39
2. Teori Kesalahan
Refraksi atmosfir.
Kelengkungan bumi.
Kesalahan letak skala nol rambu. Kesalahan panjang rambu bukan
rambu standar. Kesalahan pembagian skala scale
graduation rambu. Kesalahan pemasangan nivo rambu
Kesalahan garis bidik.
Dari faktor-faktor tersebut dapat ditarik pelajaran bahwa sudah seharusnya seorang
juru ukur mengetahui hal-hal yang akan mengakibatkan kesalahan pada
pengukuran. a. Keadaan
jalur pengukuran
Pengukuran sipat datar pada umumnya harus menggunakan jalur pengukuran
yang keras, seperti jalan diperkeras, jalan raya, jalan baja.
Dengan demikian turunya alat dan rambu dalam pelaksanaan pengukuran
dapat diperkecil, karena apabila terjadi penurunan alat dan rambu maka
pengukuran akan mengalami kesalahan. Besarnya kesalahan akibat
penuruanan alat-alat tersebut dijelaskan dibawah ini:
Gambar 34. Kesalahan karena penurunan alat
Pada salag 1 selama waktu pembacaan rambu belakang dan memutar alat
kerambu muka, alat ukur turun G
1
. Pada A
B
turun turun
turun I
II I
1 2
b
1
b
2
m
1
m
2
G
1
G
2
O
1
Di unduh dari : Bukupaket.com
40
2. Teori Kesalahan
waktu alat pindah ke slag 2, rambu turun O
1
dan selama pengukuran berlangsung alat turun
G
2
. Rumus yang digunakan untuk
menentukan beda tinggi h akibat
penurunan alat antara A dan B yaitu: Slag 1:
1 1
1 1
G m
b h
Slag 2:
2 2
1 2
2
G O
m b
h
1 2
1 2
2 1
1
O G
G m
b m
b h
AB 1
1 2
1
K h
h h
AB u
AB AB
O G
G
Dimana:
u AB
h
= beda tinggi hasil ukuran K
1
=
1 2
1
O G
G
= kesalahan karena turunya alat dan rambu
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa apabila pengukuran
antara dua titik pilar terdiri dari banyak slag pengaruh turunnya alat dan rambu
akan menjadi lebih besar akumulasi. Di bawah ini adalah usaha yang bisa
dilakukan untuk memperkecil pengaruh turunnya alat dan rambu:
Pada perpindahan
slag, pembacaan
dimulai pada rambu yang sama seperti pembacaan pada slag
sebelumnya, Pada setiap slag pembacaan
dilakukan dua kali untuk setiap rambu.
Untuk kedua usaha di atas dapat diterangkan sbb:
Pembacaan dimulai pada rambu no I.
Dari slag 1 : h
1
= b
1
– m
1
+ G
1
Dari slag 2 : h
2
= b
2
– m
2
+ G
2
- O
1
h
AB
= h
AB
– O
1
- G
1
- G
2
h
AB
=
2
K h
u AB
Dimana K
2
K
1
+
A B
I II
I 1
2 b
1
b
2
m
1
m
2
G
1
G
2
O
1
Gambar 35. Pembacaan pada rambu I
Di unduh dari : Bukupaket.com
41
2. Teori Kesalahan