Tahap Penilaian Kinerja LANDASAN TEORI
dalam pemenuhan tugas khusus tertentu, dan kriteria evaluasi kinerja yang dipilih harus sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawab yang
dibebankan kepada manajer. 2
Tipe pusat pertanggungjawaban. Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu
sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam satuan uang disebut
dengan biaya, sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan pendapatan.
Hubungan antara
masukan dan
keluaran suatu
pusat pertanggungjawaban mempunyai karakteristik tertentu. Berdasarkan
karakteristik masukan dan keluarannya dalam hubungan di antara keduanya, pusat pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi 4
macam, yaitu pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi.
3 Karakteristik pusat pertanggungjawaban
Berikut ini merupakan karakteristik dari pusat pertanggungjawaban Mulyadi, 2001: 426:
a Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya
diukur prestasinya atas dasar biayanya nilai masukannya. Setiap pusat pertanggungjawaban mengkonsumsi masukan dan
menghasilkan keluaran. Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur dalam wujud pendapatan.
Departemen akuntansi dan departemen personalia adalah contoh pusat biaya yang keluarannya sulit untuk diukur secara
kuantitatif. b
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan
pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat
pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi
masukannya tersebut. c
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya
pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. d
Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat
pertanggungjawaban tersebut
dengan investasi
yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat
berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
Manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa setiap manajer bertindak sesuai dengan sasaran perusahaan. Untuk mewujudkan hal
ini, harus terdapat kesesuaian antara sasaran organisasi dan sasaran manajer secara individual. Kesesuaian sasaran dipengaruhi oleh
prosedur yang digunakan untuk menilai kinerja manajer karena penilaian kinerja memaksa setiap manajer bertindak sesuai dengan
ukuran yang ditetapkan dalam kriteria kinerja. Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kriteria kinerja manajer
adalah: 1
Dapat diukur atau tidaknya kriteria. 2
Rentang waktu sumber daya dan biaya. 3
Bobot yang diperhitungkan atas kriteria. 4
Tipe kriteria yang digunakan dan aspek perilaku yang ditimbulkan. 2.
Tahap penilaian. Pada tahap ini seluruh fase pengukuran hasil kerja para manajer
dibandingkan dengan ukuran-ukuran yang telah disepakati. Fase ini terdapat tiga tahap rinci:
a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam evaluasi kinerja, hasil pengukuran kinerja secara periodik
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah
ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja kepada manajer yang bertanggung jawab untuk menunjukan efisiensi dan efektivitas
kinerjanya. b.
Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar.
Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan
tersebut dan dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya. Baik penyimpangan yang merugikan maupun yang menguntungkan perlu
diperhatikan dan dianalisis oleh manajemen. c.
Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku yang diinginkan dan mencegah terulangnya
perilaku yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja ditujukan untuk menegakkan perilaku tertentu di dalam pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan. Hasil di masa yang akan datang dapat dipengaruhi oleh penegakan perilaku yang diinginkan dan dengan mengubah atau
mencegah perilaku yang tidak diinginkan melalui sistem penghargaan yang didasarkan atas kinerja. Motivasi dapat bersifat ex-ante sebelum
sesuatu terjadi atau ex-post setelah sesuatu terjadi. Sistem akuntansi memiliki fungsi yang penting dalam evaluasi kinerja
manajer dengan cara menyediakan data kuantitatif untuk menentukan
bagaimana, kepada siapa dan untuk apa penghargaan didistribusikan atau tidak didistribusikan. Sistem akuntansi juga dapat menunjukkan
bidang yang di dalamnnya perlu diadakan perubahan perilaku untuk penyehatan dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
26