Sistem Pemberian Kredit LANDASAN TEORI
BAGAN ORGANISASI BIDANG PERKREDITAN Sebagian
Gambar 2.1 Bagian Organisasi Bidang Perkreditan Sebagian
Sumber: Anwari 1981: 35
Menurut Anwari 1981: 59 selain tiga unit organisasi di atas, yang berkaitan dengan kegiatan perkreditan, adapula unit organisasi lain
yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara lain: a
Bagian Keuangan Bagian ini bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan
tentang pencairan kredit yang meliputi: menerima data-data berupa surat pemberitahuan berlakunya pengikatan perjanjian
kredit dari bagian administrasi kredit, diteliti kebenarannya, apabila tidak terdapat kelainan maka disiapkan uang tunai untuk
dibayarkan kepada debitur, menerima bukti pengeluaran uang PERKREDITAN
PEMBAHAS KREDIT
DST.NYA TIM-3
TIM-2 TIM-1
PELAKSANA KREDIT
DST.NYA
TIM KRED.MACET
TIM-2 TIM-1
ADMINISTRASI KREDIT
ADMINISTRASI REALISASI
DAN LAPORAN
HUKUM DAN
AGUNAN
setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti bahwa uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai jumlahnya,
meneruskan bukti pengeluaran uang kepada bagian pembukuan. b
Bagian Pembukuan Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi yang
nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya meliputi: menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari bagian
keuangan, melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas, membukukan
transaksi keuangan ke dalam buku harian. b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar 2000: 107-108, prosedur peminjaman kredit adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam mengelola
permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Berikut adalah jaringan prosedur pemberian
kredit: 1 Prosedur Permohonan Kredit
Menurut Tohar 2000: 108, permohonan kredit pada
umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan
pinjaman yang telah tersedia dan petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon peminjam dalam pengisian
formulir.
Menurut Elias 2006: 31, dalam tahap persiapan kredit permohonan kredit ini adalah tahap untuk mengetahui informasi
dasar antara calon peminjam atau anggota dengan Kopdit Koperasi Kredit, terutama calon peminjam yang baru pertama
kali mengajukan kredit kepada Kopdit, biasanya dilakukan melalui wawancara atau percakapan-percakapan ringan. Informasi
secara global bisa diberikan oleh staf Kopdit antara lain tentang prosedur dan tatacara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat
untuk memperoleh pinjaman. Dari pihak anggota diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal
yang diperlukan pihak Kopdit, misalnya keadaan usaha dari anggota, surat-surat penting Surat Ijin Usaha Perdagangan, Ijin
Menguasai Barang, NPWP, Sertifikat Tanah, dll. Wawancara biasanya dilakukan setelah mengisi surat permohonan pinjaman,
namun banyak juga praktek sebelum mengisi permohonan pinjaman anggota langsung datang untuk wawancara mengenai
hal-hal yang perlu disiapkan. 2 Prosedur Evaluasi atau Analisis Kredit
Menurut Tohar 2000: 108-110, fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana
kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman
tersebut. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut:
a Melakukan Interview pada Calon Peminjam
Ada empat tujuan dari interview atau tanya jawab, yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit
menguasai kegiatan usahanya, untuk meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima, untuk mengenal
lebih dekat pribadi sifat serta watak dari calon peminjam, serta untuk mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam
seperti latar
belakang kehidupan,
pendidikan, dan
pengalaman usaha. b Melaksanakan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak mengenai reputasi dan kondisi calon
peminjam, hubungan dengan pemberi kredit, bank, atau koperasi lain dan kondisinya sampai saat ini, serta penilaian
dari teman atau rekan usaha, atau tetangganya. c Melakukan Peninjauan ke Tempat Usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat dan jenis usaha calon peminjam benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna
melihat sampai sejauh mana perkembangannya. Dalam peninjauan secara langsung ini, perlu diperhatikan kondisi
lokasi usaha misalnya pertanian, perdagangan, fasilitas yang
mendukung kegiatan tersebut, serta penilaian terhadap barang jaminan yang tercantum dalam surat pernyataan jaminan dari
calon peminjam. Menurut Tohar 2000: 110, terdapat aspek-aspek yang
perlu dievaluasi terhadap calon peminjam dikenal dengan sebutan 5 C, yaitu Charakter atau pribadi si peminjam tentang
bagaimana kejujurannya, Capacity atau kemampuan untuk mengembalikan
kreditnya, Capital
atau bagaimana
penggunaan modal atas pinjaman tersebut, Collateral atau bagaimana jaminan atau kekayaan sebagai jaminan kredit, dan
Condition of economy seperti inflasi,
serta peraturan
pemerintah yang ada. Menurut Elias 2006: 34, dalam prosedur analisis kredit ini
diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi
pinjaman adalah mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh anggota dan mencatat hal-hal yang penting,
membicarakan dengan anggota rencana penggunaan pinjaman, menyampaikan syarat-syarat pinjaman secara jelas dan
terbuka, menggali
potensi anggota
sehingga dapat
menggunakan sumber daya dengan efektif, dan melakukan observasi.
3 Prosedur Keputusan Pinjaman Menurut Tohar 2000: 110-111, keputusan pinjaman ini berisi
hal-hal sebagai berikut: Pertama, setiap permohonan harus memperoleh wewenang dari pengurus. Kedua, manajer simpan
pinjam dalam mengambil keputusan, mempergunakan dua bahan pertimbangan sebagai berikut:
a Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari
pengurus kelompok. b
Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.
Ketiga, ketentuan-ketentuan peminjam yang telah ditulis pada lembaran evaluasi yang memuat: jumlah pinjaman yang disetujui,
penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, serta jaminan pinjaman. Keempat, setiap
keputusan yang diambil harus ditandatangani manajer koperasi simpan pinjam yang bersangkutan.
Menurut Elias 2006: 35, dalam tahap keputusan pinjaman berdasarkan hasil analisis kredit, maka Kopdit lewat yang
berwenang memberikan keputusan kredit pada Kopdit panitia kredit atau Manager dapat memberikan keputusan apakah kredit
tersebut feasible diberikan atau ditolak. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat penolakan dengan
bahasa yang diplomatis namun dapat memberikan pemahaman
yang cukup jelas. Apabila permohonan pinjaman tersebut layak dikabulkan maka segera dibuatkan surat keputusan kredit dengan
beberapa persyaratan tertentu. Yang memberikan keputusan adalah panitia kredit versi Kopdit atau pejabat yang ditunjuk.
Dalam kasus tertentu dan jumlah kredit tertentu besar dapat melibatkan pejabat yang lebih tinggi bahkan di bank dapat
melibatkan Direktur utama dan atau Komisaris Bank. 4 Prosedur Perjanjian Pinjaman
Menurut Tohar 2000: 111, ada beberapa hal yang terdapat dalam perjanjian pinjaman antara lain: perjanjian pinjaman
merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan, penandatanganan perjanjian pinjaman baru dapat dilakukan
setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi, perjanjian pinjaman yang dilaksanakan tersebut meliputi surat perjanjian
pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak, surat perjanjian yang asli harus disimpan pada koperasi, penandatanganan
perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi, copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam, aslinya ada pada kantor koperasi.
5 Prosedur Pencairan Pinjaman Menurut Tohar 2000: 111, pencairan pinjaman merupakan
tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua
sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Kuitansi yang asli pada
kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberiakan secara tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam bentuk lain.
Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut. Uraian tentang prosedur peminjaman di atas dapat diringkas dengan bagan
mekanisme prosedur peminjaman pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Mekanisme Prosedur Peminjam
Sumber: Tohar 2000: 112
Awal Anggota Peminjam
Terima Permohonan Menunjukkan Permohonan ke Koperasi atau Kelompok
Bendahara Mengeluarkan Uang Teliti Pengisian Formulir Surat Permohonan Pinjaman
Unit Simpan Pinjam Koperasi dan Kelompok
Evaluasi Permohonan Pinjaman Melakukan Interview dengan Calon Peminjam
Surat
Permohonan
Pinjaman
Beri Jumlah Pinjaman yang Disetujui Ke Anggota Peminjam
Bagian Kas Unit Simpan Pinjam KoperasiBendahara, Menyediakan Uang Kredit
Pencairan Jaminan Buat Surat Pengikatan Jaminan
Manajer Kredit dan Pengurus Kelompok Memberitahukan Penolakan Pinjaman
Permohonan Disetujui
Manajer Kredit dan Pengurus Kelompok Mengambil Keputusan Pinjaman Manajer Kredit Unit SP dan Pembina Lapangan dan Pengurus Kelompok Membahas Permohonan
Pinjaman dan Hasil-Hasil Evaluasi Permohonan Pinjaman Peninjauan dan Penelitian Usaha Calon Peminjam Bila Perlu
Anggota peminjam DITOLAK
c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit. Menurut Tohar 2000: 161-186, adapun dokumen yang digunakan
dalam sistem pemberian kredit meliputi: 1
Memorandum kredit surat perintah pencairan kredit adalah dokumen yang digunakan oleh bagian analisa atau pelaksana
kredit kepada bagian administrasi kredit untuk membuka fasilitas kredit yang diberikan kepada calon debitur yang bersangkutan.
