116
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X
e. merupakan daerah dataran banjir flood plain yang cukup luas; f.
bentuk lembah sangat lebar; dan g. banyak dijumpai bantaran sungai sebagai hasil sedimentasi
lumpur dan pasir-pasir yang halus.
1. Klasifikasi Sungai
Sungai dapat digolongkan dengan berbagai dasar penggolongan. Sebagian para ahli mencoba menggolongkan sungai berdasarkan
sumber airnya. Ada pula yang menggolongkan berdasarkan kekekalan pengaliran airnya.
Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Sungai Hujan
Sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari resapan air hujan. Air hujan yang meresap tersebut kemudian keluar
sebagai mata air melalui rekahan atau celah batuan dan mengalir sebagai sungai. Sebagian besar sungai-sungai yang terdapat di
Indonesia termasuk ke dalam jenis sungai hujan. Agar sungai hujan berair sepanjang tahun, bagian hulu sungai yang merupakan wilayah
perbukitan atau pegunungan harus dijaga kelestariannya, terutama kelestarian hutan dan vegetasi pendukungnya sehingga daya resap
tanah di wilayah tersebut tetap tinggi.
b. Sungai Gletser
Sungai gletser adalah jenis sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es atau gletser. Sungai jenis ini jarang terdapat di
wilayah negara kita, kecuali beberapa sungai di Papua yang sumber airnya berasal dari Pegunungan Jayawijaya, seperti bagian hulu
Sungai Membramo dan Sungai Digul.
c. Sungai Campuran
Sungai campuran yaitu jenis sungai gletser yang mendapat tambahan air dari curahan hujan, seperti bagian tengah dan hilir kedua
sungai di Papua tersebut. Dilihat dari kekekalan pengalirannya, sungai dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sungai episodik dan periodik. 1. Sungai episodik adalah jenis sungai yang mengalir sepanjang
tahun dengan debit air stabil tanpa dipengaruhi oleh perubahan musim kemarau dan penghujan. Sungai episodik dinamakan
pula sungai parenial. 2. Sungai periodik adalah jenis sungai yang debit airnya sangat
bergantung dari perubahan musim. Pada musim penghujan, debit airnya cukup tinggi bahkan dapat menimbulkan banjir
bandang. Akan tetapi, pada musim kemarau debit airnya turun drastis bahkan kering. Sungai periodik sering disebut pula
sungai euphemeral atau nonpermanen. Di wilayah gurun, sungai semacam ini dinamakan Wadi.
2. Pola Pengaliran
Sungai
Sistem pengaliran sungai beserta anak-anak sungainya di suatu daerah memperlihatkan pola-pola pengaliran tertentu. Hal ini umumnya
bergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi morfologi daerah, kemiringan lereng, serta struktur dan kekerasan batuan. Kita mengenal
7 pola pengaliran sungai yang biasa dijumpai, yaitu sebagai berikut.
a. Pola Dendritik
Pola dendritik yaitu sistem pengaliran sungai dalam suatu DAS di mana anak-anak sungai yang bermuara ke sungai utama membentuk
sudut yang tidak beraturan, ada yang lancip maupun tumpul.
1. Flood plain 2. Wadi
Z
oom
Sebuah sungai dapat dibedakan dari danau dan lautan karena
sungai memiliki ciri-ciri khusus, yaitu sebagai berikut.
1. Mengalir
menurun. 2. Pengalirannya tidak tetap.
3. Mengangkut suatu beban. 4. Mengalir mengikuti saluran
tertentu yang di kanan-kirinya dibatasi oleh suatu tebing yang
biasanya curam.
Sumber: Geomorfologi Umum Jilid 1, 1998
Geografia
Di unduh dari : Bukupaket.com
Dinamika Hidrosfer
117
b. Pola Pinnate
Pola pinnate yaitu sistem pola pengaliran sungai dalam suatu DAS di mana anak-anak sungai yang bermuara ke sungai utamanya membentuk
sudut lancip. Pola pengaliran semacam ini banyak dijumpai di daerah- daerah yang memiliki kemiringan lereng tinggi atau curam.
c. Pola Trellis
Pola trellis yaitu sistem pola pengaliran sungai yang relatif sejajar dengan anak-anak sungai membentuk sudut hampir tegak lurus
terhadap sungai utama. Pola trellis banyak dijumpai di kawasan kompleks pegunungan lipatan atau patahan.
d. Pola Paralel