Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini akan menjelaskan tujuh hal yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional serta spesifikasi produk yang diharapkan.

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional ini diwujudkan melalui kegiatan belajar mengajar di institusi pendidikan yang bernama sekolah. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah menentukan kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang dimiliki oleh suatu negara. Kualitas SDM suatu negara mencerminkan kualitas pendidikan di negara tersebut. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Hasil evaluasi internasional yang dilakukan oleh PISA Programme for International Student Assesment tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara partisipan Ratri, 2014: 1. Rata-rata skor yang diperoleh Indonesia pada kemampuan matematika 375, Sains 382, dan membaca 396. Rata-rata ini masih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kemampuan matematika, Sains, dan membaca yang dikemukan oleh pelaksana PISA, Organization for Economic Cooperation and Development OECD sebesar 494, 501, dan 496. Hasil yang diperoleh jelas menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Kualitas pendidikan di Indonesia dapat pula dilihat pada kemampuan lulusan pada jenjang pendidikan yang ditempuh. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 membahas kemampuan lulusan atau yang sering disebut juga sebagai Standar Kompetensi Lulusan SKL adalah kemampuan peserta didik dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan SKL siswa dapat diketahui dengan adanya asesmen pembelajaran. Asesmen pembelajaran adalah pengumpulan data tentang proses pembelajaran dan hasil pembelajaran melalui berbagai cara observasi, wawancara, dokumen, peer assessment, tes, laporan diri, dan lain sebagainya untuk keperluan evaluasi Akbar, 2013: 88. Evaluasi yang dimaksudkan ialah untuk membandingkan hasil pembelajaran dengan tolak ukur tertentu. Evaluasi memerlukan sebuah pengukuran yang tepat. Pengukuran dilakukan untuk keperluan penilaian berdasarkan keadaan objek secara kuantitatif. Penilaian hanya akan dilakukan jika pengukuran telah dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur atau instrumen berupa tes maupun non- tes. Alat ukur yang baik harus memiliki bukti kesahihan atau yang lebih dikenal validitas dan keandalan atau yang lebih dikenal dengan reliabilitas Mardapi, 2008: 15. Alat ukur yang memiliki validitas tinggi akan memiliki kesalahan pengukuran yang relatif kecil, dapat dikatakan bahwa setiap subjek yang dimiliki oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dengan skor yang sesungguhnya Azwar, 2011: 43. Alat ukur yang reliabel atau memiliki keandalan adalah alat ukur yang memiliki hasil yang tetap Arikunto, 2010: 56. Hasil tetap yang dimaksud adalah pada saat diujikan dalam kurun waktu yang berbeda memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dari hasil yang sebelumnya. Alat ukur yang baik juga harus memiliki tingkat kesukaran yang proporsional antara soal dalam kategori mudah, sedang, dan sukar. Daya pembeda juga harus dimiliki oleh alat ukur yang baik dalam membedakan kemampuan peserta tes yang pandai dengan peserta tes yang kurang pandai Sulistyorini, 2009: 173-177. Khusus untuk alat ukur berupa tes bentuk pilihan ganda, hal yang harus diperhatikan pula ialah keefektifan pengecoh. Bentuk tes pilihan ganda memiliki option atau alternatif jawaban yang diantaranya merupakan jawaban benar sesuai dengan kunci jawaban sedangkan sisanya merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah inilah yang disebut pengecoh. Pengecoh dikatakan efektif ketika 5 peserta tes memilih jawaban tersebut. Oleh sebab itu, penyusunan alat ukur yang baik harus mengikuti aturan penyusunan. Aturan dalam penyusunan alat ukur tes maupun non-tes seringkali lalai dijalankan. Kelalaian dalam penyusunan alat ukur tes maupun non-tes dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak tepat, bias, dan tidak dapat dipertanggungjawabkan Harijanto, 2006: 17. Wardani dalam Harijanto, 2006: 18 menyatakan guru dalam pembelajaran di kelas memberikan tes di akhir pembelajaran, namun kadangkala alat ukur atau instrumen berupa tes yang digunakan kurang relevan dengan ketentuan penyusunan tes. Hasil tes yang telah dilakukan kemungkinan tidak mengukur kemampuan siswa secara tepat, ketika tes yang diberikan tidak mengikuti ketentuan penyusunan tes. Penyusunan alat ukur tes yang sesuai dengan ketentuan bertujuan untuk memberikan gambar sejelasnya mengenai kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 21 Agustus 2015 dan 18 September 2015 terhadap dua guru di SDK X dan SD N NK dapat disimpulkan bahwa guru telah mengetahui langkah-langkah penyusunan tes hasil belajar, namun belum sampai pada tahap menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh. Kedua guru tersebut juga memerlukan contoh tes hasil belajar yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecohnya sehingga kemampuan siswa dapat terukur dengan tepat. Peneliti terdorong melakukan penelitian dan pengembangan berdasarkan keterbatasan guru dalam menyusun tes hasil belajar yang valid, reliabel, memiliki daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh yang baik. Peneliti mengembangkan perangkat tes hasil belajar untuk membantu guru dalam penerapan langkah-langkah penyusunan tes hasil belajar matematika pada materi perpangkatan dan akar sederhana. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Siswa Matematika Materi Perpangkatan dan Akar Sederhana untuk Siswa Kelas V SD”. Penelitian ini termasuk dalam penelitian RD Research and Development. Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa perangkat tes hasil belajar yang terdiri dari tabel spesifikasi dan soal tes hasil belajar matematika untuk materi perpangkatan dan akar sederhana.

B. Pembatasan Masalah