Evaluasi sistem pemberian kredit : studi kasus pada Credit Union Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Agata Rosa Pebriani NIM: 092114064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus pada Credit UnionKeling Kumang Tempat Pelayanan

Rumah Punyong Baning Sintang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Agata Rosa Pebriani

NIM: 092114064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

S

kriPsi

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN TNNOTT

studi Kasus

p*dt

crcdit lJnio*

Iftling

Kumang Tempat Pelayanan

Rumah PunYong Baning Sintang

Pembirobing


(4)

Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota

Skripsi

EVALUASI SISTEM PBMBERIAN KREDIT

Studi Kasus pada Credit Union Keling Kumang Tempat Pelayanan

Rumah Punyong Baning Sintang

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Agata Rosa Petrriani

NIM:

092114464

Telah Dipertahankan didepan Dewan Penguji

Pada Tanggal 30 Agustus 20i3

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap

Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si.

Lisia Apriani, S.E.,M. Si.,Akt.,QIA.

Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt.

Dr. FA. Joko Siswanto, M.M.,Akt.,QIA. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si.


(5)

iv

Halaman Motto

What I do you cannot do; but what you do, I cannot do. The needs are

great, and none of us, including me, ever do great things. But we can all do

small things, with great love, and together we can do something wonderful.”

-Mother

Teresa-

“If you judge people, you have no time to love them.” -Mother

Teresa-

If you always see the negative side of things, eventually that's all there is.

Always look for the positive no matter how small.

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal

yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak. -Aldus

Huxley-

Do not give up, the beginning is always the hardest.

Minta pada Tuhan Untuk memegang tanganmu saat engakau takut, maka

dia akan memelukmu dengan erat, karena Tuhan memberi lebih banyak dari

yang kita butuhkan.


(6)

v

Skripsi ini Kupersembahkan untuk:

TRI TUNGGAL MAHA KUDUS yang senantiasa

memberkatiku selama mengerjakan Skripsi,

Ibuku Tercinta Solena Limbung yang selalu menyemangatiku

dengan kasih sayangnya yang tak terhingga dan Ayahku

Tercinta Stevanus yang selalu menjadi inspirasiku walaupun

Ayah sudah tenang di alam sana, aku yakin doaMu selalu

menyertaiku. Ayah adalah malaikatku.

Abang dan Kakak ku tercinta, Bg Mateus Julvensi dan Kak

Silvia Lili Harwina; Bg Petrus Meitsima dan Kak Fransiska

Eka; serta Kak Elnovera dan Bg Herman, yang selalu

menyayangiku, mendoakanku dan memberikan semangat

demi keberhasilanku.

Untuk keempat keponakanku tercinta, para malaikat kecil

Mario, Queensa, Crisan, dan Zeno yang sangat aku rindukan.

Mama dan Bapak angkatku, Nadeh dan Saleh, yang telah

menyelamatkanku, tanpa kalian, aku tak akan pernah ada di

Dunia ini sampai sekarang.

Kak Maria, Kak Yul, Almarhum Kak Ayang, Risa, Bg Riki,

terima kasih atas bantuannya selama ini.

Sahabat TerdekatKu Kristoforus Orlando, yang selalu

memberikan semangat dan memotivasiku saat aku putus asa.

Credit Union

Keling Kumang TP Rumah Punyong Sintang,

atas ijinnya untuk melakukan penelitian.

Para Dosen FE yang selalu membantuku selama menempuh

studi di Sanata Dharma.

Sahabatku baikku Yunita Astika Wati, Veny Tabi, Yovita

Ratnasari Massora, Mellyana OK, Susana Nugrahani, Sydney

G.M, Angel, Anil Sharma, dan teman-teman akuntansi

angkatan 2009.

Kak Fransiska Vina Wijayanti, atas bantuannya dan bersedia

membalas SMS dan itu sangat membantu.


(7)

vi

A beardy hairy teacher, Pak Nicko terima kasih atas motivasi

dan nasehatnya.

Terima kasih untuk Teman-teman PSFE USD karena sudah

mau belajar bersama.

Sahabat lama ku, Katarina Bakang Maran, Silviana Miarly,

Lidia, Jiki, Santo Ulbadus, Cintami, Ela, Oliv, Orin, dan

teman-teman yang lain, yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.


(8)

T]NTVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUS$I AKT'NTAI\ISI-PROGRAM STUDI AKI]NTANSI

PERNYATA}-I KEASLIA}I KARYA TULIS SKRIPSI

Yang be(andatangan dibawah

ini,

saya menyatakan bahwa skripsi dengan

judul:

EYALUASI SISTEM PEMBERIAN

KREDIT

(Studi Kasus pada

Credil (,lnion Keling Kumang TempaX Pelayonan Rumah Punyong Baning

Sintang) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 30 Agustus 2013 adalah hasil kaaya saya.

Dengan

ini

saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam sftripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalia, atau menuiru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut

di

atas, baik sengaja maupun tidak, dengan

ini

saya menyatakan menarik skripsi

yary

saya eiukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan

tindakan menyalin atau meniru tukisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, b€rarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal

saya terima.

Yogyakarata 12 Agustus 2013 Yang mernbuat pernyataan

vii


(9)

LEMBAR PERNYATAAFT PERSETUJUAI\I

PUBLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTI,]K KEPENTINGAI\I AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama:

: Agata Rosa Pebriani

Nomor

Mahasiswa

:09 2ll4 064

Demi pengembangan ilmu pengetatruarS saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya

ilmiah

saya yang berjudul:EVALUASI SISTEM PEMBERIAN

KREDIT"

Studi kasus pada Credit Union Keling

Kumeng Tempet Pelayerrn Rumah Puyong Baning Sintang).

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan universitas sanata dharma

hak untuk

menflmpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelilanya dalam bentuk pangkalan

data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di intenret atau

media lain untuk kepentingau akademis tanpa perlu meminta

izin

dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selamatetry mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya br:at dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Agustus 2013

Yang menyatakan

ffi

(Agata Rosa Pebriani)


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Y. P. Supardiono, Akt, M.Si., QIA selaku ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt selaku dosen pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan inspirasi dalam proses perkuliahan.

6. Staf Sekretariat dan Staf Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma.

7. Valentinus S.os selaku Manager Credit Union Keling Kumang TP Rumah Punyong Sintang yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian, dan


(11)

x

segenap kayawan Credit Union Keling Kumang TP Rumah Punyong Sintang yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan. 8. Bapak dan Ibuku, Stevanus dan Solena Limbung yang selalu mendoakan dan

memberi motivasi kepada penulis.

9. Bg Vinsi, Bg Kimet, dan Kak Vera yang selalu mendukung dan menyemangati penulis.

10. Keponakanku, Mario, Queensa, Crisan, dan Zeno.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 Agustus 2013


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS viii

KATA PENGANTAR ix

HALAMAN DAFTAR ISI xi

HALAMAN DAFTAR TABEL xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR xix

ABSTRAK xx

ABSTRACT xxi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Batasan Masalah 4

D. Tujuan Penelitian 5

E. Manfaat Penelitian 5


(13)

xii

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Sistem 7

1. Pengertian Sistem 7

2. Tujuan Sistem 8

3. Pengertian Sistem Akuntansi 8

4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi 9

B. Sistem pemberian kredit 11

1. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit 11 2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit 12

3. Sistem Pengendalian Intern 31

4. Gambaran Proses Pemberian Kredit 37

C. Kredit 41

1. Pengertian Kredit 41

2. Unsur-unsur kredit 42

3. Jenis Kredit 43

4. Fungsi-fungsi Kredit 46

5. Tujuan Kredit 46

D.Credit Union(Koperasi Kredit) 46

1. Pengertian Credit Union 46

2. Prinsip-prinsip Credit Union 47

3. Nilai-nilai Credit Union 48

4. Pilar Credit Union 49


(14)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN 59

A. Jenis Penelitian 59

B. Tempat dan Waktu Penelitian 59

C. Subyek Penelitian 59

D. Objek Penelitian 60

E. Data yang Diperlukan 60

F. Teknik Pengumpulan Data 60

G. Teknik Analisis Data 61

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 68

A. Sejarah Credit Union 68

B. Visi, Misi, Slogan dan Motto Credit Union 71

C. Arti Logo Credit Union 71

D. Lokasi Credit Union 72

E. Struktur Organisasi Credit Union 72

F. Bidang Usaha 88

1. Kegiatan Simpanan 88

2. Kegiatan Pinjaman 91

3. Produk Sosial dan Solidaritas 94

BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN 98 A. Deskripsi Sistem Pemberian Kredit yang Terdapat di CUKK 98

1. Deskripsi Kegiatan Pokok 99

2. Bagian yang Terkait Dengan Sistem Pemberian Kredit


(15)

xiv

3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit

CUKK 111

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian

Kredit CUKK 121

5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian

Kredit CUKK 124

B. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Pemberian Kredit

CUKK 150

C. Masalah yang Ditemukan 161

BAB VI PENUTUP 184

A. Kesimpulan 184

B. Keterbatasan penelitian 186

C. Saran 187

Daftar Pustaka 189

LAMPIRAN 192

Lampiran A 193

Lampiran_A1: Daftar Pertanyaan Wawancara 193

Lampiran B 195

Lampiran_B1: Contoh Format Memorandum Kredit 195 Lampiran_B2: Contoh Format Surat Pemberitahuan Persetujuan

Kredit 196

Lampiran_B3: Contoh Format Bukti Penerimaan Uang 198 Lampiran_B4: Contoh Bukti Pengeluaran Uang 198


(16)

xv

Lampiran_B5: Contoh Formulir Evaluasi Permohonan Pinjaman 199 Lampiran_B6: Contoh Surat Penyertaan Jaminan 201 Lampiran_B7: Contoh Format Surat Permohonan Pinjaman 217 Lampiran_B8: Contoh Formulir Keputusan Kredit 219 Lampiran_B9: Contoh Surat Perjanjian Pinjaman 220 Lampiran_B10:Contoh Format Surat Penolakan 222

Lampiran C 224

Lampiran_C1 : Surat Permohonan Pinjaman 225 Lampiran_C2 : Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Calon Debitur 226

Lampiran_C3 : Narasi Pinjaman 227

Lampiran_C4 : Ceklist Registrasi Surat Permohonan Pinjaman dan

Deviasi Penyimpangan 229

Lampiran_C5 : Berita Acara Komite Kredit 230 Lampiran_C6 : Lampiran Berita Acara Komite Kredit 231 Lampiran_C7 : Hasil Keputusan Tim Kredit 234 Lampiran_C8 : Surat Perjanjian Pinjaman 235

Lampiran_C9 : Slip Pencairan Pinjaman 237

Lampiran_C10: Slip Uang Masuk 238

Lampiran_C11: Slip Uang Keluar 239

Lampiran_C12: Validasi Slip 240

Lampiran_C13: Rekap Slip 241

Lampiran_C14: Buku Pinjaman Anggota 242


(17)

xvi

Lampiran_C16: Tabel Angsuran Pinjaman Anggota 244

Lampiran D 246

Lampiran_D1: Bagan Alir Dokumen 246

Lampiran E 250


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit 64 Tabel 3.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit 64 Tabel 3.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit 65 Tabel 3.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian

Kredit 65

Tabel 3.5 Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggungjawab Fungsional 66 Tabel 3.6 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan

Perlindungan 66

Tabel 3.7 Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap

Unit 67

Tabel 3.8 Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung jawabnya 67 Tabel 5.1 Perbandingan Kajian Teori Tentang Bagian yang Terkait dalam

Sistem Pemberian Kredit dengan yang ada di CUKK 109 Tabel 5.2 Perbandingan Kajian Teori Tentang Dokumen yang Digunakan

dalam Sistem Pemberian Kredit dengan yang Ada di CUKK 118 Tabel 5.3 Perbandingan Kajian Teori Tentang Catatan Akuntansi yang

Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit Dengan yang Ada di CUKK 123 Tabel 5.4 Perbandingan Kajian Teori Tentang Jaringan Prosedur yang

Membentuk Sistem Pemberian Kredit Dengan yang ada di

CUKK 135


(19)

xviii

Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas yang ada

di CUKK 151

Tabel 5.6 Perbandingan Kajian Teori Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan Biaya dengan yang ada di

CUKK 154 Tabel 5.7 Perbandingan Kajian Teori Praktik yang Sehat Dalam Melaksanakan

Tugas dan Bagian Setiap Unit Organisasi Dengan yang ada Di

CUKK 157

Tabel 5.8 Perbandingan Kajian Teori Tentang Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya Dengan yang ada Di CUKK. 160


(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian Organisasi Bidang Perkreditan 15 Gambar 2.2 Mekanisme Prosedur Peminjam 23

Gambar 2.3 Contoh Format Kartu Pinjaman 29

Gambar 2.4 Contoh Format Kartu Simpanan Wajib 29 Gambar 2.5 Contoh Format Kartu Simpanan Sukarela 30 Gambar 2.6 Contoh Format Kartu Simpanan Khusus 30

Gambar 2.7 Contoh Format Jurnal Umum 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Tempat Pelayanan CU Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Puyong Baning Sintang 73 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Masing-masing Tempat Pelayanan Khusus

CU Keling Kumang Sintang 73

Gambar 5.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian Kredit pada CU

Keling Kumang 137

Gambar 5.2 Rekomendasi Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman 164

Gambar 5.3 Rekomendasi Surat Penolakan 168

Gambar 5.4 Rekomendasi Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian


(21)

xx ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus pada Credit UnionKeling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang

Agata Rosa Pebriani NIM : 09 2114 064 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union Keling Kumang telah sesuai dengan teori.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah: melakukan analisis deskriptif yang terdiri dari analisis deskripsi sistem pemberian kredit yang ada di Credit Union Keling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang, kemudian membandingkan prosedur pemberian kredit yang ada di Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang dengan dengan kajian teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang belum sepenuhnya menerapkan sistem pemberian kredit sesuai dengan teori. Hal ini terjadi karena Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang belum melakukan sistem pengendalian intern dengan baik berdasarkan teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.


(22)

xxi ABSTRACT

THE EVALUATION OF THE CREDIT LENDING SYSTEM A Case study on Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Puyong,

Baning, Sintang, West Kalimantan Agata Rosa Pebriani

NIM: 09 2114 064 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

The aim of this study is to investigate whether the credit lending system in Credit Union “Keling Kumang” is in accordance with the theories.

The steps taken to achieve the aim of this study were doing descriptive analysis which include descriptive analysis of credit lending system in Credit Union Keling Kumang Branch Rumah Punyong Baning Sintang, then comparing the procedure of lending system in Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang with the theories of credit lending system and internal control system.

The result of this study shows that Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang has not entirely applied the credit lending system based on the theory. This was happened because Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang has not applied the intern control system in a good way such as stated by the theory of credit lending system especially for the internal control system.


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Credit union (CU) didirikan oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen yang juga dijuluki sebagai “The Father of The Credit Union Movement” (Bapak gerakan CU) pada tahun 1864 di Jerman yang diberi nama Heddesdorf Credit Union. CU yang terbentuk dari asosiasi kaum tani ini, didasarkan pada prinsip kasih persaudaraan dalam iman Kristiani. Pada tahun 1885 CU didirikan di Prancis, yang kemudian melebar ke Italia dan terus berkembang ke Amerika Serikat (Munaldus, 2011: xi-xii).

Di Indonesia, CU didirikan pada tahun 1970. Gagasan awal didirikannya CU di Indonesia bermula dari kunjungan dua staf WOCCU (World Council of Credit Unions) yaitu A. A. Bailey dan Agustine R. Kang ke Indonesia pada tahun 1967. Pendiri CU di Indonesia adalah seorang rohaniwan Katolik, yaitu Romo Rev. Karl Albrecht, SJ yang dikenal dengan nama Indonesia Romo Albrecht Karim Arbie, SJ. Pada tahun 1970, Romo Albrecht Karim Arbie, SJ bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat yang disebut dengan Credit Union Counselling Office (CUCO) (Munaldus, 2011: xii).

Induk Koperasi Kredit (INKOPDIT) atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan Credit Union Counselling Office Indonesia (CUCOINDO), adalah koperasi kredit sekunder tingkat nasional yang berlokasi di Jakarta dan berfungsi sebagai sentral pelayanan keuangan nasional untuk malayani Pusat


(24)

Koperasi Kredit (PUSKOPDIT) atau pusat semua jenis CU yang ada di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikumpulkan oleh bagian Audit dan Monitoring INKOPDIT, jumlah anggota perorangan yang bergabung di CU maupun jumlah unit CU yang didirikan di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, jumlah anggota perorangan yang bergabung di CU adalah 1.808.329 orang dengan jumlah CU yang telah didirikan sebanyak 930 unit, dan data yang diambil pada bulan Juni 2012 menunjukkan bahwa jumlah anggota perorangan yang bergabung di CU telah mencapai 1.962.250 orang dengan jumlah CU yang telah didirikan sebanyak 950 unit (INKOPDIT). Hal ini membuktikan bahwa kehadiran CU di Indonesia mendapat sambutan positif dari masyarakat. Bertambahnya anggota masyarakat yang bergabung di CU menjadi tantangan tersendiri bagi CU untuk terus berkembang dan bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.

Sebagai suatu organisasi, CU juga menghadapi banyak tantangan, di mana ada pihak-pihak yang mau mencari keuntungan diri sendiri. Ada beberapa anggota yang melakukan pinjaman dari CU tapi tidak dilunasi sebagaimana mestinya, mereka menyalahgunakan kepercayaan dari CU. Oleh karena itu, staf dewan pengurus CU perlu memiliki kebijakan dalam menghadapi mereka yang tidak memenuhi tuntutan sebagai anggota. Sistem pemberian kredit yang baik sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan perkreditan tersebut, agar tidak ada celah bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk berlaku curang.


(25)

Agar pelaksanaan perkreditan berjalan dengan baik maka harus didukung oleh sistem yang yang baik pula. Mulyadi (2001: 3) dalam bukunya Sistem Akuntansi menyatakan bahwa setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama CU yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang dan juga merupakan faktor utama yang berpengaruh pada keuangan CU. Jika kegiatan perkreditan tersebut tidak didukung oleh sistem yang baik maka akan semakin banyak kredit yang tidak tertagih dan pada akhirnya merugikan CU. Oleh karena itu, diperlukan sistem pemberian kredit yang baik untuk mendukung dan menangani pelaksanaan kegiatan pemberian kredit tersebut sehingga dapat meminimalisasi kejadian tersebut dan CU mampu bertahan dan bersaing dengan organisasi lain.

Data statistik INKOPDIT yang menyatakan peringkat CU berdasarkan jumlah anggota periode 31 Desember 2012 menunjukkan bahwa lima dari sepuluh peringkat teratas CU, adalah CU yang beroperasi di Kalimantan Barat (Kalbar). Salah satu dari lima CU tersebut adalahCredit Union Keling Kumang (CUKK). Di CUKK, jenis pinjaman yang paling sering diajukan oleh anggota adalah pinjaman konsumtif dan pinjaman usaha sehingga diperlukan evaluasi terhadap sistem pemberian kredit yang berlaku pada CUKK terutama sistem pemberian kredit untuk dua jenis pinjaman tersebut. Evaluasi terhadap sistem pemberian kredit yang ada pada CUKK sangat diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai sistem pemberian kredit yang diterapkan pada CUKK dan membandingkan antara


(26)

sistem pemberian kredit yang ada di CUKK dengan teori yang ada. Mengingat pentingnya sistem bagi pelaksanaan kegiatan pemberian kredit pada CU maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada Credit

Union Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning

Sintang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah, yaitu apakah sistem pemberian kredit di CUKK sudah sesuai dengan teori? C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada kegiatan pencatatan transaksi dalam CUKK secara manual yang berkaitan dengan prosedur pemberian kredit mencakup permohonan kredit, evaluasi pemberian kredit, keputusan pemberian kredit, perjanjian kredit, dan pencairan kredit.

2. Penelitian ini dibatasi pada sistem pemberian kredit yang diajukan oleh anggota (non staf) CUKK yang menjaminkan barang milik pribadi.

3. Penelitian ini hanya membahas mengenai pinjaman konsumtif dan pinjaman usaha.

4. Penelitian ini hanya membahas mengenai pinjaman di atas jumlah simpanan, sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (jumlah pinjaman tidak lebih dari Rp. 200.000.000,00).


(27)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menilai apakah sistem pemberian kredit pada CUKK sudah sesuai dengan teori.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi CUKK

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui kelemahan dari prosedur pemberian kredit yang ada di CUKK saat ini, dan dapat memperbaiki prosedur pemberian kredit yang ada sebelumnya, guna menjadi lebih baik sesuai dengan keadaan dan perkembangan CUKK.

2. Bagi Masyarakat Luas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukan dan menambah referensi bahan mengenai CUKK.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana berlatih penulis dalam mengimplementasikan pengetahuan teoristis selama mengikuti kegiatan perkuliahan ke dalam praktek yang sesungguhnya di lapangan.


(28)

F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini membahas mengenai sistem, sistem pemberian kredit, credit union, kredit, dan review penetian sebelumnya.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Credit Union

Bab ini menguraikan mengenai sejarah singkat credit union; visi, misi, slogan, dan motto credit union; arti logo; lokasi credit union;

struktur organisasi credit union;dan bidang usaha. Bab V Hasil Temuan Lapangan dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian, perbandingan teori dengan kajian teori serta pembahasannya.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi credit union.


(29)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Terdapat beberapa pandangan mengenai pengertian sistem, menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2001: 2), “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu”. Definisi mengenai sistem tersebut dirinci sebagai berikut:

a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan sifat serta kerjasama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

c. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.

d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Menurut Jerry fitzGerald, Warren D.Stallings, Jr., dalam bukunya

Fndamental of System Analysis edisi kedua (1981) sebagaimana dikutip oleh Jogiyanto dalam buku Analisis Sistem,mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,


(30)

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Jadi, berdasarkan pengertian sistem di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok unsur-unsur dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Tujuan Sistem

Suatu sistem yang dibuat tentu saja memiliki maksud tertentu. Jogiyanto dalam bukunya Analisis Desain(1989: 3), menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objektives). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit.

3. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001: 3), “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.


(31)

4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001: 3-5), sistem akuntansi terdiri dari 5 unsur yaitu sebagai berikut:

1) Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Dalam sistem akuntansi secara manual media yang digunakan untuk pertama kali merekam data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system) formulir yang digunakan adalah formulir elektronik (electronic form).

Dokumen atau formulir sangat penting manfaatnya bagi suatu organisasi. Menurut Mulyadi (2001: 78-80), manfaat formulir adalah sebagai berikut:

a) Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan. Dalam suatu organisasi, setiap transaksi terjadi karena adanya otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk melaksanakan transaksi tersebut. Pelaksanaan wewenang tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk tertulis dengan menggunakan formulir. Dalam formulir, setiap orang yang bertanggungjawab atas terjadinya transaksi membubuhkan tanda tangan atau paraf, sebagai bukti pertanggungjawaban pemakaian wewenang atas pelaksanaan transaksi yang terjadi.


(32)

b) Merekam data transaksi bisnis perusahaan. Semua data yang diperlukan untuk identifikasi transaksi direkam pertama kali dalam formulir.

c) Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. Semua perintah pelaksanaan suatu transaksi perlu ditulis dalam satu formulir untuk mengurangi kemungkinan kesalahan.

d) Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam organisasi yang sama ke organisasi lain. Formulir berfungsi pula sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara intern organisasi atau antar organisasi

2) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan lainnya. Menurut Mulyadi (2000: 102-104), jika jenis transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum dengan dua kolom, debit dan kredit, sudah cukup sebagai catatan akuntansi yang pertama. Akan tetapi jika perusahaan sudah bertambah besar dan jenis transaksi menjadi lebih banyak, jurnal umum tersebut menjadi tidak mampu lagi menampung berbagai transaksi yang timbul, yang frekuensinya semakin tinggi. Dalam hal ini mulai diperlukan jurnal khusus, selain jurnal umum tersebut, dan dibutuhkan lebih banyak karyawan untuk menyelenggarakan berbagai jurnal khusus tersebut. Terdapat beberapa


(33)

metode pencatatan data ke dalam jurnal yaitu dengan pena, dengan mesin pembukuan, dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi sebagai jurnal, dan dengan komputer.

3) Buku Besar

Buku besar merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. 4) Buku Pembantu

Buku pembantu adalah suatu cabang buku besar yang berisi rincian rekening tertentu yang ada dalam buku besar.

5) Laporan

Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi laporan keuangan yang dapat berupa laporan posisi keuangan yang berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.

B. Sistem Pemberian Kredit

1. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit

Seperti yang telah di bahas sebelumnya bahwa sistem dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sama juga halnya dengan sistem pemberian kredit yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Tohar dalam bukunya Permodalan dan Perkreditan Koperasi (2000: 108), menguraikan bahwa sistem pemberian kredit diharapkan dapat membantu dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada


(34)

anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan kredit tersebut, serta untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.

2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit

Sistem pemberian kredit terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit.

Menurut Anwari (1981: 31-39), pembagian tugas dalam bagan organisasi bidang perkreditan sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 2.1 halaman 15 meliputi:

1) Bagian Pembahas Kredit

Tugas utama dari tim ini adalah menyusun laporan pembahasan kredit. Tugas lainnya yang menunjang tercapainya tugas pokok yang dilakukan oleh bidang ini antara lain meliputi: menilai atau membahas permintaan kredit peminat kredit, membuat penilaian atau pelaporan pembahasan kredit, mengadakan wawancara atau pertemuan dengan peminat kredit, dan melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melengkapi laporan penilaian atau pembahasan. Setelah membuat laporan pembahasan kredit, bagian pembahas kredit memberikan laporan pembahasan kredit tersebut ke direksi untuk meminta persetujuan.


(35)

2) Bagian Pelaksana Kredit.

Bagian ini akan menerima persetujuan direksi atas laporan pembahasan kredit yang dibuat oleh tim pembahas kredit. Sebagai kelanjutan pengelolaan dari permintaan kredit yang telah disetujui, maka pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh bagian pelaksana kredit. Tugas-tugas pokok yang dibebankan pada bagian ini antara lain meliputi:

a) Menyiapkan surat pemberitahuan kredit berdasarkan persetujuan direksi dan mengirimkan surat pemberitahuan kredit kepada debitur.

b) Membuat surat perjanjian kredit yang ditandatangani oleh debitur dan bank yang dilakukan di depan Notaris.

c) Meneliti dan mengikuti dengan seksama pemenuhan persyaratan yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit yang telah disetujui oleh calon debitur.

d) Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi kredit) atas penarikan kredit yang dilakukan oleh debitur.

e) Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar selalu dilaksanakan sesuai dengan mata anggaran, serta pos-pos yang bersangkutan.

f) Meneliti secara terus menerus perkembangan pembangunan fisik, dan pemakaian uang yang sebenarnya.


(36)

g) Mengikuti perkembangan dan penyelesaian terhadap kredit-kredit yang dinyatakan macet.

3) Bagian Administrasi Kredit

Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit mengajukan permintaan kredit sampai pada penyelesaian proyek, dilakukan oleh bagian administrasi kredit. Tugas-tugas itu dapat diperinci antara lain sebagai berikut:

Tugas yang pertama adalah melakukan pencatatan atas permintaan kredit yang masuk yang meliputi nama peminat kredit, umur, alamat, jabatan peminat kredit, besarnya jumlah pinjaman yang diminta, tujuan penggunaan pinjaman, dan lain-lainnya sampai dengan dilunasinya pinjaman itu oleh debitur. Tugas yang kedua adalah mengelola dokumen-dokumen perkreditan yang dipergunakan sebagai jaminan atas kredit yang diterima dan mengikuti pelaksanaan asuransi. Tugas yang ketiga adalah menyusun bermacam-macam laporan berkala yang menyangkut calon debitur yang ada.


(37)

BAGAN ORGANISASI BIDANG PERKREDITAN (Sebagian)

Gambar 2.1 Bagian Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian)

Sumber: Anwari (1981: 35)

Menurut Anwari (1981: 59) selain tiga unit organisasi di atas, yang berkaitan dengan kegiatan perkreditan, adapula unit organisasi lain yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara lain: a) Bagian Keuangan

Bagian ini bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan tentang pencairan kredit yang meliputi: menerima data-data berupa surat pemberitahuan berlakunya pengikatan perjanjian kredit dari bagian administrasi kredit, diteliti kebenarannya, apabila tidak terdapat kelainan maka disiapkan uang tunai untuk dibayarkan kepada debitur, menerima bukti pengeluaran uang PERKREDITAN PEMBAHAS KREDIT DST.NYA TIM-3 TIM-2 TIM-1 PELAKSANA KREDIT DST.NYA TIM KRED.MACET TIM-2 TIM-1 ADMINISTRASI KREDIT ADMINISTRASI REALISASI DAN LAPORAN HUKUM DAN AGUNAN


(38)

setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti bahwa uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai jumlahnya, meneruskan bukti pengeluaran uang kepada bagian pembukuan. b) Bagian Pembukuan

Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi yang nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya meliputi: menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari bagian keuangan, melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas, membukukan transaksi keuangan ke dalam buku harian.

b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit Menurut Tohar (2000: 107-108), prosedur peminjaman kredit adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam mengelola permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Berikut adalah jaringan prosedur pemberian kredit:

1) Prosedur Permohonan Kredit

Menurut Tohar (2000: 108), permohonan kredit pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman yang telah tersedia dan petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon peminjam dalam pengisian formulir.


(39)

Menurut Elias (2006: 31), dalam tahap persiapan kredit (permohonan kredit) ini adalah tahap untuk mengetahui informasi dasar antara calon peminjam atau anggota dengan Kopdit (Koperasi Kredit), terutama calon peminjam yang baru pertama kali mengajukan kredit kepada Kopdit, biasanya dilakukan melalui wawancara atau percakapan-percakapan ringan. Informasi secara global bisa diberikan oleh staf Kopdit antara lain tentang prosedur dan tatacara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman. Dari pihak anggota diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak Kopdit, misalnya keadaan usaha dari anggota, surat-surat penting (Surat Ijin Usaha Perdagangan, Ijin Menguasai Barang, NPWP, Sertifikat Tanah, dll). Wawancara biasanya dilakukan setelah mengisi surat permohonan pinjaman, namun banyak juga praktek sebelum mengisi permohonan pinjaman anggota langsung datang untuk wawancara mengenai hal-hal yang perlu disiapkan.

2) Prosedur Evaluasi atau Analisis Kredit

Menurut Tohar (2000: 108-110), fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman


(40)

tersebut. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman adalah sebagai berikut:

a) Melakukan Interviewpada Calon Peminjam

Ada empat tujuan dari interview atau tanya jawab, yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai kegiatan usahanya, untuk meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima, untuk mengenal lebih dekat pribadi sifat serta watak dari calon peminjam, serta untuk mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang kehidupan, pendidikan, dan pengalaman usaha.

b) Melaksanakan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak mengenai reputasi dan kondisi calon peminjam, hubungan dengan pemberi kredit, bank, atau koperasi lain dan kondisinya sampai saat ini, serta penilaian dari teman atau rekan usaha, atau tetangganya.

c) Melakukan Peninjauan ke Tempat Usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat dan jenis usaha calon peminjam benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sampai sejauh mana perkembangannya. Dalam peninjauan secara langsung ini, perlu diperhatikan kondisi lokasi usaha misalnya pertanian, perdagangan, fasilitas yang


(41)

mendukung kegiatan tersebut, serta penilaian terhadap barang jaminan yang tercantum dalam surat pernyataan jaminan dari calon peminjam.

Menurut Tohar (2000: 110), terdapat aspek-aspek yang perlu dievaluasi terhadap calon peminjam dikenal dengan sebutan 5 C, yaitu Charakter atau pribadi si peminjam tentang bagaimana kejujurannya, Capacity atau kemampuan untuk

mengembalikan kreditnya, Capital atau bagaimana

penggunaan modal atas pinjaman tersebut, Collateral atau bagaimana jaminan atau kekayaan sebagai jaminan kredit, dan Condition of economy seperti inflasi, serta peraturan pemerintah yang ada.

Menurut Elias (2006: 34), dalam prosedur analisis kredit ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi pinjaman adalah mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh anggota dan mencatat hal-hal yang penting, membicarakan dengan anggota rencana penggunaan pinjaman, menyampaikan syarat-syarat pinjaman secara jelas dan terbuka, menggali potensi anggota sehingga dapat menggunakan sumber daya dengan efektif, dan melakukan observasi.


(42)

3) Prosedur Keputusan Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 110-111), keputusan pinjaman ini berisi hal-hal sebagai berikut: Pertama, setiap permohonan harus memperoleh wewenang dari pengurus. Kedua, manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan, mempergunakan dua bahan pertimbangan sebagai berikut:

a) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari pengurus kelompok.

b) Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam.

Ketiga, ketentuan-ketentuan peminjam yang telah ditulis pada lembaran evaluasi yang memuat: jumlah pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, serta jaminan pinjaman. Keempat, setiap keputusan yang diambil harus ditandatangani manajer koperasi simpan pinjam yang bersangkutan.

Menurut Elias (2006: 35), dalam tahap keputusan pinjaman berdasarkan hasil analisis kredit, maka Kopdit lewat yang berwenang memberikan keputusan kredit (pada Kopdit panitia kredit) atau Manager dapat memberikan keputusan apakah kredit tersebut feasible diberikan atau ditolak. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat penolakan dengan bahasa yang diplomatis namun dapat memberikan pemahaman


(43)

yang cukup jelas. Apabila permohonan pinjaman tersebut layak dikabulkan maka segera dibuatkan surat keputusan kredit dengan beberapa persyaratan tertentu. Yang memberikan keputusan adalah panitia kredit (versi Kopdit) atau pejabat yang ditunjuk. Dalam kasus tertentu dan jumlah kredit tertentu (besar) dapat melibatkan pejabat yang lebih tinggi bahkan di bank dapat melibatkan Direktur utama dan atau Komisaris Bank.

4) Prosedur Perjanjian Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 111), ada beberapa hal yang terdapat dalam perjanjian pinjaman antara lain: perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan, penandatanganan perjanjian pinjaman baru dapat dilakukan setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi, perjanjian pinjaman yang dilaksanakan tersebut meliputi surat perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak, surat perjanjian yang asli harus disimpan pada koperasi, penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi, copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam, aslinya ada pada kantor koperasi. 5) Prosedur Pencairan Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Kuitansi yang asli pada


(44)

kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberiakan secara tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut. Uraian tentang prosedur peminjaman di atas dapat diringkas dengan bagan mekanisme prosedur peminjaman pada Gambar 2.2.


(45)

Gambar 2.2 Mekanisme Prosedur Peminjam

Sumber: Tohar (2000: 112) Anggota Peminjam

Terima Permohonan

Menunjukkan Permohonan ke Koperasi atau Kelompok

Bendahara Mengeluarkan Uang Teliti Pengisian Formulir Surat Permohonan Pinjaman

Unit Simpan Pinjam Koperasi dan Kelompok

Evaluasi Permohonan Pinjaman

Melakukan Interview dengan Calon Peminjam

Surat PermohonanPinjaman

Beri Jumlah Pinjaman yang Disetujui Ke Anggota Peminjam

Bagian Kas Unit Simpan Pinjam Koperasi/Bendahara, Menyediakan Uang Kredit

Pencairan Jaminan Buat Surat Pengikatan Jaminan

Manajer Kredit dan Pengurus Kelompok Memberitahukan Penolakan Pinjaman

Permohonan Disetujui

Manajer Kredit dan Pengurus Kelompok Mengambil Keputusan Pinjaman

Manajer Kredit Unit S/P dan Pembina Lapangan dan Pengurus Kelompok Membahas Permohonan Pinjaman dan Hasil-Hasil Evaluasi Permohonan Pinjaman

Peninjauan dan Penelitian Usaha Calon Peminjam (Bila Perlu)

Anggota peminjam


(46)

c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit.

Menurut Tohar (2000: 161-186), adapun dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:

1) Memorandum kredit (surat perintah pencairan kredit) adalah dokumen yang digunakan oleh bagian analisa atau pelaksana kredit kepada bagian administrasi kredit untuk membuka fasilitas kredit yang diberikan kepada calon debitur yang bersangkutan. Contoh format memorandum kredit dapat dilihat pada Lampiran-_B1 halaman 195.

2) Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang ditujukan kepada calon peminjam berisi informasi permohonan kredit yang disetujui untuk dicairkan beserta syarat perjanjian kredit lainnya. Menurut Suyatno (2003: 80-81), surat penegasan (surat pemberitahuan persetujuan kredit) dibuat sebanyak lima rangkap.

a) Asli dan lembar kedua (duplikat) dikirim kepada nasabah. b) Lembar kedua (duplikat) setelah ditandatangani oleh nasabah

dikembalikan kepada bank sebagai tanda persetujuan atas syarat-syarat penyediaan fasilitas kredit. Lembar kedua tersebut setelah diterima kembali dari nasabah, kemudian disimpan pada berkas khusus (map warkat-warkat kredit).


(47)

c) Lembar ketiga dikirim sebagai tembusan untuk Direksi, bersama-sama dengan perjanjian kredit dan salinan akte pengikatan jaminan.

d) Lembar keempat untuk berkas surat menurut seri.

e) Lembar kelima untuk berkas per nasabah yang merupakan arsip harian bagian kredit.

f) Apabila diperlukan copy tambahan untuk tembusan kepada biro/ bagian/ atau seksi lain, dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Contoh format surat pemberitahuan persetujuan kredit dapat dilihat pada Lampiran_B2 halaman 196.

3) Bukti penerimaan uang adalah dokumen untuk mencatat setiap penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya penerimaan simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan lain sebagainya. Contoh format bukti penerimaan uang dapat dilihat pada Lampiran_B3 halaman 198.

4) Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat setiap pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan oleh anggota, pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain sebagainya. Contoh format bukti pengeluaran uang dapat dilihat pada Lampiran_B4 halaman 198.

5) Evaluasi permohonan pinjaman (penilaian kredit) merupakan hasil analisis dari data yang diperoleh dari wawancara ataupun


(48)

dengan survey untuk selanjutnya diajukan ke direksi atau pihak yang berwenang memberikan keputusan kredit untuk mendapatkan keputusan kredit. Contoh format evaluasi permohonan pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B5 halaman 199.

6) Surat penyertaan tentang jaminan adalah dokumen yang dibuat untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan kredit. Contoh format surat penyertaan tentang jaminan dapat dilihat pada Lampiran_B6 halaman 201.

Menurut Elias Abat (2006: 27-41), dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah sebagai berikut

1) Surat permohonan pinjaman adalah surat yang berisi permohonan baru untuk mendapatkan satu jenis fasilitas kredit. Contoh format surat permohonan pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B7 halaman 217.

2) Surat perjanjian pinjaman merupakan surat yang memuat perjanjian pinjaman uang antara koperasi dengan anggotanya serta berisi syarat-syarat dan ketentuan kredit yang berlaku. Contoh format surat perjanjian pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B9 halaman 220.

3) Surat penolakan adalah surat yang ditujukan kepada anggota yang berisi tentang alasan penolakan kredit yang diajukan oleh


(49)

anggota. Menurut Suyatno (2003: 79), surat penolakan dibuat dalam rangkap tiga.

a) Asli dikirimkan kepada pemohon.

b) Lembar kedua beserta copy (salinan), surat permohonan nasabah dikirim ke direksi.

c) Lembar ketiga untuk arsip bagian kredit atau kantor cabang. Contoh format surat penolakan dapat dilihat pada Lampiran_B10 halaman 223.

d. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit Menurut Tohar (2000: 162-163), adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:

1) Buku Harian Kas/Bank.

Buku harian kas/bank yang juga berfungsi sebagai buku jurnal yang terdiri dari 16 kolom antara lain sebagai berikut: kas, bank, simpanan anggota, pinjaman anggota, rekening kelompok, bunga, dan lain-lain. Contoh format buku harian kas atau bank dapat dilihat pada Lampiran_B halaman 226.

2) Buku Besar.

Buku Besar dapat terdiri dari lembaran kartu-kartu. Kartu-kartu ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan khusus, dan pinjaman anggota. Namun berhubungan dengan sistem pemberian kredit yaitu kartu pinjaman anggota. Kartu pinjaman


(50)

anggota adalah suatu catatan yang memuat rincian pinjaman yang diberikan kepada anggota dalam rangka penambahan modal usaha, konsumtif, dan lain-lain. Kartu pinjaman selain digunakan untuk pencatatan pokok pinjaman, juga berfungsi untuk perhitungan bunga pinjaman. Contoh kartu-kartu yang digunakan dalam sistem pemberian kredit dapat dilihat pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, Gambar 2.5, dan Gambar 2.6.


(51)

Gambar 2.3 Contoh Format Kartu Pinjaman

Sumber: Tohar (2000: 168)

Gambar 2.4 Contoh Format Kartu Simpanan Wajib


(52)

Gambar 2.5 Contoh Format Kartu Simpanan Sukarela

Sumber: Tohar (2000:167)

Gambar 2.6 Contoh Format Kartu Simpanan Khusus


(53)

3) Jurnal Umum.

Selain dua catatan akuntansi di atas, menurut Anwari (1981: 59) catatan akuntansi yang juga digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah jurnal umum. Jurnal umum digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Contoh jurnal umum dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Jurnal Umum Halaman:

Tanggal Keterangan Nomor

Bukti

Nomor Rekening

Debit Kredit

Gambar 2.7 Contoh Format Jurnal Umum

Sumber: Mulyadi (2001:102)

3. Sistem Pengendalian Intern.

Menurut Mulyadi (2001: 163), sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Mulyadi (2001: 164-172), unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip, harus dipisahkan fungsi-fungsi


(54)

operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian), dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

Dalam lingkungan pengolahan data elektronik, pemisahan tugas akan berbeda dengan lingkungan manual. Menurut Singleton (2007: 35), pemisahan tugas dalam lingkungan pengolahan data elektronik tidak sama dengan yang terdapat dalam lingkungan manual. Program komputer biasanya melakukan berbagai pekerjaan yang dianggap tidak kompatibel dalam sistem manual. Contohnya sebuah program dapat saja menjadi penanggung jawab satu-satunya atas fungsi-fungsi otorisasi, operasi, dan juga akuntansi. Beberapa alasan mengapa beberapa tugas dalam kegiatan manual tidak dipisahkan dalam lingkungan teknologi informasi. Pemisahan itu tidak efisien, berlawanan dengan tujuan otomatisasi, dan secara operasional tidak berguna untuk memisahkan pekerjaan yang tidak kompitibel ke beberapa program yang berbeda hanya untuk meniru prosedur manual yang tradisional.

Alasan untuk pemisahan tugas dalam lingkungan manual adalah untuk mengendalikan beberapa aspek negatif perilaku manusia. Manusia melakukan kesalahan dan penipuan. Pemisahan tugas membantu mencegah dan mendeteksi tindakan semacam itu. Komputer tidak melakukan kesalahan dan penipuan. Kebanyakan dari


(55)

hal tersebut sebagai kesahalan komputer sebenarnya adalah kesalahan pemogram, yang pada kenyataannya merupakan kesalahan manusia. Karena komputer memiliki integritas yang tidak dapat diragukan, tidak ada komputer yang pernah melakukan penipuan kecuali jika diprogram demikian oleh seseorang.

Menurut Mulyadi (2000: 182-184), pengendalian intern akuntansi dalam lingkungan pengolahan data elektronik dalam sistem komputer, fungsi-fungsi otorisasi, operasi, dan akuntansi seringkali digabung dalam wujud program komputer. Untuk menciptakan sistem pengendalian intern dalam lingkungan pengolahan data elektronik, yang fungsi otorisasinya dan fungsi akuntansinya dimasukkan dalam program komputer, perlu diadakan pemisahan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi perancangan dan penyusunan program. 2) Fungsi operasi fasilitas pengolahan data.

3) Fungsi penyimpanan program dan kepustakaan.

Pemisahan ketiga fungsi tersebut sistem harus dilakukan dalam lingkungan pengolahan data elektronik karena:

1) Pemisahan ini akan menciptakan pengecekan silang terhadap ketelitian dan kepantasan perubahan yang dimasukkan ke dalam sistem.


(56)

2) Pemisahan ini dapat mencegah karyawan operator komputer melakukan perubahan terhadap program tanpa ijin dan tanpa pengujian sebelumnya.

3) Pemisahan ini dapat mencegah akses terhadap komputer oleh bukan karyawan, operator komputer, dan oleh bagian lain yang tahu mengenai sistem.

4) Pemisahan ini akan mendorong efisiensi karena setiap fungsi itu memerlukan kemampuan, latihan, dan keahlian yang berbeda dalam melaksanakan kegiatannya.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi yang ada dalam organisasi, hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.


(57)

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksankan dari awal oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang lain atau unit lain.

4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang dilakukan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari.

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semua sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.


(58)

Menurut Tugiman (2006: 10), pengendalian intern terdiri dari lima komponen, yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengandalian merupakan suatu tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap keseluruhan top manajemen, direktur dan pemilik suatu perusahaan terhadap pengendalian dan pentingnya bagi perusahaan. Lingkungan pengendalian yang baik mencerminkan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, aktivitas para manajer, filosofi dan gaya kepemimpinan, pembagian wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi, kebijakan dan praktik manajemen dan personalia.

b. Penilaian Risiko Manajemen

Penilaian risiko manajemen merupakan identifikasi, menganalisis, mengelola berbagai risiko di dalam organisasi atau perusahaan dan dihubungkan dengan tujuan perusahaan.

c. Sistem Komunikasi dan Informasi

Sistem komunikasi dan informasi yang memungkinkan orang dalam organisasi untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan untuk mengelola, melaksanakan, dan mengendalikan operasi. Misalnya, memperoleh informasi internal dan ekternal untuk diolah dan disajikan kepada manajemen.


(59)

d. Aktivitas Pengendalian

Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur kontrol untuk meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko benar-benar dilaksanakan. Misalnya dalam sarana dan kelengkapan organisasi serta peraturan dan tanggung jawab dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.

e. Pemantauan

Pemantauan merupakan pengawasan oleh manajemen dan pegawai lain yang ditunjuk atas pelaksanaan tugas sebagai penilaian terhadap kualitas dan efektifitas sistem pengendalian intern.

4. Gambaran Proses Pemberian Kredit

Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 47-48), menyatakan bahwa CU hanya memberikan pinjaman kepada anggota yang memiliki simpanan pada CU yang bersangkutan, melakukan penyimpanan secara terus-menerus, dan tidak mempunyai tunggakan pinjaman. Anggota yang mengajukan pinjaman terlebih dahulu mengisi formulir permohonan pinjaman dengan menyertakan keterangan-keterangan tentang jumlah yang akan dipinjam, lamanya pinjaman, dan jaminan yang ada.

Menurut Tohar (2006: 108), permohonan kredit dilakukan dengan pengisian formulir oleh calon peminjam dengan bantuan dan bimbingan petugas. Menurut Elias (2006: 31), permohonan kredit merupakan


(60)

tahapan dimana anggota yang mengajukan pinjaman mengisi surat permohonan pinjaman dan memberikan surat-surat penting (Surat Ijin Usaha Perdagangan, Ijin Menguasai Barang, NPWP, Sertifikat Tanah). Dalam permohonan kredit ini staf Kopdit melakukan wawancara atau berupa percakapan-percakapan ringan dengan anggota yang mengajukan pinjaman. Staf Kopdit akan memberikan informasi secara global mengenai prosedur, atau tata cara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman.

Jaminan pinjaman yang paling utama di dalam CU adalah nama baik si peminjam itu sendiri. Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 48-49), untuk menilai itikad baik si peminjam panitia kredit bisa berpegang pada “TUKKEPPAR”, yaitu:

a. “T’ Tujuan pinjaman, b. ”K” Kerajinan menabung,

c. “K” Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman,

d. “P” Prestasi dalam mengembalikan pinjaman-pinjamannya yang lalu,

e. “PAR” Partisispasi anggota tersebut di dalam pertemuan-pertemuan dan aktivitas CU lainnya.

Disamping itu harus ada dua orang penjamin sebagai jaminan terhadap pinjaman seorang anggota. Penjamin-penjamin ini ikut


(61)

bertanggungjawab terhadap pinjaman teman anggota yang dijaminnya dan tabungan mereka ikut dijamin sebagai jaminan.

Proses pemberian kredit yang kedua adalah evaluasi atau analisis kredit. Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 29-30), menyatakan fungsi utama dari evaluasi dan analisis pinjaman adalah untuk mempelajari latar belakang si pemohon seperti bagaimana itikad baiknya, keadaan keuangannya, jaminan yang dapat diberikan olehnya, kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, dalam keseluruhan, dan tepat pada waktunya. Selain itu juga harus diselidiki tujuan pinjamannya dan apakah pinjaman tersebut benar-benar dibutuhkan oleh si pemohon. Menurut Tohar (2000: 108), fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis kredit adalah melakukan wawancara dengan calon peminjam, melaksanakan penelitian, dan melakukan peninjauan ke tempat usaha. Menurut Elias (2006: 34), dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Evaluasi dilakukan dengan menjelaskan syarat-syarat secara jelas dan terbuka, membicarakan berasama anggota rencana penggunaan pinjaman, dan melakukan observasi.


