan kritik seni adalah untuk melakukan evaluasi seni, apresiasi seni, dan mengembangkan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Bagi masyarakat, kritik seni berfungsi sebagai memperluas wawasan. Bagi seniman, kritik tampil sebagai ‘cambuk’ kreativitas. Suatu ketika kritik seni berperan memperkenalkan tokoh baru, saat lain memperkenalkan karakteristik seni baru Bangun, 2001. Sebagai pribadi, kritikus tidak bermaksud menentukan kriteria tertentu sebagai standar baku menilai seni. Kritik seni sama sekali tidak bertujuan mempengaruhi kreasi seniman. Meskipun demikian tidak berarti kritik seni tidak memerlukan standar-standar tertentu. Kritik seni memerlukan faktor-faktor standar tersebut harus ada Bangun, 2001. Pandangan tersebut dapat dipahami karena tanpa standar-standar tertentu, upaya untuk memperlihatkan keunggulan seni tertentu menjadi sulit dilakukan. Tujuan pembelajaran: 1 memahami kritik musik, 2 mengidentiikasi aspek- aspek dalam pertunjukan musik sebagai objek kritik, 3 mengidentiikasi beberapa kritik musik dalam kompetisi, dan 4 menguraikan dasar-dasar pengetahuan untuk melakukan kritik musik. 278 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Proses Pembelajaran Langkah-langkah yang dilakukan oleh para siswa dalam proses pembelajaran mencakup kegiatan mengamati, menanyakan, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan temuan-temuan yang mereka peroleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a Siswa mengamati aspek-aspek yang menarik perhatian mereka pada beberapa contoh pertunjukan musik yang diperlihatkan oleh guru. Sumber: Dok. Kemdikbud Sumber: Dok. Kemdikbud Sumber: Dok. Kemdikbud Sumber: Dok. Kemdikbud 279 Seni Budaya b Siswa mengemukakan pendapat atau pandangan mereka tentang masing-masing contoh. c Siswa menjelaskan pendapat atau pandangan mereka tersebut. d Siswa mengamati komentar juri dalam suatu kompetisi atau acara pencarian bakat di televisi. e Siswa mengamati aspek-aspek apa saja yang dinilai oleh para juri dalam acara tersebut. f Siswa mengemukakan beberapa aspek bunyi yang seringkali menjadi objek kritik musik. g Siswa mencari informasi dari beragam sumber bacaan tentang gaya atau karakter dari masing-masing jenisgenre musik. h Siswa mengamati secara teliti penampilan suatu kelompok paduan suara siswa dalam acara Pentas Seni Pensi. Konsep Umum Kekeliruan : Pembelajaran musik di sekolah tidak perlu melibatkan materi kritik musik di dalam kurikulum. Pembahasan : Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kritik adalah sebuah tanggapan dalam bentuk pendapat pribadi berdasarkan pandangan yang mengacu pada suatu pengalaman tertentu seseorang. Acuan pengalaman seseorang itu bersifat pribadi dan tidaklah netral. Kesenjangan konlik persepsional segi tiga antara karya seni – kritik – dan publik, yang direpresentasikan melalui pandangan seniman pencipta karya seni – pendapat kritikus autoritarian dalam bidangnya – dan persepsi masyarakat pecinta seni itu sendirilah yang justru mencerminkan keadaan objektif yang sesungguhnya, yaitu bahwa kritik objektif tidaklah mungkin. Sebaliknya – walaupun bersifat subjektif – akan selalu ditemui faktor-faktor objektif dalam sebuah kritik seni yang baik. Kritik yang baik ‘harus selalu’ mengandung hal- hal yang diharapkan dapat mencerahi objek kritik, sebagai subjek persoalan. Dengan kata lain, walaupun bersifat subjektif, di dalam kritik dapat ditemui hal-hal positif atau objektif yang bermanfaat bagi peningkatan kemampuan dan pengetahuan para siswa di bidang musik. Tujuan kritik seni adalah untuk melakukan evaluasi seni, apresiasi seni, dan mengembangkan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Bagi masyarakat, kritik seni berfungsi sebagai memperluas wawasan. Bagi seniman, termasuk siswa sebagai ‘calon seniman’, kritik tampil sebagai ‘cambuk’ kreativitas. Dengan kata lain, kritik menjadi masukan atau input yang berharga bagi para siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam pertunjukan musik. Kritik musik dipandang penting untuk dilibatkan dalam kurikulum pembelajaran musik di sekolah. Dengan mempelajari materi ini, para siswa yang mulai memasuki tahap pemikiran formal dilatih untuk menganalisis karya seni secara lebih mendalam sebagai upaya untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mereka di bidang musik. 280 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Pengayaan Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh siswa atau kelompok siswa yang memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa atau kelompok siswa yang lain. Bagi siswa atau kelompok siswa yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru dapat mengarahkan mereka untuk memperdalam pemahaman tentang kritik musik sebagai upaya untuk mengembangkan potensi siswa secara lebih optimal. Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah menstimuli kemampuan dan pengetahuan siswa atau kelompok siswa untuk mengamati secara teliti beragam pertunjukan musik dan menganalisisnya sesuai dengan konteks yang dihadapi. Remedial Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama lain. Bagi siswa-siswa yang kurang dapat menguasai konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan pendekatan- pendekatan yang lebih memperhatikan hambatan yang dialami siswa atau kelompok siswa dalam memahami materi pembelajaran. Misalnya, membimbing pemahaman siswa atau kelompok siswa dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit. Contoh- contoh yang diberikan dapat berupa gambar, audio, dan audio-visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa tersebut yang dilakukan secara lebih menyenangkan. Pendekatan yang menyenangkan ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih termotivasi untuk mencari informasi yang mereka butuhkan, bertanya, dan mengemukakan pendapat sehingga mereka dapat menganalisis permainan musik secara lebih mendalam dan mampu mengemukakan kritiknya berdasarkan hasil analisis tersebut. Tahap remedial diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat pemahaman siswa atau kelompok siswa tersebut terhadap materi pembelajaran. Penilaian Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi. Terdapat dua jenis penilaian, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian mencakup tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut: 281 Seni Budaya No. Nama Siswa PENGETAHUAN TOTAL NILAI Pengerian Kriik Musik Pemahaman tentang Objek Kriik Analisis terhadap Objek Kriik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 dst. No. Nama Siswa SIKAP TOTAL NILAI Pro-akif dan Responsif dalam Diskusi Kemandirian dalam Mengamai Objek Kriik Kesopanan dalam Mengkomunikasikan Kriik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 dst. No. Nama Siswa KETERAMPILAN TOTAL NILAI Mencari Informasi tentang Kriik Musik dari beragam referensi Mengamai Objek Kriik dengan Telii Mengkomunikasikan Hasil Analisis sebagai Kriik Musik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 dst. Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan Skala Likert, yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa, yaitu: SKOR PENJELASAN 5 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Sangat Kurang Skor maksimal dalam penilaian proses untuk ketiga aspek tersebut adalah 45 dan skor minimal adalah 9. Apabila seorang siswa memperoleh total nilai 12 untuk aspek pengetahuan, 12 untuk aspek sikap, dan 9 untuk aspek keterampilan maka total nilai yang diperoleh adalah: 12 + 12 + 9 = 33. Nilai 33 menunjukkan bahwa kemampuan yang dicapai oleh siswa adalah 33 dari PENILAIAN PROSES: PENGERTIAN KRITIK SENI 282 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 45 skor maksimal atau 3345 sehingga dapat dikatakan atau disimpulkan bahwa kemampuan siswa adalah 73,3 untuk ketiga aspek tersebut. Penilaian hasil melibatkan tes tertulis dan tes lisan. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir semester. Interaksi dengan Orang Tua Pemahaman siswa terhadap sub-materi pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerjasama dengan pihak orang tua siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua siswa, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak- anak mereka untuk mengikuti kegiatan diskusi di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang materi yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pertunjukan musik dengan anak-anak mereka dan mendiskusikan hasil pengamatan mereka terhadap pertunjukan musik tersebut.

B. Jenis Kritik Musik dalam Pembelajaran Informasi untuk Guru