Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament TGT

1. Para siswa yang tergabung dalam satu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari suatu tim yang mempunyai tujuan bersama yang ingin dicapai. 2. Para siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok tersebut. 3. Untuk mencapai hasil maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalma mendiskusikan masalah yang dihadapi oleh kelompok. TIM MKPBM UPI 2001:217 menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan- temuan dalam bentuk tulisan. Tugas-tugas kelompok dapat memacu siswa untuk kerja sama, saling membantu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan- pengetahuan yang telah dimiliki. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam menumbuhkan sikap positif siswa terhadap matematika. Para siswa secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas siswa terhadap sulitnya matematika yang banyak dialami siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berorientasikan pada pembentukan kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dengan tujuan agar siswa-siswa yang tergabung dalam tiap-tiap kelompok dapat saling berbagi pengetahuan-pengetahuan baru yang dimiliki.

3. Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament TGT

Slavin dalam Narulita Yusron dkk, 2005:163 menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe team games tournament TGT sama dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD, hanya saja TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Secara ringkas TGT menggantikan kuis-kuis dengan turnamen yang berisikan pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Siswa akan mewakili timnya untuk memainkan turnamen bersama perwakilan tim lain yang sebelumnya tingkat kemampuan akdemiknya setara setara. Komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut : a. Presentasi Kelas Slavin dalam Narulita Yusron dkk, 2005:143 melanjutkan, sama seperti STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Materi disampaikan seperti pengajaran langsung yang biasa guru lakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit atau komponen pembelajaran kooperatif TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, games, dan skor kuis atau game tersebut menentukan skor tim mereka. b. Tim Slavin dalam Narulita Yusron dkk, 2005:144 juga menjelaskan bahwa tim belajar yang dibentuk terdiri dari empat atau lima siswa yang heterogen. Heterogen yang dimaksud siswa-siswa yang berada pada satu tim terdiri dari siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa mereka benar-benar belajar dan lebih khusus lagi adalah mempersiapkan MEJA TURNAMEN 1 MEJA TURNAMEN 2 MEJA TURNAMEN 3 MEJA TURNAMEN 4 TEAM A A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah TEAM B B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah TEAM C C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah anggotanya untuk menghadapi turnamen dengan baik. Tim akan membentuk rasa tanggung jawab kepala diri sendiri dan kelompoknya. c. Game Yang terpenting dalam TGT adalah game. Game tersebut terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim Slavin, dalam Narulita Yusron dkk, 2005:166. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. d. Turnamen Turnamen adalah sebuah kegiatan di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit pembelajaran, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan Slavin, dalam Narulita Yusron dkk, 2005:166. Pada turnamen pertama guru menunjuk siswa yang berada pada meja turnamen. Tiga siswa yang berprestasi tinggi ditempatkan pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Gambar 1 berikut mengilustrasikan hubungan antara tim yang heterogen dan meja turnamen yang homogen. Gambar 2.1 Ilustrasi Turnamen pada TGT Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada terunamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi, skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama, dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kemampuan tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya. e. Skor Kemajuan Individu Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberika kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal pada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja akademik sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. f. Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua pulh persen dari peringkat mereka.

B. Efektivitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang sisi datar limas kelas VIII-B SMP Budi Mulia Minggir Sleman tahun ajaran 2015/2016.

0 4 245

Efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) pada siswa kelas VII D di MTs Negeri Seyegan tahun ajaran 2011/2012.

0 2 284

Efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) pada siswa kelas VII D di MTs Negeri Seyegan tahun ajaran 2011 2012

0 0 282

Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) di kelas VIII A SMP Budi Mulia Minggir Sleman tahun ajaran 2012 2013 pada pokok bahasan bangun ruang prisma dan limas

0 2 169

RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT

15 251 13