menghindari atau memperkecil resiko kredit macet dengan membuat persetujuan kedua belah pihak dalam memberikan agunan yang sesuai
dengan prosedur permohonan. Bank BTN memiliki aktivitas pengendalian dalam melakukan proses ini, yaitu dengan pengendalian
komputer, dan pengendalian fisik. 8. Avianto Gunarso. 2012. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Sistem
Pengendalian Internal Perkreditan Pada PT. BTPN MUR Mitra Usaha Rakyat Tbk Cabang Pamanukan Tahun 2012.
Hasil analisis pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa prosedur pengajuan dan pemberian kredit sudah menggunakan langkah-langkah
yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan teori yang relevan. Penerapan sistem informasi akuntansi pemberian
kredit yang diterapkan oleh PT BTPN MUR Tbk cabang Pamanukan telah memadai sesuai dengan ketetapan yang diterapkan oleh BTPN di
mana telah dicapai efisiensi dan efektivitas, serta sudah memenuhi karakteristik sistem informasi akuntansi dan adanya unsur-unsur sistem
informasi akuntansi. 9. John Har Lubis. 2008. Analisis Proses Pemberian Kredit oleh Bank XYZ
Kasus CV. ABC di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menentukan dalam
pengajuan kredit oleh bank kepada calon nasabahdebitur ada beberapa aspek : Aspek Umum, meliputi jenis usahanya jelas, ada surat ijin
usahanya, mempunyai NPWP dan telah berpengalaman dalam menjalankan usahanya tersebut.
a. Aspek Manajemen, meliputi organisasi perusahaan, pihak-pihak
yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan key person, jumlah tenaga SDM dan tingkat pendidikan.
b. Aspek Pemasaran, meliputi pemasaran hasil usaha, kondisi
persaingan, terjaminnya sumber bahan bakubarang dagangan dan harga yang bersaing.
c. Aspek Teknis dan Produksi, meliputi fasilitas yang dimiliki dalam
menunjang kegiatan usaha dan hubungan dengan mitra usaha. d.
Aspek Keuangan, meliputi kondisi keuangan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dan peningkatan penurunan hasil penjualan.
e. Jaminanagunan yang diserahkan
Proses pemberian kredit oleh bank kepada calon debitur dimulai dari tahapan pengumpulan data, verifikasi, analisa kredit, persetujuan kredit,
pengikatan jaminan, dan pemantauan kredit. Dalam proses analisa kredit, disamping melakukan penilaian atas lima prinsip pemberian kredit 5C,
juga dilakukan analisa terhadap manajemen perusahaan dan analisa laporan keuangan berdasarkan Laporan Neraca dan Laporan LabaRugi
dengan melakukan analisa likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan apakah suatu kredit
layak diberikan dan besarnya kredit yang diberikan atau ditolak.
10. Nurul Latifah P. 2006. Akuntansi Untuk Koperasi Simpan Pinjam Atau Unit Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam yang ada dalam suatu Koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang bergerak dalam
penyaluran kredit dan penghimpunan dana yang memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan badan-badan usaha yang lain baik itu BKK,
BPR maupun lembaga keuangan lainnya. Koperasi memiliki ciri khas, yaitu kepemilikan oleh anggota, Modal Usaha dihimpun dari anggota,
setiap tahun diwajibkan menyelengarakan Rapat Anggota Tahunan RAT dan sebagainya. Meskipun demikian, dalam melaksanakan
kegiatan usaha haruslah profesional seperti layaknya badan–badan usaha yang lain, sehingga tuntutan kinerja yang efektif, efisien, kelayakan
usaha tetap harus dipenuhi. Untuk mendukung pencapaian profesionalitas tersebut dibutuhkan dukungan dari berbagai macam elemen yang
kondusif . Kaitannya dengan kinerja keuangan dalam suatu koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam, maka penerapan dan perlakuan
akuntansi yang tepat dapat dilakukan, bahkan wajib dilakukan hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan yang
berkaitan dengan berbagai pihak, baik ekstern maupun intern. Dokumen, jurnal, sumber modal, Kebijakan Penentuan Cadangan Risiko Pinjaman,
yang ada dalam koperasi bersifat eksklusif walaupun pada dasarnya harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia dan berpedoman pada standar
akuntansi keuangan SAK serta standar khusus akuntansi koperasi
SKAK. Penerapan Sistem Akuntansi di awali dari proses pencatatan bukti transaksi, membuat buku harian, memposting masing-masing
transaksi ke buku besar dan buku pembantu, pembuatan neraca lajur dan penyusunan laporan keuangan.
59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi kasus pada
CUKK. Studi kasus adalah suatu penelitian terhadap obyek tertentu untuk mengamati, menganalis dan mengevaluasi, serta memecahkan masalah yang
timbul sehingga kesimpulan yang diambil berdasar penelitian ini hanya berlaku terbatas bagi obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada Credit Union Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang, Jalan YC. Oevang Uray No.