Contoh format memorandum kredit dapat dilihat pada Lampiran- _B1 halaman 195.
2 Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang
ditujukan kepada calon peminjam berisi informasi permohonan kredit yang disetujui untuk dicairkan beserta syarat perjanjian
kredit lainnya. Menurut Suyatno 2003: 80-81, surat penegasan surat pemberitahuan persetujuan kredit dibuat sebanyak lima
rangkap. a
Asli dan lembar kedua duplikat dikirim kepada nasabah. b
Lembar kedua duplikat setelah ditandatangani oleh nasabah dikembalikan kepada bank sebagai tanda persetujuan atas
syarat-syarat penyediaan fasilitas kredit. Lembar kedua tersebut setelah diterima kembali dari nasabah, kemudian
disimpan pada berkas khusus map warkat-warkat kredit.
c Lembar ketiga dikirim sebagai tembusan untuk Direksi, bersama-sama dengan perjanjian kredit dan salinan akte
pengikatan jaminan. d Lembar keempat untuk berkas surat menurut seri.
e Lembar kelima untuk berkas per nasabah yang merupakan arsip harian bagian kredit.
f Apabila diperlukan copy tambahan untuk tembusan kepada biro bagian atau seksi lain, dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan. Contoh format surat pemberitahuan persetujuan kredit dapat
dilihat pada Lampiran_B2 halaman 196. 3
Bukti penerimaan uang adalah dokumen untuk mencatat setiap penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya penerimaan
simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan lain sebagainya. Contoh format bukti penerimaan uang dapat dilihat pada
Lampiran_B3 halaman 198. 4
Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat setiap pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan oleh anggota,
pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain sebagainya. Contoh format bukti pengeluaran uang dapat dilihat pada Lampiran_B4
halaman 198. 5
Evaluasi permohonan pinjaman penilaian kredit merupakan hasil analisis dari data yang diperoleh dari wawancara ataupun
dengan survey untuk selanjutnya diajukan ke direksi atau pihak yang
berwenang memberikan
keputusan kredit
untuk mendapatkan keputusan kredit. Contoh format evaluasi
permohonan pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B5 halaman 199.
6 Surat penyertaan tentang jaminan adalah dokumen yang dibuat
untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan kredit. Contoh format surat penyertaan tentang jaminan dapat
dilihat pada Lampiran_B6 halaman 201. Menurut Elias Abat 2006: 27-41, dokumen-dokumen yang
digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah sebagai berikut 1 Surat permohonan pinjaman adalah surat yang berisi permohonan
baru untuk mendapatkan satu jenis fasilitas kredit. Contoh format surat permohonan pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B7
halaman 217. 2
Surat perjanjian pinjaman merupakan surat yang memuat perjanjian pinjaman uang antara koperasi dengan anggotanya
serta berisi syarat-syarat dan ketentuan kredit yang berlaku. Contoh format surat perjanjian pinjaman dapat dilihat pada
Lampiran_B9 halaman 220. 3
Surat penolakan adalah surat yang ditujukan kepada anggota yang berisi tentang alasan penolakan kredit yang diajukan oleh
anggota. Menurut Suyatno 2003: 79, surat penolakan dibuat dalam rangkap tiga.
a Asli dikirimkan kepada pemohon.
b Lembar kedua beserta copy salinan, surat permohonan
nasabah dikirim ke direksi. c
Lembar ketiga untuk arsip bagian kredit atau kantor cabang. Contoh format surat penolakan dapat dilihat pada Lampiran_B10
halaman 223. d. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar 2000: 162-163, adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:
1 Buku Harian KasBank. Buku harian kasbank yang juga berfungsi sebagai buku jurnal
yang terdiri dari 16 kolom antara lain sebagai berikut: kas, bank, simpanan anggota, pinjaman anggota, rekening kelompok, bunga,
dan lain-lain. Contoh format buku harian kas atau bank dapat dilihat pada Lampiran_B halaman 226.
2 Buku Besar. Buku Besar dapat terdiri dari lembaran kartu-kartu. Kartu-
kartu ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan khusus,
dan pinjaman anggota. Namun berhubungan dengan sistem pemberian kredit yaitu kartu pinjaman anggota. Kartu pinjaman
anggota adalah suatu catatan yang memuat rincian pinjaman yang diberikan kepada anggota dalam rangka penambahan modal
usaha, konsumtif, dan lain-lain. Kartu pinjaman selain digunakan untuk pencatatan pokok pinjaman, juga berfungsi untuk
perhitungan bunga pinjaman. Contoh kartu-kartu yang digunakan dalam sistem pemberian kredit dapat dilihat pada Gambar 2.3,
Gambar 2.4, Gambar 2.5, dan Gambar 2.6.
Gambar 2.3 Contoh Format Kartu Pinjaman
Sumber: Tohar 2000: 168
Gambar 2.4 Contoh Format Kartu Simpanan Wajib
Sumber: Tohar 2000: 166
Gambar 2.5 Contoh Format Kartu Simpanan Sukarela
Sumber: Tohar 2000:167
Gambar 2.6 Contoh Format Kartu Simpanan Khusus
Sumber: Tohar 2000:167
3 Jurnal Umum. Selain dua catatan akuntansi di atas, menurut Anwari 1981:
59 catatan akuntansi yang juga digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah jurnal umum. Jurnal umum digunakan
untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Contoh jurnal umum dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Jurnal Umum
Halaman: Tanggal
Keterangan Nomor
Bukti Nomor
Rekening Debit
Kredit
Gambar 2.7 Contoh Format Jurnal Umum
Sumber: Mulyadi 2001:102
3. Sistem Pengendalian Intern. Menurut Mulyadi 2001: 163, sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi 2001: 164-172, unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
didasarkan pada prinsip-prinsip, harus dipisahkan fungsi-fungsi
operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan
misalnya pembelian, dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dalam lingkungan pengolahan data elektronik, pemisahan tugas akan berbeda dengan lingkungan manual. Menurut Singleton 2007:
35, pemisahan tugas dalam lingkungan pengolahan data elektronik tidak sama dengan yang terdapat dalam lingkungan manual. Program
komputer biasanya melakukan berbagai pekerjaan yang dianggap tidak kompatibel dalam sistem manual. Contohnya sebuah program
dapat saja menjadi penanggung jawab satu-satunya atas fungsi-fungsi otorisasi, operasi, dan juga akuntansi. Beberapa alasan mengapa
beberapa tugas dalam kegiatan manual tidak dipisahkan dalam lingkungan teknologi informasi. Pemisahan itu tidak efisien,
berlawanan dengan tujuan otomatisasi, dan secara operasional tidak berguna untuk memisahkan pekerjaan yang tidak kompitibel ke
beberapa program yang berbeda hanya untuk meniru prosedur manual yang tradisional.
Alasan untuk pemisahan tugas dalam lingkungan manual adalah untuk mengendalikan beberapa aspek negatif perilaku manusia.
Manusia melakukan kesalahan dan penipuan. Pemisahan tugas membantu mencegah dan mendeteksi tindakan semacam itu.
Komputer tidak melakukan kesalahan dan penipuan. Kebanyakan dari
hal tersebut sebagai kesahalan komputer sebenarnya adalah kesalahan pemogram, yang pada kenyataannya merupakan kesalahan manusia.
