117
1. Pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha
siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul
Pada tabel 4.20 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 78.419 df = 1 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga H
a1
diterima dan H
01
ditolak, yang artinya ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI
SMK di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria rasio CC
max
koefisien 0.586 berada pada rentang 0.400 – 0.599
dengan interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh faktor kebutuhan
akan prestasi
terhadap intensi
berwirausaha dapat
diinterprestasikan sedang. Peneliti melakukan pengkajian terhadap kriteria rasio yang sebesar 58.6 bahwa intensi berwirausha di kalangan siswa
ditentukan oleh potensi kebutuhan akan prestasi dan sebagian lainnya yaitu 41.4 dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 4.5 menunjukkan 264 siswa-siswi yang menjadi responden. Adapun gambaran sebenarnya menunjukkan bahwa 161 siswa-siswi
60.98 memiliki intensi berwirausaha dengan kategori sangat tinggi, 90 siswa-siswi 34.09 memiliki intensi berwirausaha dengan kategori
tinggi, 11 siswa-siswi 4.17 memiliki intensi berwirausaha dengan kategori rendah, 2 siswa-siswi 0.76 memiliki intensi berwirausaha
dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis data menunjukkan bahwa kebutuhan akan prestasi siswa
kelas XI di Kabupaten Bantul tergolong sangat tinggi. Dalam hal ini
118
kebutuhan akan prestasi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat intensi berwirausaha pada siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul.
Semakin tinggi tingkat kebutuhan akan prestasi siswa semakin tinggi tingkat intensi berwirausaha. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat
kebutuhan akan prestasi siswa semakin rendah tingkat intensi berwirausaha siswa. Sehingga kebutuhan akan prestasi pada siswa harus
diperhatikan untuk meningkatkan intensi berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor kebutuhan akan
prestasi tergolong sedang, intensi berwirausaha tergolong sangat tinggi, namun derajat asosiasi menunjukan rasio 0.586 dan tergolong sedang.
Atas dasar hasil penelitian tersebut maka peneliti memiliki keyakinan bahwa
masih ada indikator kebutuhan akan prestasi selain: 1 prestasi yang tinggi, 2 berani mengambil resiko, 3 mengatasi kesulitan, 4 memiliki
tanggungjawab personal, 5 menyukai tantangan, 6 memerlukan umpan balik yang belum terungkap dan menjadi penentu untuk memberikan porsi
yang lebih besar terhadap intesi berwirausaha khususnya bagi siswa kelas XI di kabupaten Bantul. Pengembangan dan penemuan indikator lain pada
faktor kebuthan akan prestasi diyakini memiliki peranan bersar untuk meningkatkan intensi berwirausaha dapat dilakukan oleh peneliti
selanjutnya. Menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kebutuhan akan
prestasi merupakan suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan.
119
Individu yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan terus berupaya sampai sesuatu yang diinginkan mampu diraih. Dan dengan
memegang tiga atribut yang melekat pada seseorang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu: 1 menyukai tanggungjawab
pribadi dalam mengambil keputusan, 2 mau mengambil resiko sesuatu dengan kemampuannya, dan 3 memiliki minat untuk belajar dari
keputusan yang telah diambil dapat meningkatkan intensi berwirausaha. Kebutuhan akan prestasi sangat penting bagi siswa karena dengan
memiliki kebutuhan yang tinggi siswa dapat mengatasi kesulitan, memiliki tanggungjawab yang tinggi, berani mengambil resiko dan lebih menyukai
tantangan. Seseorang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan terus berupaya sampai sesuatu yang diinginkan mampu diraih
sehingga dapat mencapai kesuksesan dan keunggulan.
2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha