Kecemasan Matematika Pengertian Matematika

16 Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kecemasan digolongkan menjadi dua macam, yakni kecemasan internal atau kecemasan yang berasal dari dalam diri sendiri, serta kecemasan eksternal yang berasal dari luar diri.

2.1.2.2 Kecemasan Matematika

Fiore dalam Risnawati, 2014 : 92 mendefinisikan kecemasan matematika yaitu kepanikan, ketidakberdayaan, kelumpuhan, dan pendisorganisasian mental yang muncul pada beberapa orang ketika mereka diminta untuk memecahkan masalah matematika. Mathison dalam Risnawati, 2014 : 91 mendefinisikan kecemasan matematika sebagai ketakutan irasional matematika yang berkisar dari yang sederhana yaitu ketidaknyamanan yang terkait dengan operasi numerik. Sedangkan menurut Trujillo dan Hadfield dalam Risnawati, 2014 : 92 kecemasan matematika adalah keadaan ketidaknyamanan yang terjadi sebagai respons terhadap situasi yang melibatkan tugas-tugas matematika yang dianggap mengancam harga diri. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan tentang kecemasan matematika, yakni merupakan suatu perasaan ketidaknyamanan ketika menghadapi pelajaran matematika.

2.1.2.3 Pengertian Matematika

Hudojo 1988 : 3 berpendapat bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Setiap generasi manusia menyadari pentingnya mempelajari matematika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Runtukahu, 2014 : 28. Menurut Crockholf dalam Runtukahu, 2014, dewasa ini matematika diajarkan untuk memenuhi kebutuhan industri, ilmu pengetahuan, perdagangan, teknologi, dan untuk hampir semua kebutuhan manusia sehari-hari. Seperti yang kita ketahui di Indonesia, bahkan matematika merupakan salah satu patokan kelulusan sejak tingkat SD sampai dengan SMA. Oleh sebab itu matematika dianggap sangat penting untuk dapat dikuasai terutama pada jenjang sekolah. Berikut adalah definisi matematika menurut Johnson dan Rising dalam Runtukahu, 2014. a. Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. b. Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan berbagai istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat. c. Matematika adalah seni, dimana keindahannya dalam keteraturan dan keharmonisan. Sedangkan menurut Kline dalam Runtukahu 2014, matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Menurut Bruner dalam Runtukahu 2014, anak-anak membentuk konsep matematika melalui tiga tahap sebagai berikut : 18 a. Tahap enaktif : dalam tahap enaktif, anak langsung terlibat dalam memanipulasi objek-objek. b. Tahap ikonik : dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan kegiatan mentalnya terhadap objek-objek yang dimanipulasinya. c. Tahap simbolik : anak memanipulasi simbol atau lambang objek-objek tertentu. Siswa mampu menggunakan notasi tanpa tergantung pada objek-objek nyata. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti berpendapat bahwa Matematika adalah ilmu yang dipelajari secara konkret, yang berguna bagi kehidupan sehari- hari. Matematika tidak seharusnya terpaku pada rumus, namun yang terjadi dilapangan khususnya SD, matematika agaknya telah keluar dari tujuan utamanya dan berganti menjadi mata pelajaran hafalan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Anissa Safitri 2016 yang berjudul “ Pengaruh Metode Permainan Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Pondok Ranji 01