Karena komputer memiliki integritas yang tidak dapat diragukan, tidak ada komputer yang pernah melakukan penipuan kecuali jika
diprogram demikian oleh seseorang. Menurut Mulyadi 2000: 182-184, pengendalian intern akuntansi
dalam lingkungan pengolahan data elektronik dalam sistem komputer, fungsi-fungsi otorisasi, operasi, dan akuntansi seringkali digabung
dalam wujud program komputer. Untuk menciptakan sistem pengendalian intern dalam lingkungan pengolahan data elektronik,
yang fungsi otorisasinya dan fungsi akuntansinya dimasukkan dalam program komputer, perlu diadakan pemisahan fungsi-fungsi sebagai
berikut: 1
Fungsi perancangan dan penyusunan program. 2
Fungsi operasi fasilitas pengolahan data. 3
Fungsi penyimpanan program dan kepustakaan. Pemisahan ketiga fungsi tersebut sistem harus dilakukan dalam
lingkungan pengolahan data elektronik karena: 1
Pemisahan ini akan menciptakan pengecekan silang terhadap ketelitian dan kepantasan perubahan yang dimasukkan ke dalam
sistem.
2 Pemisahan ini dapat mencegah karyawan operator komputer
melakukan perubahan terhadap program tanpa ijin dan tanpa pengujian sebelumnya.
3 Pemisahan ini dapat mencegah akses terhadap komputer oleh
bukan karyawan, operator komputer, dan oleh bagian lain yang tahu mengenai sistem.
4 Pemisahan ini akan mendorong efisiensi karena setiap fungsi itu
memerlukan kemampuan, latihan, dan keahlian yang berbeda dalam melaksanakan kegiatannya.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi yang ada dalam organisasi, hanya terjadi atas
dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
1 Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
2 Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak
teratur.
3 Setiap transaksi tidak boleh dilaksankan dari awal oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang lain
atau unit lain. 4 Perputaran jabatan job rotation. Perputaran jabatan yang
dilakukan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara
mereka dapat dihindari. 5 Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.
6 Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya. 7 Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. d.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk
mendorong praktik yang sehat, semua sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
Menurut Tugiman 2006: 10, pengendalian intern terdiri dari lima komponen, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengandalian merupakan suatu tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap keseluruhan top manajemen,
direktur dan pemilik suatu perusahaan terhadap pengendalian dan pentingnya bagi perusahaan. Lingkungan pengendalian yang baik
mencerminkan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, aktivitas para manajer, filosofi dan gaya kepemimpinan,
pembagian wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, kebijakan dan praktik manajemen dan personalia.
b. Penilaian Risiko Manajemen
Penilaian risiko manajemen merupakan identifikasi, menganalisis, mengelola berbagai risiko di dalam organisasi atau perusahaan dan
dihubungkan dengan tujuan perusahaan. c.
Sistem Komunikasi dan Informasi Sistem komunikasi dan informasi yang memungkinkan orang
dalam organisasi untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan, dan mengendalikan
operasi. Misalnya, memperoleh informasi internal dan ekternal untuk diolah dan disajikan kepada manajemen.
d. Aktivitas Pengendalian
Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur kontrol untuk meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
risiko benar-benar dilaksanakan. Misalnya dalam sarana dan
kelengkapan organisasi serta peraturan dan tanggung jawab dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.
e. Pemantauan
Pemantauan merupakan pengawasan oleh manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk atas pelaksanaan tugas sebagai penilaian terhadap
kualitas dan efektifitas sistem pengendalian intern. 4. Gambaran Proses Pemberian Kredit
Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union 1973: 47-48,
menyatakan bahwa CU hanya memberikan pinjaman kepada anggota yang memiliki simpanan pada CU yang bersangkutan, melakukan
penyimpanan secara terus-menerus, dan tidak mempunyai tunggakan pinjaman. Anggota yang mengajukan pinjaman terlebih dahulu mengisi
formulir permohonan pinjaman dengan menyertakan keterangan- keterangan tentang jumlah yang akan dipinjam, lamanya pinjaman, dan
jaminan yang ada. Menurut Tohar 2006: 108, permohonan kredit dilakukan dengan
pengisian formulir oleh calon peminjam dengan bantuan dan bimbingan petugas. Menurut Elias 2006: 31, permohonan kredit merupakan
tahapan dimana anggota yang mengajukan pinjaman mengisi surat permohonan pinjaman dan memberikan surat-surat penting Surat Ijin
Usaha Perdagangan, Ijin Menguasai Barang, NPWP, Sertifikat Tanah. Dalam permohonan kredit ini staf Kopdit melakukan wawancara atau
berupa percakapan-percakapan ringan dengan anggota yang mengajukan pinjaman. Staf Kopdit akan memberikan informasi secara global
mengenai prosedur, atau tata cara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman.
