33
wirausahawan pun tidak akan menutup kemungkinan bagi anak mereka nanti untuk berwirausaha. Hal itu dapat terjadi melihat kondisi saat ini
dimana mencari pekerjaan sudah sangat sulit.
G. Kreativitas dan Inovatif
1. Pengertian Kreativitas
Kreatif adalah memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan Kurniawan, 2015:19. Orang berusaha berpikir kreatif
karena adanya keinginan yang kuat pada pribadinya untuk menghasilkan sesuatu kemajuan, akibat dari adanya dorongan untuk berprestasi tinggi,
serta adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu yang baru tersebut. Riani Laksmi Asri, dkk, 2014:55.
Bagi seorang wirausaha, kreativitas adalah modal penting. Sebagai wirausaha, setiap saat harus siap menghadapi persaingan. Oleh sebab itu
menjadi seorang wirausaha hrus mampu berpikir kreatif. Tanpa kreativitas wirausaha tidak akan mampu berkembang dan mempertahankan bisnisnya.
2. Pentingnya Kreativitas
Menurut Kurniawan, 2015:18, kreativitas menjadi penting karena:
a. Wirausaha yang kreatif mampu mengeluarkan produk yang belum
dibuat di pasar. Di sini wirausaha tak harus menjadi penemu, tetapi menjadi jembatan antara penemuan dengan pasar. Mampu memberikan
arahan pada para penemu, dan mengemasnya sebagai produk komersial yang harganya terjangkau dan mampu diterima konsumen.
34
b. Dengan menjadi manusia kreatif menjadikan wirausahawan menjadi
pemimpin bukan peniru. Pemimpin pasar adalah orang yang disegani dan memiliki citra positif. Wirausahawan menjadi legenda,
kemungkinan produk dapat ditiru, tetapi pengikut tak mampu membuat yang lebih bagus dari sang
pioneer.
c.
First mover
. Dengan kreativitas, menjadikan wirausahawan sebagai
market leader
, dan siap dengan ide atau gagasan-gagasan baru. d.
Kreativitas akan mencari cara atau solusi membuka terobosan baru, dan menciptakan pembeda yang menonjol dan disukai pasar.
e. Kreativitas bermula dari sebuah ide yang muncul dari pengamatan
terhadap keadaan sehari-hari di sekitar wirausahawan. 3.
Ciri-ciri Kreatif Menurut A. Roe dalam Basrowi, 2011: 38-39, manusia kreatif
mempunyai ciri-ciri: a.
Keterbukaan dalam pengalaman; b.
Melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa; c.
Keingintahuan; d.
Menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan; e.
Dan menerima perbedaan; f.
Percaya pada diri sendiri; g.
Tekun; h.
Berani mengambil resiko; dan i.
Tidak hanya tunduk pada standar dan pengawasan kelompok.
35
4. Hambatan-hambatan dalam berpikir kreatif
Menurut Riani Laksmi Asri, dkk, 2014:67-68, hambatan- hambatan dalam berpikir kreatif sebagai berikut:
a. Hambatan yang berasal dari dalam diri yaitu:
1 Hambatan emosional
emotional barriers,
yaitu ketidak mampuan berpikir kreatif akibat perasaan-perasaan tertentu yang menganggu,
misalnya adanya perasaan takut berbuat salah, takut dianggap bodoh, takut gagal, takut ditertawakan orang, takut mendapatkan
kritikan yang berlebihan, takut menghadapi kebingungan, dan takut berbeda
dengan orang
lain. Perasaan-perasaan
tersebut menyebabkan individu kurang mampu mengeluarkan ide-ide yang
mungkin sangat baik yang ada dalam pikirannya.
2 Hambatan persepsi
perceptual barries,
yaitu hambatan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, di mana individu
kurang mampu mempersepsikan masalah yang dihadapi secara jelas dan benar, misalnya dalam memandang masalah dari satu segi
saja, kurang memperhatikan pemecahan masalah dari aspek-aspek yang lain. Juga karena kebiasaan yang dilakukan individu hanya
memandang masalah dari unsur-unsur yang pokok saja, sehingga yang lain tidak terjangkau.
3 Hambatan yang dipelajari
learned barries
, yaitu hambatan berpikir kreatif karena terpaku pada apa yang dipelajari.
