1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pedagogi sebagai seni dan ilmu dalam mengajar mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Berdasarkan pengamatan peneliti pada 1 Mei 2010 di SD
Kanisius Wirobrajan saat probaling 2, guru cenderung menerapkan pembelajaran yang menitikberatkan pada pengalaman dan evaluasi. Murid
dijejali berbagai ilmu pengetahuan, kemudian harus di evaluasi secara tertulis dengan tuntutan KKM Kriteria Ketuntasan Minimum tertentu yang sudah
ditentukan sekolah. Murid diforsir untuk belajar secara teoritis, tanpa melihat nilai-nilai moral dan kehidupan. Pengajaran seperti itu pada akhirnya hanya
akan mencetak lulusan yang pintar dalam bidang akademik tanpa diimbangi dengan moralitas yang baik. Hal itu menjadi keprihatinan dalam dunia
pendidikan saat ini. Paradigma Pedagogi Reflektif diangkat dalam dunia pendidikan di
Indonesia sebagai angin segar yang membawa perubahan positif. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR yang mengandung lima langkah yaitu konteks,
pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi, membimbing siswa untuk menjadi manusia yang utuh dalam perkembangan kehidupannya di dunia ini.
Siswa dibimbing untuk mengembangkan diri dalam tiga ranah yaitu competence kompetensi yang utuh, conscience kepekaan dan ketajaman hati
nurani dan compassion bela rasa bagi sesama dalam pengalamannya. Pengalaman yang menunjukkan kegiatan kognitif dan afektif dalam
pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan refleksi sebagai ciri khas dalam PPR guna memperdalam makna dari sebuah pengalaman.
Penerapan PPR saat ini diharapkan dapat mengubah pola ajar guru selama ini yang hanya mengedepankan aspek akademik, sehingga tercipta lulusan
yang mengalami
perubahan pribadi
dan sosial.
2
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran di kelas
IVB SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. C.
Perumusan Masalah Dilandasi latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya, masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran di kelas IVB SD Kanisius Sorowajan semester genap Tahun
Pelajaran 2010 2011.
D. Batasan Pengertian
1. Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu pendekatan yang dilakukan pengajar untuk mendampingi siswanya dalam perkembangannya
baik dalam segi berpikir dan bertindak dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga siswa memiliki pribadi yang utuh dan manusiawi.
2. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang dan tersirat dalam rumusan masalah, masalah tentang pembelajaran yang hanya mengarah
pada satu aspek akademik, akan diatasi dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif yang mengarah
pada suatu keutuhan akademik dan non akademik, dan pelaksanaan pembelajarannya diusahakan sebanyak mungkin siswa terlibat.
3
E. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan pendekatan Paradigma Pedagogik Reflektif di SD Kanisius Sorowajan kelas
IVB semester genap Tahun Pelajaran 2010 2011. F.
Manfaat Manfaat penelitian:
1. Secara teoritis
Hasil penelitian tersebut dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran yang dapat membentuk keutuhan pribadi siswa terkait
dengan menerapkan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. 2.
Secara praktis a.
Bagi peneliti sendiri, dapat memberikan pengalaman yang berharga dalam mempelajari dan menerapkan pendekatan Paradigma
Pedagogi Reflektif
dalam pembelajaran,
sehingga dapat
menerapkannya saat menjadi guru. b.
Bagi rekan-rekan guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan inspirasi bahwa menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi
Reflektif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokokmata pelajaran yang disesuaikan.
c. Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitian ini dapat menambah
satu bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk teman-teman guru sebagai contoh skripsi studi deskriptif, tertama bagi yang masih
mengalami kesulitan dalam menyusun skripsi studi deskriptif melakukan; sedangkan bagi yang sudah bisa menyusun dapat
dijadikan sebagai bahan pembanding.
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA