utama dari sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik, belum tentu outcome kegiatan tersebut
telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan
banyak pihak. Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam
bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi
masyarakat banyak.
e. Indikator Manfaat Benefit adalah sesuatu yang terkait dengan
tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil.
Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang.
Indikator manfaat menunjukan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal tepat lokasi dan
waktu
f. Indikator dampak Impact adalah pengaruh yang ditimbulkan
baik positif maupun negatif.
Sementara itu, menurut Palmer 1995 dalam buku Mahsun 2006 ini, jenis indikator kinerja Pemerintah daerah antara lain:
a. Indikator biaya misalnya biaya total, biaya unit.
b. Indikator produktivitas misalnya jumlah pekerjaan yang
mampu dikerjakan pegawai dalam jangka waktu tertentu. c.
Tingkat penggunaan misalnya sejauh mana layanan yang tersedia digunakan.
d. Target waktu misalnya waktu rata-rata yang digunkaan untuk
menyelesaikan satu unit pekerjaan. e.
Volume pelayanan misalnya perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai.
f. Kebutuhan pelanggan jumlah volume pelayanan uang
disediakan dibandingkan dengan volume permintaan yang potensial.
g. Indikator kualitas pelayanan.
h. Indikator kepuasan pelanggan.
i. Indikator pencapaian tujuan.
4. Efisiensi dan Efektivitas
Menurut Mahsun 2006: 182, indikator efisiensi dan efektivitas harus digunakan secara bersama-sama. Karena di satu
pihak, mungkin pelaksanaanya sudah dilakukan secara ekonomis dan efisien akan tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai degan
target yang diharapkan. Sedang di pihak lain, sebuah program dapat dikatakan efektif dalam mencapai tujuan, tetapi mungkin
dicapai dengan cara yang tidak ekonomis dan efisien. Jika program
dapat dilakukan dengan efisien dan efektif maka program tersebut dapat dikatakan cost-effectivenes.
a. Efisiensi
Menurut Mardiasmo 2009: 132, pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan cost of output. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan
efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya spending well. Menurut Mahmudi 2010: 85, secara matematis,
efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau dengan istilah lain output per unit input. Dalam pusat
pertanggungjawaban teknik, untuk mengukur efisiensi dilakukan dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya
dengan biaya standar. Biaya standar menunjukkan biaya yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan output tertentu.
b. Efektivitas
Menurut Mardiasmo 2009: 134, efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif.
Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.
Menurut Mahsun 2006: 191, efektivitas hasil guna adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pengelolaan keuangan dengan
melihat perbandingan
anggaran pendapatan
dengan realisasinya dan persentase tingkat pencapaiannya.
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus mengenai pengukuran kinerja pada Dinas Kependuduk dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, sehingga kesimpulan dari hasil penelitian hanya bermanfaat bagi Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur. Menurut Gunawan 2013: 121, studi kasus yaitu penelitian yang meneliti fenomena
kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya dengan menggunakan berbagai sumber data.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur, Jl. H.M Arsyad
No. 1000 Sampit.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu pada bulan April-Mei 2014.
C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kinerja Bidang Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah masyarakat yang telah menerima atau menggunakan pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kotawaringin Timur.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2009: 115. Dalam penelitian ini populasinya
adalah adalah masyarakat yang telah menerima atau menggunakan pelayanan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Kotawaringin Timur. Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut Sugiyono, 2009: 116. Penelitian ini menggunakan metode Nonprobability Sampling dengan teknik Accidental Sampling.
Pengambilan sampel aksidental menentukan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapa pun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai
sumber data Sumarni, 2006. Dalam penelitian ini sampel akan diambil
dari masyarakat yang ditemui ditempat penelitian pada jam kerja dan telah menerima atau menggunakan pelayanan dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupataen Kotawaringin Timur. Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel akan menggunakan
rumus menurut Cooper dan Emary 1996:231 sebagai berikut:
Keterangan: n
= Jumlah Sampel pq
= Proporsi populasi σp
= Kesalahan Proporsi Standar Berdasarkan dari rumus tersebut besarnya nilai proporsi populasi
adalah 0,25, kesalahan proporsi standar adalah 0,051 0,10 1,96.
Jika penelitian ini menggunakan estimasi varians maksimum ini, maka sampel yang dibutuhkan adalah 97. Untuk mempermudah penelitian
maka peneliti akan menggunakan 100 sampel.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner angket
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2009: 199. Kuesioner dalam penelitian ini diambil dari penelitian
sebelumnya dengan judul “Analisis Kinerja Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kutai Barat” yang ditulis oleh Florensia Octaviani 2011. Dalam penelitian tersebut, terdapat 10 pernyataan yang
digolongkan menjadi 5 indikator yaitu indikator masukan, indikator proses, indikator keluaran, indikator hasil, dan indikator
manfaat. Pernyataan – pernyataan tersebut juga digunakan pada
penelitian ini, karena teori yang menjadi dasar pernyataan kuesioner tersebut juga digunakan dalam penelitian ini. Selain itu,
penelitian sebelumnya juga memiliki kesamaan masalah yang diteliti, hal ini membuat peneliti menggunakan kuesioner yang
telah digunakan dalam penelitian sebelumnya.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati, dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik
observasi tidak tersturktur. Observasi tidak terstruktur adalah teknik observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati Sugiyono, 2009:
205. Sasaran observasi penelitian ini adalah perilaku masyarakat dan proses kerja.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyalin atau mencatat informasi dari sumber data yang
berkaitan dengan penelitian ini, yaitu gambaran umum Kabupaten Kotawaringin Timur, gambaran perusahaan dan informasi lain
yang dapat digunakan untuk penelitian ini.
G. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kinerja Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dalam penelitian ini, Kinerja Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan diukur melalui 5 jenis indikator kinerja pemerintah
daerah yang meliputi:
a Indikator Masukan input, adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini mengukur jumlah sumber
daya seperti anggaran dana, sumber daya manusia, peralatan, material
dan masukan
lain, yang
diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumber daya, suatu lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumber
daya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan. Tolok ukur ini dapat pula digunakan untuk
perbandingan brenchmarking dengan lembaga-lembaga relevan Mahsun, 2006: 77. Dari indikator ini pernyataan yang
digunakan dalam kuesioner yaitu:
1 Sarana dan prasarana pelayanan pencatatan sipil
memadai dan baik. 2
Jumlah pegawai yang ada telah mencukupi. 3
Masyarakat selalu mendapatkan pembinaan atau penyuluhan secara baik dan teratur.
b Indikator proses process, dalam indikator proses, organisasi
merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan
tersebut. Rambu yang paling dominan dalam proses adalah tingkat efisiensi dan ekonomis pelaksanaan kegiatan organisasi.
Efisiensi berarti besarnya hasil yang diperoleh dengan