(62)

Proses pengajuan kredit ketiga adalah keputusan pinjaman. Menurut Tohar (2000: 110-111), dalam keputusan pinjaman ini setiap surat permohonan pinjaman sudah mendapat wewenang dari pengurus koperasi. Manager akan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis kredit yang telah dilakukan pada proses pengajuan kredit sebelumnya dan berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon peminjam. Lembaran evaluasi harus memuat jumlah pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, dan jaminan pinjaman. Setiap keputusan yang diambil harus ditandatangani oleh manager simpan pinjam koperasi yang bersangkutan.

Menurut Elias (2006: 35), dalam keputusan pinjaman Kopdit akan memberikan keputusan kredit berdasarkan hasil analisis kredit. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat penolakan dengan bahasa yang diplomatis namun dapat memberikan pemahaman yang cukup jelas. Apabila permohonan pinjaman tersebut layak dikabulkan maka dilanjutkan dengan proses pemberian kredit selanjutnya.

Proses pemberian kredit yang keempat adalah perjanjian pinjaman. Menurut Tohar (2000: 111), perjanjian pinjaman harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan ditandatangani setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi dan penandatanganan tersebut dilakukan di koperasi. Selain surat perjanjian pinjaman juga harus dicantumkan surat


(63)

kuasa menjual memindah hak, dan surat perjanjian pinjaman harus disimpan di koperasi sedangkan rangkapannya diberikan kepada peminjam. Menurut Elias (2006: 37), tahap ini adalah tahap dimana kedua belah pihak bersepakat untuk menandatangani perjanjian kredit setelah isi perjanjian tersebut dibaca secara seksama oleh kedua belah pihak. Surat perjanjian pinjaman harus dilengkapi dengan pengikatan jaminan baik berupa hak tanggungan maupun Fiducia (F.E.O).

Proses kredit yang terakhir adalah pencairan pinjaman. Menurut Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Kuitansi yang asli pada kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberiakan secara tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Latin “credere” yang berarti percaya. Dasar pemberian kredit adalah adanya kepercayaan. Jadi pihak yang memberi kredit percaya bahwa penerima kredit akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik menyangkut jangka waktunnya, maupun prestasi, dan kontra-prestasinya (Tohar 2000: 87).


(64)

Menurut Munaldus (2008: 7), “Kredit adalah pemberian pinjaman dengan membuat perjanjian atau kesepakatan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku pada instansi atau lembaga keuangan masing-masing”.

Menurut Elias (2006: 17), “Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan sesuatu pembelian atau pengadaan suatu pinjaman dengan janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka yang disepakati”.

Menurut segi ekonomi kredit adalah penundaan bayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang, maupun jasa keuntungan, atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit yang dianggap layak diperoleh kreditur dari debitur untuk memelihara kelangsungan usaha dan memperluas usahanya. Di sisi lain, bagi debitur pembayaran bunga ini juga dianggap layak atas pengorbanan atau biaya untuk memperoleh “modal” yang digunakan karena jasa pihak kreditur tersebut (Tohar, 2000: 88).

2. Unsur-unsur Kredit

Menurut Suyatno (2003: 14), unsur-unsur kredit meliputi:

a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari orang yang memberikan kredit kepada orang yang menerimanya bahwa di masa yang akan datang penerima kredit akan sanggup mengembalikan segala sesuatu yang telah diterima sebagai pinjaman.


(65)

b. Waktu adalah masa yang menjadi jarak antara pemberian kredit dan pengembaliannya.

c. Tingkat risiko adalah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dan pengembaliannya, dalam keadaan inilah kredit memerlukan jaminan.

d. Prestasi adalah objek yang akan dijadikan sebagai suatu yang dipinjamkan baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa.

3. Jenis Kredit

Menurut Suyatno (2003: 25-29) jenis-jenis kredit dapat dipandang dari berbagai sudut antara lain sebagai berikut:

a. Dari Segi Tujuannya

Dari segi tujuannya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kredit konsumtif, kredit produktif, dan kredit perdagangan. Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan dengan maksud untuk memperlancar kegiatan yang bersifat konsumtif. Kredit produktif adalah kredit yang diberikan dengan maksud untuk memperlancar proses produksi. Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan untuk membantu pihak-pihak yang akan membeli barang untuk dijual kembali.

b. Dari Segi Jangka Waktunya.

Dari segi jangka waktunya, kredit terbagi dalam tiga jenis, yaitu kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka


(66)

panjang. Kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun, misalnya kredit penjualan dan kredit wesel. Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun misalnya kredit modal kerja permanen. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun, misalnya kredit investasi.

c. Dari Segi Jaminannya

Dari segi jaminannya, kredit terbagi dalam dua jenis, yaitu kredit tanpa jaminan dan kredit dengan agunan.

d. Ditinjau dari Segi Sifat Penggunaan Dananya

Menurut Judisseno (2002: 172) dari segi pendanaannya kredit dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Kredit atas dasar plafon tertentu yang penarikannya dan pelunasannya dapat dilakukan secara bertahap dan atau sekaligus sepanjang tidak melebihi plafon yang ditetapkan. Kredit ini disebut dengan kredit revolving.

2) Kredit atas dasar plafon tertentu yang penarikannya dilakukan sekaligus dan pelunasannya dapat dilakukan secara bertahap. Jenis kredit ini disebut kredit nonrevolving.


(67)

e. Kredit dari Segi Penggunaannya

Menurut Tohar (2000: 94), dari segi penggunaannya dikenal berbagai macam jenis kredit, yaitu:

1) Kredit aksploitasi, yaitu pemberian kredit jangka pendek oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai modal kerja. 2) Kredit investasi, yaitu kredit berjangka waktu menengah dan

panjang yang diberikan bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

3) Kredit usaha kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pedagang golongan menengah ke bawah.

4) Pinjaman komersial, yaitu pemberian kredit untuk tujuan perdagangan komersial.

5) Pinjaman konsumen, yaitu pemberian kredit untuk tujuan konsumtif.

6) Kredit modal kerja, yaitu pemberian kredit untuk tujuan modal kerja.

7) Kredit pemilikan rumah, yaitu pemberian kredit untuk tujuan pembelian rumah.

8) Kredit pemilikan mobil, yaitu pemberian kredit untuk tujuan pembelian mobil.

9) Kredit likuiditas bank indonesia, kredit dari bank indonesia diperuntukkan bagi bank-bank pemerintah dan swasta guna disalurkan lagi ke berbagai sektor.


(68)

4. Fungsi-fungsi Kredit

Menurut Tohar (2006: 90-91), kredit mempunyai beberapa fungsi, yaitu, meningkatkan daya guna uang, meningkatkan pendanaan dan lalulintas uang, meningkatkan daya guna dan peredaran barang, sebagai salah satu stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan berusaha, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan meningkatkan hubungan internasional.

5. Tujuan Kredit

Menurut Tohar (2000: 89), tujuan kredit adalah untuk memperoleh hasil keuntungan dari bunga kredit yang dibebankan kepada kreditur dengan aman tanpa hambatan. Tujuan kredit mencangkup skope yang luas, yaitu dua fungsi pokok yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut: fungsi yang pertama adalah profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diperoleh dari pungutan bunga. Fungsi yang kedua adalah safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitabilitydapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

D. Credit Union(Koperasi Kredit)

1. Pengertian Credit Union

Menurut Credit Union Counseling Office(CUCO) yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Credit Union (1973: 1), menyatakan bahwa “Credit Union/ usaha bersama simpan pinjam adalah sekumpulan orang yang bersepakat untuk


(69)

bersama-sama menabungkan uang mereka. Kemudian uang tersebut dipinjamkan diantara mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud produktif dan kesejahteraan, dengan demikian, pinjaman tersebut akan menguntungkan anggota”.

Menurut Elias (2006: 14), “Credt Union adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum koperasi yang memiliki tujuan yang sama atau hampir sama dengan bersepakat untuk membentuk modal bersama untuk melayani kebutuhan pinjaman para anggotanya”.

2. Prinsip-prinsip Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) sebagaimana dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen Perkreditan untuk Credit Union (Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam (2006: 5-8), ada sembilan prinsip yang dirumuskan dan disepakatai dalam forum CU yakni:

a) Keanggotaan yang terbuka dan sukarela, bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama.

b) Dikontrol secara demokratis oleh anggota, yang mempunyai hak yang sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam pengambilan keputusan tanpa dipengaruhi jumlah sahamnya.

c) Tidak diskriminatif karena CU tidak membedakan anggota dari jenis kelamin, kebangsaan, ras, politik, maupun agama.


(70)

d) Pelayanan kepada anggota, diajukan untuk meningkatkan ekonomi dengan mempertahankan asas dari, oleh, dan untuk anggota.

e) Distribusi kepada anggota, mendorong sikap hemat dengan cara menabung, dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya.

f) Membangun stabilitas keuangan, untuk membangun kekuatan finansial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai, dan pengendalian internal yang memastikan pelayanan yang berkesinambungan kepada seluruh anggota.

g) Pendidikan terus menerus bagi seluruh anggota, pengurus, pengawas, dan manajemen serta masyarakat luas tentang ekonomi, sosial demokrasi, prinsip kerja sama, saling membantu, pengelolaan keuangan, hidup hemat, dan penggunaan pinjaman secara bijaksana. h) Kerjasama antar lembaga pada tingkat lokal, nasional, dan

internasional dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada anggota.

i) Tanggung jawab sosial dalam menjujung pembangunan manusia dan hubungan sosialnya.

3. Nilai-nilai Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) sebagaimana dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen Perkreditan Untuk Credit Union (Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam(2006: 3), adapun nilai-nilai CU, yaitu mendorong diri sendiri, bertanggung jawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan.


(71)

4. Pilar Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) seperti dikutip oleh PUSKOPDIT, adapun pilar dalam CU meliputi:

a. Pendidikan, yang tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota CU agar lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha, mengetahui, dan memahami laporan keuangan serta pengembangan CU.

b. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena CU tidak hanya sekedar menghimpun simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota CU memperhatikan kepentingan bersama dari pada kepentingan diri sendiri.

c. Swadaya, karena CU sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Caranya adalah menabung ke CU secara teratur serta menghindar agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain.

Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Credit Union (1973: 30-31), ada garis kebijaksanaan yang harus diikuti panitia kredit dalam memutuskan suatu permohonan pinjaman dan sikapnya terhadap permohonan pinjaman yaitu:

a. Harus dilihat dulu tujuan pinjaman. Tujuan darurat (sakit, kecelakaan, kematian, kebakaran, dan sebagainya) mendapat


(72)

prioritas utama. Sedang tujuan produktif mendapat prioritas kedua. Akhirnya tujuan kesejahteraan mendapat prioritas ketiga.

b. Dilihat kerajinan menabung anggota yang mengajukan pinjaman. Kerajinan menabung mencerminkan adanya kesadaran anggota akan perlunya membina dan meningkatkan kemampuan keuangannya. Layaklah bahwa prioritas diberikan kepada orang-orang yang memiliki semangat menabung.

c. Dilihat dari prestasi pengembalian pinjaman masa lampau. Dari catatan yang ada pada Bendahara terlihat ketepatan pengembalian pinjaman seorang pemohon dan penyelewengan tidaknya pemakaian uang pinjaman dari tujuan sewaktu mengadakan permohona pinjaman.

d. Dilihat dari partisipasi anggota pemohon kredit dalam gerak CU. Turut serta menyumbangkan tenaga dan pikirannya sebagai pengurus CU atau sebagai anggota yang aktif, rajin menghadiri rapat-rapat serta pendidikan CU atau tidak.

e. Dilihat keadaan keuangan anggota pemohon kredit sendiri, banyaknya saham yang dipegang, serta kemampuan ekonomisnya untuk mengembalikan pinjamananya.

f. Dilihat kemampuan penjamin pinjaman anggota, pemohon pinjaman, dan jenis jaminan.


(1)

No Simbol Nama Makna

4 Penghubung

pada halaman yang berbeda (off- page connector)

Simbol ini digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya pada halaman yag berbeda.

5 Akhir arus

dokumen

Simbol ini mengarahkan pembaca kesimbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum didalam simbol tersebut

6 Awal arus

dokumen

Simbol ini berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum didalam simbol tersebut

7 Kegiatan

manual

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual: menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan , memeriksa, dan berbagai jenis kegiatan klerikal lainnya

8 Keterangan,

komentar

Simbol ini digunakan untuk menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan dalam bagan alir

Sumber: Mulyadi (200160-63) 1


(2)

No Simbol Nama Makna

9 Arsip

sementara

Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang utuk keperluan pengelolaan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukkan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut: A= Menurut abjad

N= menurut nomorurut

T=kronologis, menurut tanggal

10 Arsip

permanen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan di proses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan

11 On-line

computer process

Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on line . Nama progranm ditulis didalam simbol

12 Keying

(Typing verifying)

Simbol ini menggambarkanpemasukan data kedalam komputer melalui on line terminal

13 Ya

Tidak

Keputusan Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. keputusan yang dibuat ditulis dalam simbol.

14 Garis alir

(flowline)

Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data.. akan panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah kebawah dan kekanan. jika arus dokumen mengalir keatas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan.


(3)

No Simbol Nama Makna

15 Persimpangan garis alir Jika dua garis alir bersimpangan, intik menunjukkan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan dua garis tersebut

16 Pertemuan garis alir Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya

17 Mulai/ Berakhir

(terminal)

Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.


(4)

LAMPIRAN E


(5)

xx ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus pada Credit UnionKeling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang

Agata Rosa Pebriani NIM : 09 2114 064 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union Keling Kumang telah sesuai dengan teori.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah: melakukan analisis deskriptif yang terdiri dari analisis deskripsi sistem pemberian kredit yang ada di Credit Union Keling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang, kemudian membandingkan prosedur pemberian kredit yang ada di Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang dengan dengan kajian teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang belum sepenuhnya menerapkan sistem pemberian kredit sesuai dengan teori. Hal ini terjadi karena Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang belum melakukan sistem pengendalian intern dengan baik berdasarkan teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.


(6)

xxi ABSTRACT

THE EVALUATION OF THE CREDIT LENDING SYSTEM A Case study on Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Puyong,

Baning, Sintang, West Kalimantan Agata Rosa Pebriani

NIM: 09 2114 064 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

The aim of this study is to investigate whether the credit lending system in Credit Union “Keling Kumang” is in accordance with the theories.

The steps taken to achieve the aim of this study were doing descriptive analysis which include descriptive analysis of credit lending system in Credit Union Keling Kumang Branch Rumah Punyong Baning Sintang, then comparing the procedure of lending system in Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang with the theories of credit lending system and internal control system.

The result of this study shows that Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang has not entirely applied the credit lending system based on the theory. This was happened because Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang has not applied the intern control system in a good way such as stated by the theory of credit lending system especially for the internal control system.


Dokumen yang terkait

Evaluasi Kinerja Pengurus Credit Union (Studi Kasus: di 2 Credit Union, Wilayah Siantar)

3 78 131

Prosedur Pemberian Kredit oleh Koperasi Credit Union (CU) Cinta Mulia Pematang Siantar

1 44 61

Evaluasi penyusunan laporan keuangan credit union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) : studi kasus di Credit Union Pancur Kasih tempat pelayanan pemangkat.

3 25 189

Analisis tingkat kesehatan keuangan credit union studi kasus pada credit union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat.

3 21 233

Evaluasi sistem pemberian kredit : studi kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta.

7 40 133

Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas sebagai alat ukur kinerja keuangan. Studi Kasus pada Koperasi Credit Union Keling Kumang di Sintang, Kalimantan Barat Periode 2014 2016

0 0 163

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP (TEMPAT PELAYANAN) BELITANG DI KABUPATEN SEKADAU - Repository UM Pontianak

1 0 26

Evaluasi kinerja keuangan credit union menggunakan sistem pearls : studi kasus pada Credit Union Melati - USD Repository

0 0 159

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN Studi Kasus pada Credit Union Pancur Kasih

0 0 124

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada Credit Union Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

0 2 272