SD Kanisius Sorowajan Analisis dan Pembahasan

23 2. Data Hasil Wawancara Data Hasil Wawancara terdiri dari wawancara Kepala Sekolah, Wali Kelas, Orang Tua, dan Siswa, yaitu: No. 1. Subyek Kepala Sekolah KS Tanggal 18 Mei 2011 28 Mei 2011 Waktu 13.36 WIB 15:38 menit 14.02 WIB 42 menit Tempat Ruang guru Ruang tamu 2. Wali Kelas IVB WK 26 Maret 2011 29 Maret 2011 29 April 2011 2 Mei 2011 11.31 WIB 13 menit 11.55 WIB 10 menit 10.01 WIB 18.21 menit 09.04 WIB 10 menit Ruang kelas dan Ruang TU. 3. Orang Tua murid OT 23 Mei 2011 24 Mei 2011 10.58 WIB 17 menit 16.04 WIB 14 menit Rumah orang tua murid. 4. Siswa kelas IVB S 24 Mei 2011 12.40 WIB 7 menit Ruang kelas lihat di lampiran 2, 3, 4, 5 3. Data Hasil Penerapan PPR oleh Peneliti Data Hasil Penerapan PPR oleh Peneliti terdiri dari mengajar menggunakan PPR sebanyak dua kali, yaitu: No. Mata Pelajaran Tanggal Waktu Materi 1. IPS 9 Mei 2011 09.20 - 10.40 WIB Masalah Sosial 2. PKN 16 Mei 2011 11.00 – 12.20 WIB Jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional lihat di lampiran 6

C. Analisis dan Pembahasan

1. SD Kanisius Sorowajan

a. Deskripsi Sekolah SD Kanisius Sorowajan beralamat di Jl. Sorowajan No.111, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta. Berdiri sejak tahun 1962. Sekolah ini adalah sebuah sekolah yang 24 mempunyai kelas paralel dari kelas 1-5 A dan B, kecuali kelas 6 hanya satu kelas. Terdiri dari seorang kepala sekolah BSbukan nama sebenarnya, 11 guru kelas, dua orang guru olah raga, seorang guru komputer, empat orang guru ekstrakurikuler tari, taekwondo, menyayi, karawitan, dan tiga orang petugas tata usaha, serta seorang satpam. Sekolah yang memiliki visi ”Menjadi pendidik anak Indonesia agar cerdas, berkarakter, peduli terhadap sesama dan lingkungan” dan misi ”Menyelenggarakan pendidikan sekolah dasar dan menengah yang berkualitas berlandaskan Paradigma Pedagogi Reflektif dan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra strategis” ini telah menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR sejak tahun 2008 dengan salah satu alasan sebagai berikut: pendidikan intelektual belaka ternyata tidak cukup berhasil membuat orang sukses dalam kehidupannya. Banyak orang pandai tetapi tidak sukses dan banyak juga yang kendati tidak menonjol di bidang pengetahuan, tapi sukses karir atau hidupnya. Sebelum penerapan PPR, di sekolah ini terlebih dahulu menerapkan pendidikan karakter MATIUS MANDIRI, AKTIF, TAAT, INOVATIF, ULET, SANTUN yang Multikultur dengan alasan bahwa pendidikan bukan hanya mengembangkan aspek intelektual saja, tetapi aspek yang lain juga dikembangkan, maka sekolah ini mencoba mengembangkan sekolah yang berwawasan lingkungan berbasis kearifan lokal yaitu dengan menerapkan pendekatan pendidikan karakter MATIUS yang Multikultur. Selayang Pandang SD K Sorowajan.2010. Untuk kebijakan penerapan PPR di SD K Sorowajan ini, sejauh pengamatan tidak ditemukan bagaimana bunyi kebijakan tersebut dan bukti dokumennya. Yayasan Kanisius mengambil keputusan bahwa untuk saat ini PPR merupakan pola pembelajaran yang terbaik. PPR merupakan keputusan yang final untuk dilaksanakan di sekolah-sekolah Katholik, khususnya di Yayasan Kanisius. 25 b. Guru Kelas IVB Penelitian ini difokuskan pada kelas IVB dengan wali kelas bernama R. Ibu R sudah mengajar di SD K Sorowajan selama satu setengah tahun. Sebelum ditempatkan di SD K Sorowajan, ia mengajar di SD K Demangan Baru. Ia tinggal bersama dengan orangtuanya karena masih berstatus lajang di daerah Samben RT 05Argomulyo Sedayu Bantul, Yogyakarta. Jenjang pendidikan yang ia tempuh semuanya berada di Yogyakarta, antara lain di “SD N Gunung Mulyo Sedayu 1993- 1998, SMP N Sedayu 1998-2001, SMA N 1 Godean 2001-2004, Universitas Sanata Dharma th. 2004- 2008” WK17-21260311. Ibu Roz ini memilih untuk jadi guru SD, walaupun ia lulusan dari Prodi Matematika karena arahan dari ibu kandungnya yang juga seorang guru sekolah dasar. Selain alasan tersebut, ia juga mempunyai keinginan yang kuat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pekerjaannya. c. Siswa Kelas IVB Subjek ketiga yaitu siswa kelas IVB SD K Sorowajan yang berjumlah 32 orang. Mereka berumur rata-rata 9-10 tahun. Jumlah siswa laki-laki 15 orang, sedangkan jumlah siswa perempuan yaitu 17 orang. Mereka mayoritas tinggal di sekitar lingkungan SDK Sorowajan. Latar belakang ekonomi keluarga cukup merata dari atas, menengah dan bawah, misalnya dokter, guru, buruh. Wawancara dilakukan kepada dua orang siswa yang dipilih secara acak yaitu K dan VR. Wawancara bertujuan untuk mengetahui dampak dari pendekatan pedagogi reflektif dalam setiap pembelajaran oleh Ibu R. d. Orang Tua Murid IVB Peneliti memilih secara acak subjek pendukung penelitian yaitu orang tua murid IVB, yang diwakili oleh bapak TT dan Ibu BD. Ibu BD adalah seorang kepala sekolah dari sebuah SMA swasta di Kabupaten 26 Bantul Yogyakarta. Suaminya adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Ibu BD cukup ramah dan terbuka dalam menceritakan anaknya K. K bukan anak kandung dari Ibu BD, ia mempunyai kelainan pada salah satu organ jantung tubuhnya yang membuat orang tua kandung tidak bisa merawatnya. Meskipun demikian, K tetap tumbuh sebagai gadis yang ceria di tengah orang tua dan kakak-kakaknya di rumah. Bapak TT adalah seorang guru olah raga di SD K Sorowajan. Dia mempunyai seorang istri dan dua orang anak R dan VR. Bapak TT sangat memperhatikan perkembangan anaknya, baik dalam sekolah maupun pergaulan di masyarakat.

2. Implementasi PPR