31
2. Teori Kesalahan
B B
C C
O D
D A
A S
u u
r S
u u
r C
C
Kesalahan sumbu vertikal
kemiringan maksimum. Sedangkan dalam keadaan dimana sumbu vertikal theodolite
miring sebesar v terhadap garis vertikal menghasilkan lintasan c’sd’ dalam arah u’
dari kemiringan yang maksimum. Dari dua lintasan ini akan diperoleh segitiga bola scc’
yang sumbu vertikal E dinyatakan dalam
persamaan berikut : E = u’ – u
E= v sin u’ ctgn 90 – h E = v sin u’ tgn h
Karena kesalahan sumbu vertikal tak dapat dihilangkan dengan membagi rata dari
observasi dengan teleskop dalam posisi normal dan dalam kebalikan, maka
pengukuran untuk sasaran dengan elevasi cukup besar.
Koreksi kesalahan pada pengukuran dasar vertikal menggunakan alat sipat datar optis.
Koreksi kesalahan didapat dari pengukuran yang menggunakan dua rambu, yaitu rambu
depan dan rambu belakang yang berdiri 2 stand.
Koreksi kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar vertikal dilakukan untuk
memperoleh beda tinggi dan titik tinggi ikat definit. Sebelum pengelohan data sipat
datar kerangka dasar vertikal dilakukan, koreksi kesalahan sistematis harus
dilakukan terlebih dahulu dalam pembacaan benang tengah. Kontrol tinggi dilakukan
melalui suatu jalur tertutup yang diharapkan diperoleh beda tinggi pada jalur sama
menghasilkan angka nol. Jarak belakang dan muka setiap slag
menjadi suatu variabel yang menentukan bobot kesalahan dan pemberi koreksi.
Semakin panjang suatu slag pengukuran maka bobot kesalahannya menjadi lebih
besar, dan sebaliknya
Gambar 30. Kesalahan Sumbu Vertikal
Salah satu pengaplikasian pada pengukuran kerangka dasar vertikal dapat dilihat dari
pengukuran sipat datar. Pada pengukuran kerangka dasar vertikal
menggunakan sipat datar optis, koreksi kesalahan sistematis berupa koreksi garis
bidik yang diperoleh melalui pengukuran sipat datar dengan menggunakan 2 rambu
yaitu belakang dan muka dalam posisi 2 stand 2 kali berdiri dan diatur dalam bidang
nivo. Sedangkan pada pengukuran kerangka dasar horizontal menggunakan
alat theodolite, koreksi kesalahan sistematis berupa nilai rata-rata sudut horizontal yang
diperoleh melalui pengukuran target berupa benang dan unting-unting pada posisi
Di unduh dari : Bukupaket.com
32
2. Teori Kesalahan