Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

C. Kerangka Berpikir

Tes merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang yang diperoleh melalui respon dari pertanyaan atau pernyataan yang diberikan pada orang yang dikenai tes. Tes yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan ialah tes hasil belajar. Tes hasil belajar biasa digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes hasil belajar harus memiliki spesifikasi agar dapat dijadikan alat ukur yang dapat dipercaya dalam mengukur kemampuan siswa. Tes hasil belajar yang baik ialah tes yang memiliki validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh berfungsi dengan baik. Validitas adalah kemampuan tes menunjukkan ketepatannya dalam mengukur yang seharusnya diukur. Validitas dapat digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi, validitas konstrak, dan validitas yang berdasarkan kriteria. Apabila validitas menunjukkan ketepatan tes dalam mengukur yang seharusnya diukur, maka reliabilitas menunjukkan keajegan suatu tes dalam mengukur yang seharusnya diukur. Keajegan yang dimaksud bukanlah hasil yang sama yang akan diperoleh setiap tes diujikan namun mengikuti perubahan secara ajeg. Tes ketika diujikan akan mengukur kemampuan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai yang juga disebut daya pembeda. Tes yang diujikan harus memiliki tingkat kesukaran yang baik yaitu soal pada kategori sedang memiliki proporsi lebih banyak dari soal pada kategori mudan dan sukar. Soal kategori mudah dan sukar memiliki proporsi yang seimbang. Soal objektif bentuk pilihan ganda perlu dianalisis keefektifan pengecohnya. Pengecoh yang baik akan dipilih oleh sekurang- kurangnya 5 peserta tes. Oleh sebab itu, tes hasil belajar harus disusun berdasarkan langkah pengembangan yang benar guna menghasilkan tes yang tepat untuk mengukur kemampuan siswa. Penyusunan tes tidak selalu dilakukan sesuai ketentuan penyusunan. Guru dalam pembelajaran di kelas memberikan tes di akhir pembelajaran, namun kadangkala tes yang diberikan kurang relevan dengan ketentuan penyusunan tes. Keterbatasan waktu dalam menyusun tes hasil belajar seringkali menjadi alasan untuk menyusun tes tidak sesuai dengan ketentuan penyusunan tes. Tujuan dari pelaksanaan tes yaitu mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang telah diberikan tidak akan terukur dengan tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengembangkan perangkat tes hasil belajar terutama pada materi perpangkatan dan akar sederhana untuk kelas V SD. Peneliti mengembangkan perangkat tes hasil belajar dengan mengikuti langkah pengembangan tes hasil belajar. Ada sembilan langkah yang ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar yaitu: 1 menyusun spesifikasi tes, 2 menulis soal tes, 3 menelaah soal tes, 4 melakukan uji coba tes, 5 menganalisis butir soal tes, 6 memperbaiki tes, 7 merakit tes, 8 melaksanakan tes, dan 9 menafsirkan hasil tes. Tes hasil belajar yang peneliti kembangkan ialah tes bentuk pilihan ganda mengacu pada taksonomi Bloom ranah kognitif dari mengingat hingga mencipta.

D. Pertanyaan Penelitian