Akuntansi Pertanggungjawaban LANDASAN TEORI

data pendapatan dan biaya yang relevan untuk perencanaan dan pengendalian biaya. Menurut Ikhsan 2009: 58, sebuah bisnis jasa dengan beberapa departemen, masing-masing dengan tanggungjawab untuk mengendalikan biaya sendiri-sendiri dan dengan kepala departemen bertanggungjawab untuk keuntungan yang diterima departemen, secara praktek dikenal sebagai akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban adalah didasarkan pada prinsip bahwa kepala departemen atau manager harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja mereka dan kinerja dari karyawan- karyawan dalam departemen mereka. Terdapat dua tujuan untuk mengembangkan pusat pertanggungjawaban: 1. Mengijinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan tanggungjawaban dan otoritas terhadap kepala departemen sehingga mereka dapat mencapai tujuan operasi departemen. 2. Menyediakan manajemen puncak dengan informasi umumnya terhadap dasar akuntansi untuk mengukur kinerja dari setiap departemen dalam pencapaian tujuan operasi. Dengan praktek akuntansi pertanggungjawaban organisasi tunggal, departemen dapat diidentifikasi sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba atau pusat investasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam akuntansi pertanggungjawaban: 1. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran sistem akuntansi pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aset, pendapatan, danatau biaya, yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer menjadikannya dalam posisi dapat mengendalikan sesuatu yang berada di bawah wewenangnya. Maka dalam kaitannya dengan wewenang manajer tertentu, aset, pendapatan, danatau biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1 aset, pendapatan, danatau biaya terkendalikan dan 2 aset, pendapatan, dan biaya yang tidak terkendalikan oleh manajer tersebut. Menurut Mulyadi 2001: 174, dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, informasi dapat berupa informasi historis yaitu berupa aset, pendapatan, danatau biaya masa lalu, dan informasi masa yang akan datang. Informasi masa yang akan datang dapat bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi historis bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer. 2. Pusat Pertanggungjawaban Pusat tanggungjawab dapat didefinisikan sebagai suatu unit organisasi sub unit yang dikepalai oleh seorang manajer responsibility manager yang prestasinyakinerjanya diukur dengan wewenang dan tanggung jawab tertentu Adisaputro dan Anggarini, 2007: 50. Dalam pusat pertanggungjawaban jumlah dan jenisnya bergantung pada ukuran perusahaan, struktur organisasi, dan preferensi manajemen puncak serta gaya kepemimpinanya. Berdasarkan ukuran tanggung jawab, pusat tanggungjawab ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Pusat Biaya Cost Center b. Pusat Penghasilan Revenue Center c. Pusat Laba Profit Center d. Pusat Investasi Investment Center 3. Syarat Pembentukan Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam membangun suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik maka diperlukan serangkaian persyaratan yang saling terkait satu dengan lainnya. Menurut Rudianto 2006: 293, beberapa hal yang menjadi syarat dalam membentuk dan mempertahankan sistem akuntansi pertanggungjawaban: 1. Struktur organisasi yang menggambarkan adanya wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap tingkatan manajemen. 2. Anggaran harus disusun untuk setiap tingkatan manajemen yang ada dalam organisasi. 3. Penggolongan sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen. 4. Akuntansi pertanggungjawaban menuntut adanya laporan pertanggungjawaban.

B. Anggaran Budget

Menurut Prawironegoro dan Purwanti 2009: 111, perusahaan besar maupun perusahaan kecil seyogyanya membuat anggaran, karena penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan pengendalian. Perencanaan melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk pencapaian sasaran dan tujuan suatu organisasi. Sedangkan pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai hasil kerja dan membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Menurut Soetopo 2009: 71, budget merupakan rencana kerja yang digunakan untuk mencapai target penjualan dan untuk mengawasi penggunaan biaya. Menurut Adisaputro dan Anggarini 2007: 21, anggaran merupakan hasil penyusunan anggaran, sedangkan penganggaran adalah proses menyusun anggaran. Penganggaran perusahaan dapat didefinisikan sebagai proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Anggaran dapat berupa rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek yang dinyatakan dalam satuan moneter standar. Dalam hal pengertiannya perlu dibedakan antara anggaran dengan ramalan dan proyeksi. Ketiganya merupakan suatu perkiraan tentang kejadian di masa datang tetapi ketiganya pun berbeda. Anggaran merupakan suatu rencana kerja di masa datang yang dilakukan dengan proses yang disebut penganggaran. Sedangkan ramalan hanyalah sebuah prediksi kejadian di masa datang, tanpa adanya usaha peramal untuk mempengaruhi apa yang terjadi agar sesuai dengan ramalan. Sedangkan proyeksi adalah perkiraan sesuatu yang akan terjadi jika suatu kondisi lain terjadi terlebih dulu. 1. Karakteristik Anggaran Anggaran memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan dari sekedar rencana. Menurut Rudianto 2006: 113, berikut adalah beberapa ciri khusus dari anggaran: a. Dinyatakan dalam satuan moneter. Penulisan dalam satu unit moneter dapat juga didukung oleh satuan kuantitatif, misalnya unit. Penyusunan rencana kerja dalam unit moneter juga bertujuan untuk mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti rencana tersebut. Rencana kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita panjang akan menyulitkan anggota organisasi untuk membaca atau mengerti. b. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk memberikan batasan rencana kerja tersebut. Maka bukan berarti anggaran dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek atau untuk kurun waktu lebih panjang. c. Mengandung komitmen manajemen. Anggaran harus disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar penyusunan anggaran dapat bermanfaat bagi perusahaan. Dalam menyusun anggaran perusahaan harus dipertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis. d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun. e. Setelah disetujui, anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Anggaran hanya dapat diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Dengan asumsi, jika tetap dipertahankan anggaran malah tidak relevan lagi dengan situasi yang ada. f. Jika terjadi penyimpanganvarians di dalam pelaksanaanya, harus dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Tanpa analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan yang terjadi maka potensi untuk terulang lagi di masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis ini adalah untuk mencari penyebab penyimpangan supaya tidak terulang lagi di masa mendatang, dan agar penyusunan