185
Seni Budaya
1.  Teater  Tradisional
Teater  Tradisional  sering  juga disebut dengan “ Teater Daerah”  merupakan suatu bentuk  teater  yang bersumber, berakar dan telah dirasakan sebagai
milik sendiri oleh masyarakat lingkungannya. Pengolahannya didasarkan atas cita rasa masyarakat pendukungnya. Teater  Tradisional  mempunyai
ciri-ciri  yang  spesiik  kedaerahan  dan  menggambarkan  kebudayaan lingkungannya.
Ciri-ciri  utama Teater  Tradisional : a.  Menggunakan  bahasa  daerah
b.  Dilakukan secara improvisasi c.  Ada  unsur  nyanyian  dan  tarian
d.  Diiringi  tetabuhaan musik  daerah e.  Dagelan banyolan selalu  mewarnai
f.  Adanya  keakraban antara  pemain  dan  penonton g.  Suasana  santai
Jenis  teater yang dapat  dikelompokan ke dalam Teater  Tradisional adalah : Teater  Rakyat, Teater  Klasik dan  Teater  Transisi.
a.  Teater  Rakyat Teater  rakyat  lahir  dari  spontanitas  kehidupan   dalam  masyarakat, dihayati
oleh  masyarakat  dan  berkembang  sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Kelahiran  Teater  Rakyat umumnya karena  dorongan
kebutuhan  masyarakat terhadap  suatu  hiburan, kemudian  meningkat untuk kepentingan  lain seperti ;  kebutuhan  akan mengisi upacara dan ceremonial
keadatan.
Jenis-jenis  Teater  Rakyat yang ada di wilayah Indonesia, diantaranya : Riau
: Makyong  dan  Mendu
Sumatra  Barat  : Randai  dan  Bakaba
Kalimantan :
Mamanda dan Tatayungan Bali
: Topeng  Arja, Topeng  Cupak, Topeng    Prembon.
Sulawesi : Sinrilli
Jawa Barat :
Longser, Sandiwara Sunda, Wayang Golek, Pantun Sunda, Bengbengberokan Bandung; Topeng Cirebon,
Wayang Kulit, Sintren, Kuda Kepang Cirebon;  Topeng Banjet, Odong-odong, Sisingaan Karawang dan
Subang; Topeng Cisalak Bogor, Wayang Bekasi Bekasi;  Masres, Kuda Lumping, Akrobat InTeateryu;
Uyeg Sukabumi, Manorek, Ronggeng Gunung, Surak Ibra Ciamis; Kuda Renggong, Lais, Sisingaan
Sumedang; Dodombaan Garut; Angklung Sered, Buncis Purwakarta; Ujungan, Sampyong Majalengka
186
Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
DKI Jakarta :
Lenong, Topeng Betawi, Samra dst Banten
: Debus, Ubrug, dst.
JawaTengah  : Srandul  Ketoprak, Wayang, Purwa,  Wayang
Orang  dan  jenis Wayang  lain. Jawa  Timur
: Teater  Ludruk, Topeng  Malangan, Ketoprak,
Kentrungan, Reog Ponorogo, Wayang Kulit, Topeng, Wayang Gambuh, Gambuh, Calanarang,
Teater Arja dst.
b.  Teater  Klasik Teater  Klasik  adalah  suatu perkembangan  seni  yang telah  mencapai
tingkat tinggi baik  teknis  maupun coraknya. Kemapanan dari  jenis  Teater Klasik ini sebagai  akibat dari  adanya pembinaan  yang terus  menerus dari
kalangan atas, seperti; Raja, bangsawan atau tingkat  sosial  lainnya. Oleh karena  itu  jenis  kesenian  klasik  kebanyakan  lahir  dilingkungan  istana
pusat kerajaan. Untuk jenis  teater  yang termasuk  klasik,  misalnya : Wayang  Golek Jawa  Barat; Wayang  Kulit  dan  Wayang Orang  Jawa
Tengah  dan  Jawa  Timur. Cara  pementasan  Teater Klasik sudah tidak sebebas  Teater  Rakyat. Teater Klasik  harus  menuruti aturan-aturan  etis
tata kesopanan dan  estetis nilai keindahan yang telah digariskan.
c.  Teater  Transisi Pada  dasarnya  jenis  Teater  Transisi  juga  bersumber  pada  Teater
Tradisional,  tetapi  gaya  pementasannya sudah  dipengaruhi oleh  Teater Barat.  Pengaruh  Teater  Barat  nampak  pada  tata cara penyajiannya.
Walaupun  pada Teater Transisi  masih  belum  setia   terhadap  naskah Teater, namun karena  tumbuhnya  dari  masyarakat  kota dan  banyak
dimainkan  oleh para pendatang, tidak  mencerminkan aspirasi rakyat secara utuh.
Jenis  Teater  Transisi pada  masa  awal, seperti  : Komedi  Stambul dan Sandiwara Dardanella. Teater  semacam  ini  lebih  disebut  “ Sandiwara “.
Sedangkan  Teater  Transisi  masa  sekarang  adalah  : Sandiwara  Srimulat Jawa Timur; Sandiwara  Sunda  Jawa Barat; Sandiwara  Bangsawan
Sumatra  Selatan  dan  Utara.
2.  Teater  Non Tradisional