f. Kelompok dampak impact adalah pengaruh yang
ditimbulkan baik positif maupun negatif. 3.
Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik Pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui
seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik, dan juga sangat
bermanfaat untuk membantu kegiatan manajerial keorganisasian. Dalam Mahsun 2006:33 berikut manfaat pengukuran kinerja
menurut BPKP, baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik:
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang
digunakan untuk pencapaian kinerja. b.
Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan
membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas
prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan
dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.
f. Mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi. g.
Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. h.
Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.
i. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan.
j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
D. Indikator Kinerja
1.
Definisi Indikator Kinerja
Menurut Mahsun 2006: 71 terdapat dua definisi kinerja. Pertama, Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan BPKP; 2000. Kedua, indikator
kinerja adalah
suatu variabel
yang digunakan
untuk mengekpresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses
atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi Lohman; 2003.
Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan
pencapaian sasaran atau tujuan yang akan dicapai oleh organisasi melalui ukuran tertentu.
2.
Syarat-syarat Indikator Ideal
Indikator kinerja bisa berbeda untuk setiap organisasi, namun setidaknya ada persyaratan umum unuk terwujudnya suatu
indikator yang ideal. Dalam Mahsun 2006: 74 ada dua syarat- syarat indikator ideal. Menurut Palmer 1995, syarat-syarat
indikator ideal adalah sebagai berikut: a.
Consistency. Berbagai definisi yang digunakan untuk merumuskan indikator kinerja harus konsisten, baik antara
periode waktu maupun antar unit-unit organisasi.
b. Comparibility. Indikator kinerja harus mempunyai daya
banding secara layak.
c. Clarity. Indikator kinerja harus sederhana, didefenisikan
secara jelas dan mudah dipahami.
d.
Controllability. Pengukuran kinerja terhadap seorang
manejer publik harus berada pada area yang dapat
dikendalikannya.
e.
Contingency. perumusan indikator kinerja bukan variabel
yang independen dari lingkungan internal dan eksternal. Struktur organisasi, gaya manajemen, ketidakpastian dan
kompleksitas lingkungan eksternal harus dipertimbangkan
dalam perumusan indikator kinerja.