Hipotesis Pertama Pengujian Hipotesis

94 menggunakan pengujian normalitas karena variabel tersebut merupakan variabel nominal sehingga tidak melalui uji normalitas tetapi langsung menggunakan pengujian Chi-Square.

C. Pengujian Hipotesis

Dari pengujian prasyarat diatas dapat diketahui bahwa variabel intensi berwirausaha dan variabel kebutuhan akan prestasi berdistribusi normal, sedangkan untuk variabel pendidikan kewirausahaan, variabel pemahaman cara akses terhadap modal, dan kreatifitas dan inovatif berdistribusi tidak normal. Dengan demikian pengujian untuk hipotesis menggunakan Chi- Square dengan bantuan program SPSS versi 23.0 for Windows.

1. Hipotesis Pertama

a. Rumusan Hipotesis H 01 : Tidak ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa – siswi kelas XI SMK N 1 Sewon, SMK N 1 Pleret dan SMK Budhi Dharma Piyungan. Ha 1 : Ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa – siswi kelas XI SMK N 1 Sewon, SMK N 1 Pleret dan SMK Budhi Dharma Piyungan. 95 b. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 4.18 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul Intensi 2 kebutuhan akan prestasi 2 Crosstabulation kebutuhanakanprestasi2 Total Rendah Tinggi Intensi2 Rendah Count 4 9 13 Expected Count .2 12.8 13.0 Residual 3.8 -3.8 Tinggi Count 251 251 Expected Count 3.8 247.2 251.0 Residual -3.8 3.8 Total Count 4 260 264 Expected Count 4.0 260.0 264.0 Lampiran 6; Pengujian Hipotesis Pada tabel 4.18 menunjukkan tabel kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha dan variabel kebutuhan akan prestasi yang semula terdapat kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi telah diubah dengan kolom kategori yang berdekatan digabungkan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha dan variabel kebutuhan akan prestasi sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah kode angka 1 dan rendah kode angka 2 digabungkan diberi kode angka 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori sedang kode angka 3 diubah menjadi 96 diberi kode angka 2 dengan kategori sedang. Untuk kategori tinggi kode angka 4 dan kategori sangat tinggi kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori tinggi. Karena masih belum memenuhi syarat maka dilakukan penggabungan kembali pada variabel intensi berwirausaha dan variabel kebutuhan akan prestasi kategori rendah kode 1 dan sedang kode 2 digabungkan menjadi rendah kode 1, kategori tinggi kode 3 tetap dan berubah kode menjadi kode 2. Tabel 4.19 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul Chi-Square Tests Value df Asymptotic Significance 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square 78.419 a 1 .000 Continuity Correction b 59.154 1 .000 Likelihood Ratio 25.408 1 .000 Fishers Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association 78.122 1 .000 N of Valid Cases 264 a. 0 cells 0.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is .20. b. Computed only for a 2x2 table Lampiran 6; Pengujian Hipotesis 97 Tabel 4.20 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kebutuhan Akan Prestasi Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul Symmetric Measures Value Asymptotic Standardized Error a Approximate T b Approximate Significance Nominal by Nominal Contingency Coefficient .478 .000 Interval by Interval Pearsons R .545 .115 10.522 .000 c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .545 .115 10.522 .000 c N of Valid Cases 264 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Lampiran 6; Pengujian Hipotesis Pada tabel 4.19 diketahui hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 78.419 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari  0,05 sehingga H a1 diterima dan H 01 ditolak, yang artinya ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha adalah mencari derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus kontingensi C sebagai berikut: 98 C= Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.20 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0.478 Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C max yang mungkiin bisa terjadi. Perhitungan nilai C max adalah sebagai berikut: = 0,816 Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C max maka hasil yang diperoleh sebesar 0.586 0,4780,816. Maka kriteria rasio CC max , koefisien 0,586 berada pada rentang 0,40 – 0,599 dengan interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan sedang.

2. Hipotesis Kedua