Langkah-langkah Perencanaan non artistik

348 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK

a. Langkah-langkah Perencanaan non artistik

Rencana pergelaran Teater atau merencanakan kegiatan lainnya, biasanya diawali dengan suatu rapat atau pertemuan terbatas dengan agenda suatu program kegiatan yang akan dan harus dilaksanakan oleh lembaga atau sekolah atas kesepakatan bersama. 1 Pertemuan sekolah dan komite sekolah. Pertemuan untuk mufakat adalah suatu hal penting untuk dilakukan dalam memulai suatu kegiatan, terutama kegiatan yang telah diprogramkan. Pertemuan sekolah pun kepala sekolah dan guru-guru dengan komite sekolah merupakan agenda awal yang harus ditempuh di dalamnya perencanaan pergelaran Teater. Karena pergelaran Teater sebagai wahana aktivitas, kreativitas pembelajaran seni di sekolah tanpa melibatkan unsur- unsur pemegang kebijakan pendidikan di sekolah, guru kesenian atau bagian yang telah diprogramkan akan mengalami banyak kendala terutama dukungan moral dan material yang ber sumber dari peserta didik atau orang tua kebijakan komite sekolah. Sehingga akan berdampak pada persoalan teknis dan non teknis di lapangan. 2 Pembentukan Panitia Inti Pembentukan panitia inti dalam sebuah rencana kegiatan adalah hal penting untuk dilakukan. Dengan panitia ini yang terbentuk memudahkan suatu tindakan pengorganisasian selanjutnya. Panitia inti di dalam Teater, terdiri dari penunjukan atau pengangkatan posisi jabatan : Pimpinan Produksi dan Sutradara. Untuk jabatan Pimpinan Produksi dapat dipilih dari guru atau orang tua murid. Tetapi jabatan Sutradara harus dipilih dari guru bidang seni atau pelatih di luar sekolah dengan jaminan sebuah kesepakatan dan jelasan honorium. Hal ini dilakukan untuk menjaga hakekat pengelolaan atau manajemen yakni saling menguntung dan memahami rasa kebersamaan satu sama lain. 3 Penentuan Lakon Teater Dalam penentuan lakon atau naskah adalah tanggungjawab seorang sutradara atau koreografer dan diputuskan secara bersama dengan pertimbangan; Antara lain apakah sesuai atau tidak tematik lakon yang dibawakan dengan tingkat kemampuan anak dan sasaran penonton? Mengapa naskah atau lakon tersebut yang dipilih? Hal ini jelas harus memiliki alasan positip bagi kemajaun bersama dari peluang yang memungkinkan. Bagaimana merealisasikannya? Hal ini pun harus disesuaikan dengan kemampuan kekuatan yang dimiliki berupaya mencari peluang yang memungkinkan, biasanya benturannya masalah pendanaan. Pergelaran Teater, dapat diselenggarakan dalam lingkup yang besar, artinya 349 Seni Budaya melibatkan personal yang banyak dengan sejumlah proses latihan yang cukup panjang dan biaya yang dibutuhkan pun akan lain dengan pergelaran Teater dalam lingkup kecil. Tinggal milih satu dari dua yang memungkinkan. Sebaiknya, karena lingkupnya sekolah dan menyangkut pembelajaran dianjurkan yang sederhana saja tetapi peserta didik mendapat pengalaman berkesenian secara optimal. Pemilihan naskahlakon, diutamakan yang bermuatan kependidikan dan diperuntukan sesuai dengan tingkat perkembangan usia peserta didik dan kelas. Misalnya; lakon-lakon yang penuh dengan atikan ajaran mengandung nilai-nilai moral yang patut diteladani. Contohnya, Bebasari Roestam Effendi; Ken Arok dan Ken Dedes,Kalau Dewi Tara Sudah Berkata Muhamad Yamin; Airlangga, Kertajaya, Manusia Baru, Sandiyakala ning Majapahit, Sanoesi Pane; Lukisan Masa, Setahun Di Bedahulu, Nyi Lenggang Kancana Armijn Pane; Bangsacara dan Bangapadmi Ajirabas, dst. 4 Penyusunan Kepanitiaan Pengorganisasian dalam pergelaran Teater lebih pas dengan bentuk organisasi panitia, karena pola ini bersifat praktis dan tentatif sewaktu-waktu artinya panitia dibentuk sesuai dengan kapasitas kebutuhan dan dibentuk dan dibubarkan sesuai dengan batas waktu berakhir. Susunan panitia yang dapat dilakukan dalam pergelaran Teater di sekolah dapat mengikuti bagan struktur di bawah ini. 350 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Contoh Struktur Panitia Pergelaran Teater PELINDUNG PENASEHAT PENANGGUNGJAWAB PIMPINAN PRODUKSI SUTRADARA PENATA ARTISTIK CREW ARTISTIK SEKRETARIS BENDAHARA ARTIS PEMAIN SEKSI BIDANG SEKSI BIDANG SEKSI BIDANG SEKSI BIDANG SEKSI BIDANG

a. Pelindung