10
ditimbulkan oleh bahaya dari luar, mungkin juga oleh bahaya yang ada dalam diri
seseorang, dan pada umumnya ancaman itu samar-samar.
Berdasarkan pendapat lima ahli tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan tidak nyaman sebagai
akibat dari keyakinan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi di masa mendatang. Berbeda dengan takut, cemas adalah perasaan khawatir tentang sesuatu yang
buruk yang mungkin terjadi dan itu artinya belum sungguh-sungguh terjadi, sedangkan takut adalah perasaan yang timbul ketika sesuatu yang dianggap
bahaya ada di dekatnya. Misalnya ketika ada seekor ular masuk ke kamar kita, kita merasa khawatir dan panik, itulah yang disebut ketakutan.
Untuk dapat menentukan partisipan yang mengalami kecemasan, peneliti menyusun sebuah kuesioner yang berisi aspek-aspek kecemasan. Aspek-aspek
kecemasan yang digunakan untuk menyusun kuesioner pada peneltian ini menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Nevid, yang akan dibahas
selanjutnya.
1. Aspek kecemasan
Supratiknya 1995 : 39 menjelaskan bahwa penderita gangguan kecemasan umum menunjukkan simptom-simptom sebagai berikut :
a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang bersifat tak
menentu. b.
Terlalu peka mudah tersinggung dalam pergaulan dan sering merasa tidak mampu, minder, depresi serta sedih.
c. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serba takut salah.
11
d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang-lamban,
bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang tak diharapkan, dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik
tertentu, seperti mematah-matahkan buku jari, mendeham, dan sebagainya. e.
Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil,
dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk. f.
Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah. g.
Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi. h.
Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas.
i. Sering mengalami “
anxiety attacks
” atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa berdebar-debar, sulit
bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencing-kencing, atau sakit perut.
Nevid 2005 : 164 menguraikan aspek kecemasan yang terdiri dari aspek fisik,
behaviorial
, dan kognitif. a.
Kecemasan fisik, meliputi : kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh gemetar, banyak berkeringat, telapak tangan berkeringat, pening atau pingsan,
mulut dan kerongkongan terasa kering, sulit bernafas, sulit berbicara, bernafas pendek, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang
bergetar, jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, leher atau punggung terasa kaku, merasa sensitif
atau “mudah marah”, diare, panas dingin, tangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang dingin dan lembab, wajah terasa memerah, sering buang air kecil, dan terdapat gangguan sakit perut atau mual.
b. Kecemasan
behaviorial
, meliputi : perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang.
c. Kecemasan kognitif, meliputi : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu
akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada
penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang
normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah,
berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa
bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang, berpikir bahwa harus bisa
kabur dari keramaian; kalau tidak nanti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran
terganggu, berpikir akan segera mati; meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit
berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran. Kecemasan dapat dilihat dari segi fisik, aspek-aspek kecemasan fisik telah
dijabarkan pada penjelasan di atas. Kecemasan
behaviorial
adalah aspek kecemasan yang berhubungan dengan perilaku. Sedangkan aspek kecemasan
13
kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan pikiran seseorang. Seseorang bisa saja mengalami ketiga aspek kecemasan tersebut sekaligus, namun ada juga
yang hanya mengalami satu atau dua di antara ketiganya. Sedangkan Darajat 1996 : 28 menggolongkan aspek kecemasan menjadi dua,
yaitu kecemasan fisik dan kecemasan mental. a.
Kecemasan fisik, meliputi : ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, pukulan jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan
hilang, pusing, dan sebagainya. b.
Kecemasan mental, meliputi : sangat takut, merasa akan ditimpa bahaya atau kecelakaan, tidak bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya atau rendah diri,
hilang kepercayaan diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan hidup, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kecemasan terdiri dari dua aspek, yakni aspek fisik dan nonfisik atau
mental. a.
Indikator aspek fisik meliputi : jantung berdebar-debar, keringat dingin, perut mulas, pusing, mengalami kesulitan tidur, kehilangan nafsu makan, dan lain-
lain. b.
Indikator aspek mental meliputi : sering merasa khawatir, tegang, curiga, takut akan bahaya yang mungkin terjadi, takut tertimpa kecelakaan, selalu merasa
putus asa, minder, selalu takut melakukan kesalahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Macam-macam Kecemasan