Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

25

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III terdiri dari 8 bagian, yakni jenis penelitian, setting penelitian, design penelitian, partisipan penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, kredibilitas dan transferabilitas, serta teknik analisis data. Jenis penelitian merupakan jenis penelitian dan alasan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Setting penelitian merupakan tempat dan waktu selama melakukan penelitian. Partisipan penelitian merupakan subjek dan objek yang diteliti dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumen. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sementara keabsahan data berisi tentang uji kredibilitas dan transferability. Teknik analisis data membahas tentang proses penelitian dari awal sampai akhir.

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989 : 3 menjelaskan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor penyebab serta dampak kecemasan belajar yang dialami siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Jenis penelitian yang digunakan adalah Grounded Theory . Menurut Strauss dan Lincoln dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Putra, 2013 : 159 grounded theory adalah metodologi umum untuk mengembangkan teori. Teori hanya merupakan satu kesatuan yang terus berkembang, bukan satu produk yang sempurna Glasser dan Strauss, 1984 : 58. Menurut Glasser dan Strauss 1984 : 59, terdapat dua macam perumusan teori dasar, yakni substantive dan formal. Dengan teori substantif, dimaksudkan bahwa teori itu dibentuk untuk daerah substantif atau empiris, dari pengamatan sosiologis, seperti perawatan pasien, hubungan ras bangsa, pendidikan professional, kenakalan atau penyimpangan adat, danorganisasi atau badan penelitian. Teori formal dimaksudkan teori yang dibentuk untuk bidang pengamatan sosiologis formal atau konseptual, seperti tanda cacat, tingkah laku yang menyimpang dari adat, organisasi formal, sosialisasi, status yang serupa, kekuasaan, dan kekuatan sosial, sistem pemberian hadiah atau mobilitas sosial. Glasser dan Strauss, 1984 : 59-60. Glasser dan Strauss 1984 : 358 mengemukakan tentang ciri-ciri kategori pengembangan teori. Ciri kategori pertama yang harus ada ialah bahwa teori tersebut harus sesuai dan cocok dengan area substantive di mana teori itu akan diterapkan. Kedua, teori itu harus dapat dipahami oleh orang-orang yang terlibat dalam area itu. Ketiga, teori itu harus bersifat cukup umum untuk dapat diterapkan pada berbagai situasi sehari-hari yang berbeda-beda di dalam area substantive itu. Keempat, teori itu harus menyediakan kontrol partial bagi pemakainya untuk mengawasi struktur serta proses yang terjadi pada situasi sehari-hari bila ada perubahan sewaktu-waktu. 27 Metodologi pengembangan teori tersebut berbasis pada pengumpulan dan analisis data. Dalam grounded theory , lazimnya data dikumpulkan berdasarkan peristiwa yang diamati Tohirin, 2011 : 33. Oleh sebab itu, pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi langsung dan wawancara yang mendalam. Observasi langsung yang dimaksud disini adalah peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati obyek yang diteliti. Setelah melakukan pengamatan, peneliti melakukan wawancara yang mendalam terhadap obyek yang diteliti beserta informan yang dianggap representatif dalam penelitian ini. 3.2 Setting penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian