Kinerja dan Pengukuran Kinerja.
f. Comprehensiveness. Indikator kinerja harus mereflesikan
semua aspek perilaku yang cukup penting untuk pembuatan
keputusan manajerial.
g.
Boundedness. Indikator konerja harus difokuskan pada
faktor-faktor utama
yang merupakan
keberhasilan
organisasi.
h.
Relevance. Berbagai penerapan membutuhkan indikator spesifik yang relevan untuk kondisi dan kebutuhan tertentu.
i.
Feasibility. Target-target yang digunakan sebagai dasar
perumusan indikator kinerja harus merupakan harapan yang
realistik dan dapat dicapai.
Sementara itu, syarat indikator kinerja menurut BPKP 2000 adalah sebagai berikut:
a. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada
kemungkinan kesalahan interpretasi. b.
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifak kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih menugkur indikator
kinerja mempunyai kesimpulan yang sama. c.
Relevan, indikator kinerja harus menangani aspek-aspek obyektif yang relevan.
d. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk
menunjukan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
e. Harus cukup flesibel dan sensitif terhadap perubahan
penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan. f.
Efektif. Datainformasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan
dianalisis dengan biaya yang tersedia. 3.
Jenis Indikator Kinerja Pemerintah Daerah
Menurut Mahsun 2006: 77 juga menjelaskan jenis indikator kinerja pemerintah daerah sebagai berikut:
a. Indikator Masukan input, adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini mengukur jumlah sumber
daya seperti anggaran dana, sumber daya manusia, peralatan, material
dan masukan
lain, yang
diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumber daya, suatu lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumber
daya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan. Tolok ukur ini dapat pula digunakan untuk
perbandingan brenchmarking dengan lembaga-lembaga
relevan.
b. Indikator proses process, dalam indikator proses, organisasi
merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan
tersebut. Rambu yang paling dominan dalam proses adalah
tingkat efisiensi dan ekonomis pelaksanaan kegiatan organisasi. Efisiensi berarti besarnya hasil yang diperoleh dengan
pemanfaatan sejumlah input. Sedangkan yang dimaksud dengan ekonomis adalah bahwa suatu kegiatan dilaksanakan
lebih murah dibandingkan dengan standar biaya atau waktu
yang telah ditentukan.
c. Indikator Keluaran output, adalah sesuatu yang diharapkan
langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non-fisik. Indikator atau tolok ukur keluaran
digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. Dengan membandingkan keluaran, instansi dapat
menganalisis apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai rencana. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai
kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh
karena itu, indikator keluaran, harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi. Misalnya untuk kegiatan yang bersifat
penelitian, indikator kinerja berkaitan dengan keluaran paten
dan publikasi ilmiah
d. Indikator Hasil outcomes, adalah segala sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah efek langsung. Pengukuran indikator seringkali
rancu dengan indikator keluaran. Indikator outcome lebih
utama dari sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu outcome kegiatan tersebut
telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan
banyak pihak. Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam
bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi
masyarakat banyak.
e. Indikator Manfaat Benefit adalah sesuatu yang terkait dengan
tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil.
Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang.
Indikator manfaat menunjukan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal tepat lokasi dan
waktu
f. Indikator dampak Impact adalah pengaruh yang ditimbulkan
baik positif maupun negatif.
Sementara itu, menurut Palmer 1995 dalam buku Mahsun 2006 ini, jenis indikator kinerja Pemerintah daerah antara lain:
a. Indikator biaya misalnya biaya total, biaya unit.