36
b. Hambatan yang berasal dari luar diri antara lain:
1 Hambatan karena kebudayaan
Kebudayaan yang dianut oleh anggota masyarakat misalnya aturan- aturan yang berlaku, pedoman, nilai yang dianut oleh warga sangat
besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kreatif warganya. Pandangan mensyaratkan bahwa berfantasi adalah waktu yang
terbuang, permainan itu hanya bagi anak-anak saja, pendapat yang diterima adalah yang logis beralasan dan disertai angkat saja,
sedang yang bersifat intuitif, kesenangan, humor adalah masalah yang tidak perlu mendapat pemecahan merupakan aspek
kebudayaan yang menghambat kreativitas. 2
Hambatan yang berasal dari lingkungan kerja Kemampuan berpikir kreatif dapat dipengaruhi oleh lingkungan
kerja individu yang bersangkutan, misalnya atasan dan teman- temannya. Atasan atau pemimpin yang kurang menghargai
pemikiran bawahan akan mengurangi kreativitas bawahan tersebut dalam bekerja, misalnya gagasan baru yang dimunculkan selalu
ditolak atau disalahkan. Demikian juga atasan yang bersifat otoriter, tidak memberi kesempatan kepada bawahan untuk
menciptakan cara kerja baru. Selain atasan teman-teman kerja karyawan juga berpengaruh terhadap kemunculan ide-ide kreatif
dari seseorang. Ide yang tidak mendapat sambutan, penghargaan,
37
bahkan ide tersebut ditertawakan atau diejek akan menimbulkan keengganan bagi seseorang untuk memunculan ide baru.
c. Hambatan yang berasal dari lingkungan keluarga
Keluarga adalah tempat anak-anak mula-mula belajar mengemukakan pendapat atau ide-ide mulai dari yang paling
sederhana sampai ide yang paling tinggi kompleks. Bila orang tua kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir kreatif
maka dorongan anak untuk berpikir kreatif akan hilang karena takut
disalahkan, ditertawakan, atau dianggap aneh-aneh.
5. Sedangkan menurut Basrowi, 2011:42, hambatan dalam berpikir kreatif
adalah adanya pembatasan-pembatasan dalam berpikir. Pembatasan- pembatasan tersebut adalah pembatasan situasi dan pembatasan mental.
Pembatasan situasi adalah pembatasan yang nyata, misalnya keterbatasan uang, umur, waktu, fisik, pendidikan, dan norma dalam masyarakat.
Semua itu adalah fakta yang membatasi proses berpikir kreatif seseorang. Pembatasan mental adalah pikiran-pikiran yang membatasi proses berpikir
kreatif seseorang. Misalnya kekhawatiran seseorang tentang dana terbatas, waktu yang tidak cukup, pihak lain yang enggan membantu, dan
sebagainya. 6.
Pengertian Inovatif Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan atau
ide-ide yang dapat dijual dan merupakan hal atau trobosan baru. Sedangkan kemampuan inovatif adalah seorang wirausahawan merupakan
38
proses mengubah peluang atau gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Basrowi, 2011:35.
7. Pentingnya Inovatif
Apabila wirausahawan ingin sukses dan terus dapat menjalankan usahanya, ia harus membuat produk-produk yang dihasilkan dengan
inovasi-inovasi baru sebab dalam dunia bisnis pada zaman sekarang, produk-produk dan pelayanannya tanpa adanya inovasi tidak akan
berkembang dan tidak akan mungkin sukses dalam berwirausaha. Keterlambatan
berinovasi dalam
produk dan
pelayanan akan
mengakibatkan kegagalan bagi seorang wirausaha. Dengan adanya bisnis, akan membawa perkembangan dan perubahan dalam otonomi menurut
Joseph Schumpeter dalam Basrowi, 2011:35. Menurut basrowi, ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar
untuk meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, antara lain sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tindakan untuk selalu berinovasi.
b. Membuat produk dengan penuh inovatif dengan proses secara
sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan. c.
Memulai membuat produk dengan inovatif yang terkecil. d.
Menentukan tujuan dalam berinovatif. e.
Menjalankan uji coba dan revisi. f.
Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman. g.
Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovatif.
39
h. Menghargai karyawan yang mempunyai gagasan dalam berinovatif.
i. Mempunyai keyakinan dan bekerja dengan penuh inovatif.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovatif
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan inovatif seseorang wirausahawan adalah keinginan untuk berprestasi, pemasaran, resiko,
pendidikan, pengalaman, dan lain sebagainya. Adanya inovasi yang berasal dari orang lain akan memicu seseorang untuk berusaha agar
bisnisnya berhasil Basrowi, 2011:36. 9.
Prinsip-prinsip Inovatif Prinsip-prinsip inovatif menurut Basrowi, 2011:37, sebagai
berikut: a.
Keharusan menganalisis peluang Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis,
tujuannya adalah mencari peluang yang benar-benar sesuai dengan inovasi yang akan dilakukan.
b. Keharusan memperluas wawasan
Makin banyak hal-hal baru yang kita dapatkan maka makin mudah bagi lita untuk mencari gagasan yang inovatif, memperluas wawasan dapat
dilakukan dengan cara lebih banyak membaca, mendengar dan merasakan.
c. Keharusan untuk bertindak efektif
Syarat bagin keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan sehingga timbul pernyataan “hal ini sebetulnya sederhana, mengapa tidak
berpikir sebelum nya”.
40
d. Keharusan untuk tidak berpikir muluk
Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan sumber inspirasi untuk melakukan sebuah inspirasi, tetapi akan lebih baik jika
dari hal-hal yang lebih kecil dahulu.
H. Penelitian Yang Relevan