26
Bantul Yogyakarta. Suaminya adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Ibu BD cukup ramah dan terbuka dalam menceritakan
anaknya K. K bukan anak kandung dari Ibu BD, ia mempunyai kelainan pada salah satu organ jantung tubuhnya yang membuat orang tua
kandung tidak bisa merawatnya. Meskipun demikian, K tetap tumbuh sebagai gadis yang ceria di tengah orang tua dan kakak-kakaknya di
rumah. Bapak TT adalah seorang guru olah raga di SD K Sorowajan. Dia
mempunyai seorang istri dan dua orang anak R dan VR. Bapak TT sangat memperhatikan perkembangan anaknya, baik dalam sekolah
maupun pergaulan di masyarakat.
2. Implementasi PPR
Implementasi PPR di SD Kanisius Sorowajan belum optimal
diseluruh kelas dan di semua mata pelajaran. Hanya beberapa kelas saja yang sudah menerapkan PPR dalam pembelajarannya yaitu kelas IVB dan
VA. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, guru masih kesulitan dalam menerapkan PPR dalam pembelajaran. Selain karena
kurang mendapatkan pelatihan dan bimbingan, hal ini juga disebabkan karena hanya para guru yang mendapatkan pelatihan dan bimbingan PPR,
sehingga pemberian pelatihan dan bimbingan PPR kepada para guru tidak merata.
Dari pengamatan di kelas IVB, penerapan PPR sudah cukup maksimal. Guru telah menerapkan PPR dalam lima mata pelajaran pokok
yaitu IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika dan Pkn. Guru tidak menerapkan siklus utuh dalam setiap mata pelajaran, karena butuh banyak
waktu untuk menerima PPR yang merupakan sesuatu hal yang baru, sehingga tugas admisnistrasi guru menjadi semakin banyak serta RPP yang
berbeda dengan RPP yang lain telah menyita waktu berpikir guru. Maka untuk mengatasi kesulitan tersebut, para guru diberi sebuah pelatihan
27
khusus tentang PPR. Hasil yang didapat masih saja guru merasa bingung tentang penerapan PPR, karena sesuatu hal yang baru dibutuhkan proses
yang panjang untuk mempelajari serta menerapkannya. Walaupun tidak utuh penerapan tahapannya, yang terpenting adalah
kekhasan dari PPR itu sendiri yaitu refleksi dan aksi, karena refleksi dan aksi dapat dilakukan dalam setiap metode pembelajaran yang guru
gunakan. Hal yang dilakukan guru sudah baik, beliau masih berusaha menerapkan PPR sesuai dengan kemampuannya. Karena beliau
menginginkan anak didiknya berkembang secara utuh dan maksimal, baik dalam prestasi, moral, dan sikapnya. Maka sebaiknya, dalam hal ini guru
masih perlu banyak waktu untuk lebih memperdalam tentang PPR, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan PPR itu sendiri serta anak
didiknya dapat berkembang secara maksimal dan utuh.
Penerapan yang dilakukan oleh Ibu Ros telah memberikan dampak positif bagi siswanya. Sejauh pengamatan dan wawancara, siswa menjadi
lebih mandiri dan bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tugasnya, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan adanya PPR ini, siswa lebih
mudah untuk mengerti materi yang guru berikan, karena guru menggunakan alat peraga yang akan membuat siswa antusias mengikuti
pelajaran dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Nilai-nilai pelajaran siswa pun sebagian besar sudah melebihi KKM Kriteria Ketuntasan
Minimal. Namun tidak dipungkiri, masih ada sebagian kecil siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata.
3. Dampak PPR