Jaminan pinjaman yang paling utama di dalam CU adalah nama baik si peminjam itu sendiri. Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang
berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union 1973: 48-49, untuk menilai itikad baik si peminjam panitia kredit bisa
berpegang pada “TUKKEPPAR”, yaitu: a.
“T’ Tujuan pinjaman, b.
”K” Kerajinan menabung, c.
“K” Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, d.
“P” Prestasi dalam mengembalikan pinjaman-pinjamannya yang lalu,
e. “PAR” Partisispasi anggota tersebut di dalam pertemuan-pertemuan
dan aktivitas CU lainnya. Disamping itu harus ada dua orang penjamin sebagai jaminan
terhadap pinjaman seorang anggota. Penjamin-penjamin ini ikut
bertanggungjawab terhadap pinjaman teman anggota yang dijaminnya dan tabungan mereka ikut dijamin sebagai jaminan.
Proses pemberian kredit yang kedua adalah evaluasi atau analisis kredit. Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang
Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union 1973: 29-30, menyatakan fungsi utama dari evaluasi dan analisis pinjaman adalah
untuk mempelajari latar belakang si pemohon seperti bagaimana itikad baiknya, keadaan keuangannya, jaminan yang dapat diberikan olehnya,
kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, dalam keseluruhan, dan tepat pada waktunya. Selain itu juga harus diselidiki tujuan pinjamannya
dan apakah pinjaman tersebut benar-benar dibutuhkan oleh si pemohon. Menurut Tohar 2000: 108, fungsi utama dari evaluasi atau analisis
pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan
peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis kredit adalah melakukan wawancara dengan
calon peminjam, melaksanakan penelitian, dan melakukan peninjauan ke tempat usaha. Menurut Elias 2006: 34, dalam tahap ini diadakan
penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Evaluasi dilakukan dengan menjelaskan syarat-syarat secara jelas dan terbuka,
membicarakan berasama anggota rencana penggunaan pinjaman, dan melakukan observasi.
Proses pengajuan kredit ketiga adalah keputusan pinjaman. Menurut Tohar 2000: 110-111, dalam keputusan pinjaman ini setiap surat
permohonan pinjaman sudah mendapat wewenang dari pengurus koperasi. Manager akan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis
kredit yang telah dilakukan pada proses pengajuan kredit sebelumnya dan berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam. Lembaran evaluasi harus memuat jumlah pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga
pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, dan jaminan pinjaman. Setiap keputusan yang diambil harus ditandatangani oleh manager simpan
pinjam koperasi yang bersangkutan. Menurut Elias 2006: 35, dalam keputusan pinjaman Kopdit akan
memberikan keputusan kredit berdasarkan hasil analisis kredit. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat
penolakan dengan bahasa yang diplomatis namun dapat memberikan pemahaman yang cukup jelas. Apabila permohonan pinjaman tersebut
layak dikabulkan maka dilanjutkan dengan proses pemberian kredit selanjutnya.
Proses pemberian kredit yang keempat adalah perjanjian pinjaman. Menurut Tohar 2000: 111, perjanjian pinjaman harus dilaksanakan
sebelum kredit dicairkan ditandatangani setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi dan penandatanganan tersebut dilakukan di
koperasi. Selain surat perjanjian pinjaman juga harus dicantumkan surat
kuasa menjual memindah hak, dan surat perjanjian pinjaman harus disimpan di koperasi sedangkan rangkapannya diberikan kepada
peminjam. Menurut Elias 2006: 37, tahap ini adalah tahap dimana kedua belah pihak bersepakat untuk menandatangani perjanjian kredit
setelah isi perjanjian tersebut dibaca secara seksama oleh kedua belah pihak. Surat perjanjian pinjaman harus dilengkapi dengan pengikatan
jaminan baik berupa hak tanggungan maupun Fiducia F.E.O. Proses kredit yang terakhir adalah pencairan pinjaman. Menurut
Tohar 2000: 111, pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus
menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Kuitansi yang asli pada kasir, copy-nya untuk si peminjam.
Pinjaman ini diberiakan secara tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya
secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.