33
2. Teori Kesalahan
a. Metode Bowditch
Metode ini bobot koreksinya berdasarkan jarak datar langsung.
b. Metode Transit
Metode ini bobot koreksinya dihitung berdasarkan proyeksi jarak langsung
tehadap sumbu x dan pada sumbu y. Semakin besar jarak langsung
koreksi bobot absis dan ordinat maka semakin besar nilainya.
Kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan untuk
memperoleh beda tinggi dan tinggi titik ikat relatif. Sebelum pengolahan data sipat datar
kerangka dasar vertikal dilakukan, koreksi sistematis perlu dilakukan terlebih dahulu
kedalam pembacaan benang tengah setiap slang. Kontrol tinggi dilakukan melalui suatu
alur tertutup sedemikian rupa sehingga diharapkan diperoleh beda tinggi pada jalur
tertutup sama dengan nol, jarak belakang dan muka setiap slang menjadi variabel
yang menentukan bobot kesalahan dan bobot pemberian koreksi. Semakin panjang
jarak pada suatu slang maka bobot kesalahan dan koreksinya lebih kecil.
Koreksi kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan untuk
memperoleh koordinat absis dan ordinat definitif. Sebelum pengolahan data poligon
kerangka dasar horizontal, koreksi sistematis harus dilakukan terlebih dahulu
kedalam pembacaan sudut horizontal. Kontrol koordinat dilakukan melalui 4 atau 2
buah titik ikat tergantung pada ikat kontrol sempurna atau sebagian saja. Jarak datar
dan sudut poligon setiap poligon merupakan suatu variabel yang menentukan untuk
memperoleh koordinat definitif tersebut. Syarat yang ditetapakan dan harus dipenuhi
terlebih dahulu adalah syarat sudut baru kemudian absis dan ordinat. Bobot koreksi
sudut tidak diperhitungkan atau dilakuan secara sama rata tanpa memperhitungkan
faktor-faktor lain. Sedangkan bobot koreksi absis dan ordinat diperhitungkan melalui 2
metode, yaitu metode bowditch dan transit. Metode bowditch bobot koreksinya
dihitung berdasarkan jarak datar langsung, sedangkan terhadap sumbu x untuk absis
dan sumbu y untuk sumbu ordinat. Semakin besar jarak datar langsung, koreksi
bobot absis dan ordinat semakin besar, demikian pula sebaliknya.
Di atas telah dijelaskan bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin terjadi pada waktu
melakukan pengukuran, kesalahan kesalahan pengukuran dapat di sebabkan
oleh ; a. Karena kesalahan pada alat yang
digunakan seperti yang telah di jelaskan di atas
b. Karena keadaan alam, dan c. Karena
pengukur sendiri
Di unduh dari : Bukupaket.com
34
2. Teori Kesalahan