3 Baning Kota Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. 2.
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2013.
C. Subyek Penelitian Subyek
penelitian adalah
pihak-pihak yang
dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Peran subyek penelitian adalah
memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti. Subjek penelitian pada CUKK adalah Manajer CUKK, bagian
perkreditan, bagian keuangan, dan bagian akuntansi.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem pemberian kredit pada CUKK.
E. Data yang diperlukan Data yang diperlukan adalah data-data yang diperlukan dalam penelitian di
CUKK. Data-data tersebut adalah gambaran umum, stuktur organisasi dan job description, bidang usaha koperasi, personalia, deskripsi kegiatan pokok,
jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit yang ada di CUKK, fungsi yang terkait dalam sistem pemberian kredit, dokumen yang
digunakan dalam sistem pemberian kredit, catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit, SOP Strandart Operasional Procedures
perkreditan, keuangan, tugas dewan pengurus dan manajemen, peraturan kepegawaian, dan POLJAK Pola Kebijakan Pengurus 2013.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung. Teknik pengumpulan data dengan
wawancara digunakan untuk mencari data tentang gambaran umum CUKK, deskripsi kegiatan pokok, prosedur pemberian kredit, bagian
yang terkait, dokumen, dan catatan akuntansi yang digunakan, serta bentuk bagan alir dokumen yang ada di CUKK. Daftar pertanyaan
wawancara terdapat pada Lampiran_ A1 halaman 193.
2. Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengutip data dari dokumen yang sudah ada di CUKK. Teknik dokumentasi ini digunakan dengan mengumpulkan dan memeriksa
dokumen dan catatan lain yang berkaitan dengan sistem pemberian kredit pada CUKK misalnya gambaran umum, dokumen, catatan akuntansi, dan
laporan yang digunakan. 3. Observasi
Menurut Jogiyanto 2004: 89, “Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan
perusahaan atau obyek data”. Pendekatan observasi berbeda dengan pendekatan komunikasi, karena pendekatan observasi tidak berinteraksi
secara langsung dengan obyek datanya, tetapi hanya mengobservasi saja misalnya dengan melihat pelayanan karyawan dalam melayani calon
peminjam. Teknik ini digunakan untuk mengungkap data-data yang belum dapat diperoleh selama wawancara dilakukan.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yaitu dikemukakannya prinsip teoristis dan gambaran mengenai objek penelitian serta penyajian dari hasil penelitian.
Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah, mengenai apakah sistem pemberian kredit pada CUKK telah sesuai dengan teori, penulis akan
menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Langkah yang pertama melakukan analisis dengan mendeskripsikan
sistem pemberian kredit yang ada di CUKK meliputi: a.
Deskripsi kegiatan pokok, b.
Bagian yang terkait, c.
Dokumen yang digunakan, d.
Catatan akuntansi yang digunakan, e.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit yang ada,
Hal ini dilakukan dengan cara dokumentasi, wawacara dan observasi terhadap pihak-pihak dan karyawan yang terkait dalam sistem pemberian
kredit di CUKK. 2.
Langkah kedua adalah membandingkan sistem pemberian kredit pada CUKK dengan kajian teori yang ada. Untuk membantu dalam
membandingkan, penulis menggunakan bantuan tabel pembanding antara teori dan hasil temuan lapangan. Teori sistem pemberian kredit yang
digunakan sebagai pembanding diambil dari Tohar 2000: 107-111, 161- 186, Anwari 1981: 31-59, Elias Abad 2006: 31-42, Suyatno 2003:
79-81, dan Mulyadi 2001: 165-172 antara lain meliputi: a.
Adanya bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit, yaitu bagian pembahas kredit, bagian pelaksana kredit, bagian administrasi
kredit, bagian keuangan, dan bagian pembukuan. b.
Adanya dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit, yaitu surat permohonan kredit, surat penyertaan jaminan, evaluasi
permohonan pinjaman, keputusan pinjaman, surat perjanjian pinjaman, memorandum kredit, surat pemberitahuan persetujuan
kredit, surat penolakan, bukti penerimaan uang, dan bukti pengeluaran uang.
c. Adanya catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit, yaitu buku harian kas dan jurnal beserta kartu pinjaman
anggota. d. Adanya jaringan prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit,
yaitu prosedur permohonan kredit, prosedur evaluasi pemberian kredit, prosedur keputusan pemberian kredit, prosedur perjanjian
kredit, dan prosedur pencairan kredit. e. Adanya sistem pengendalian intern
1 Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas. 2
Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,
utang, pendapatan, dan biaya. 3
Adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4 Adanya
karyawan yang
mutunya sesuai
dengan tanggungjawabnya.