98
C= Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.20
Symmetric Measures
pada kolom
Contingency Coefficient
yaitu sebesar 0.478
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkiin bisa terjadi. Perhitungan nilai C
max
adalah sebagai berikut:
= 0,816
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0.586 0,4780,816. Maka kriteria rasio CC
max
, koefisien 0,586 berada pada rentang 0,40
– 0,599 dengan interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan sedang.
2. Hipotesis Kedua
a.
Rumusan Hipotesis
H
02
: Tidak ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap
intensi berwirausaha siswa – siswi XI SMK N 1 Sewon,
SMK N 1 Pleret dan SMK Budhi Dharma Piyungan. Ha
2
: Ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi
berwirausaha siswa – siswi kelas XI SMK N 1 Sewon, SMK
N 1 Pleret dan SMK Budhi Dharma Piyungan.
99
b.
Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 4.21
Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul
Intensi2 pendidikan kewirausahaan 2 Crosstabulation
pendidikankewirausahaan2 Total
Tidak Baik Baik
Intensi 2
Rendah Count
13 13
Expected Count 3.3
9.7 13.0
Residual 9.7
-9.7 Tinggi
Count 54
197 251
Expected Count 63.7
187.3 251.0
Residual -9.7
9.7 Total
Count 67
197 264
Expected Count 67.0
197.0 264.0
Lampiran 6; Pengujian Hipotesis
Pada tabel 4.21 menunjukkan tabel kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi
berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha dan variabel
pendidikan kewirausahaan yang semula terdapat kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi telah diubah dengan kolom
kategori yang berdekatan digabungkan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha dan variabel pendidikan kewirausaha
sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah kode angka 1 dan rendah kode angka 2 digabungkan diberi kode angka 1 dengan
kategori rendah. Untuk kategori sedang kode angka 3 diubah menjadi
100
diberi kode angka 2 dengan kategori sedang. Untuk kategori tinggi kode angka 4 dan kategori sangat tinggi kode angka 5 digabungkan
diberi kode angka 3 dengan kategori tinggi. Karena masih belum memenuhi syarat maka dilakukan penggabungan kembali pada variabel
intensi berwirausaha dan variabel pendidikan kewirausahaan kategori rendah kode 1 dan sedang kode 2 digabungkan menjadi rendah
kode 1, kategori tinggi kode 3 tetap dan berubah kode menjadi kode 2.
Tabel 4.22 Hasil Analisis
Chi-Square
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul
Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Significance
2-sided Exact Sig. 2-
sided Exact Sig. 1-
sided Pearson Chi-Square
40.204
a
1 .000
Continuity Correction
b
36.166 1 .000
Likelihood Ratio 37.705 1
.000 Fishers Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
40.051 1 .000
N of Valid Cases 264
a. 0 cells 0.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.30. b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 6; Pengujian Hipotesis
101
Tabel 4.23 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul
Symmetric Measures
Value Asymptotic
Standardized Error
a
Approximate T
b
Approximate Significance
Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
.364 .000
Interval by Interval
Pearsons R .390
.051 6.861
.000
c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
.390 .051
6.861 .000
c
N of Valid Cases 264
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Lampiran 6; Pengujian Hipotesis
Pada tabel 4.22 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 40.204 df = 1 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 sehingga H
02
ditolak dan H
a2
diterima, yang artinya ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI
SMK di Kabupaten Bantul. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha adalah mencari derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus
kontingensi C sebagai berikut: C=
102
Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.23
Symmetric Measures
pada kolom
Contingency Coefficient
yaitu sebesar 0,363
. Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkiin bisa terjadi. Perhitungan nilai C
max
adalah sebagai berikut:
= 0,816
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,445 0,3630,816. Maka kriteria rasio CC
max
, koefisien 0,465 berada pada rentang 0,400
– 0,599 dengan interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan sedang
.
3. Hipotesis Ketiga