22
Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X
A
Tata Surya
Jika Anda berdiri pada malam hari ketika udara cerah tanpa awan dan kabut kemudian mencoba mengamati jagat raya, akan
tampak bola langit yang dihiasi berjuta-juta bahkan miliaran benda langit, baik yang memancarkan sinar cahaya maupun yang
menerima dan memantulkan sinar.
Benda-benda langit tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
1. Bintang, yaitu benda langit yang mengeluarkan cahayanya
sendiri. Benda langit itu berupa bola gas pijar yang memancarkan sinar. Matahari merupakan salah satu bintang. Kumpulan-
kumpulan bintang tersebut dapat berupa: a. bintang tunggal, yaitu bintang yang tampak menyendiri;
b. bintang kembar biner, yaitu dua bintang yang tampak
terletak saling berdekatan; c. rasi, yaitu kumpulan beberapa bintang yang terlihat
membentuk gambar-gambar tertentu, seperti Aries, Gemini, Leo, Ursa Mayor, Bintang layang-layang Crux;
d. galaksi, yaitu kumpulan miliaran bintang seperti Bimasakti dan Andromeda. Di dalam jagat raya terdapat ribuan galaksi
yang tersebar.
2. Tata Surya, yaitu susunan benda langit sebagai satuan keluarga
Matahari. Matahari dikelilingi oleh benda-benda angkasa yang mempunyai lintasan tetap. Benda angkasa dengan lintasan tetap
itu disebut planet. Tata surya terdiri atas Matahari dengan 8 planet yang mengelilinginya.
3. Nebula, yaitu benda langit sejenis gumpalan awan di jagat
raya.
1. Teori Terjadinya Tata Surya
Sampai saat ini, proses terbentuknya bentukan jagat raya dan tata surya masih merupakan suatu misteri. Berbagai teori dan hipotesis
banyak dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab misteri tersebut. Beberapa teori tersebut di antaranya hipotesis nebula, planetesimal,
teori pasang, dan teori Lyttleton.
a. Hipotesis Nebula
Hipotesis Nebula dikembangkan oleh Immanuel Kant 1755 dan Pierre Simon Marquis de Laplace 1796. Inti dari hipotesis ini
adalah bahwa tata surya terbentuk atas massa gas pijar yang berputar, kemudian mendingin membentuk Matahari dan planet-planetnya.
1. Jagat raya
2. Bintang 3. Galaksi
4. Planet 5. Nebula
Z
oom
Gambar 2.1 Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda merupakan salah satu bagian dalam sistem tata surya yang terdiri
atas kumpulan ribuan bahkan miliaran bintang.
Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006
Lakukan pengamatan terhadap Rasi Ursa Mayor atau Bintang Biduk
atau Pedati. Amati perubahan arah selatan yang ditunjukkan oleh bintang
tersebut.
Barometer
Sumber: Planet dan Antariksa, 1996
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tata Surya dan Bumi
23
b. Hipotesis Planetesimal
Sekitar 1900, seorang ahli astronomi bernama Forest Ray Moulton dan ahli geologi bernama T.C. Chamberlin mengemukakan teori
terbentuknya tata surya yang dikenal dengan Hipotesis Planetesimal. Menurut mereka, planetesimal adalah suatu benda padat kecil yang
mengelilingi suatu inti gas.
Inti dari teori ini adalah pada suatu ketika terdapat sebuah bintang yang menembus ruang angkasa dengan cepat dan berada
dekat sekali dengan Matahari. Daya tarik gravitasi antara bintang tersebut dan Matahari semakin tinggi pada saat jaraknya semakin
dekat, sehingga menyebabkan terjadinya pasang naik massa gas yang dikandung oleh kedua bintang. Pada saat pasang naik, gas dalam
tubuh Matahari mencapai puncaknya, sehingga timbul beberapa bagian kecil massa Matahari yang terlepas atau terlempar dan mulai
mengorbit di sekitar Matahari. Setelah bintang tersebut menjauh dari Matahari, pasang Matahari kembali menurun ke arah normal.
Massa gas yang terlempar dan mengorbit di sekitar Matahari ini lama kelamaan mendingin dan membeku memadat mem-
bentuk planetesimal atau benda-benda padat, yang pada akhirnya membentuk planet.
c. Teori Pasang
Teori Pasang dikemukakan oleh Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys pada 1918. Menurut kedua ahli tersebut, planet bukanlah
terbentuk dari pecahan kecil gas saat terjadi pasang naik Matahari yang kemudian memadat membentuk planetesimal, melainkan
langsung terbentuk dari massa asli yang ditarik dari Matahari oleh bintang lain yang lewat ke dekat Matahari kita.
Inti dari teori pasang adalah pada suatu ketika ada suatu bintang yang datang mendekati bahkan hampir menyentuh Matahari. Berkat
adanya gaya gravitasi, bintang tersebut mengisap filamen gas yang berbentuk cerutu dari tubuh Matahari. Filamen tersebut membesar
pada bagian tengahnya dan mengecil di kedua bagian ujung, kemudian membentuk planet. Oleh karena itu, planet-planet yang terletak di
bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, dan Uranus, memiliki ukuran lebih besar jika dibandingkan dengan planet yang letaknya di bagian
tepi.
d. Teori Lyttleton