Uji Asumsi Penelitian HASIL PENELITIAN

Tabel data diatas menunjukkan nilai t sebesar -5,553. Nilai t tabel sebesar 1,65387. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel 5,5531,65387. Hasil di atas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima yaitu bersyukur memiliki pengaruh negatif pada kesepian perantau luar kota masa dewasa awal. Hasil ini menunjukkan bahwa seseorang dengan kebiasaan bersyukur yang tinggi dirinya akan memiliki tingkat kesepian yang rendah. Dan sebaliknya, seseorang dengan kebiasaan bersyukur yang rendah memiliki tingkat kesepian yang tinggi.

E. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu bersyukur memiliki pengaruh negatif pada kesepian dewasa awal yang merantau ke luar kota. Semakin tinggi kemampuan bersyukur seseorang mengakibatkan perasaan kesepian rendah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kemampuan bersyukur seseorang mengakibatkan perasaan kesepian tinggi. Menurut Peplau dan Perlman 1982, perasaan kesepian merupakan hasil dari penilaian seseorang tentang kehidupan pergaulannya. Jika seseorang menilai bahwa pergaulannya tidak sesuai dengan harapannya maka orang tersebut akan mengalami kesepian. Salah satu faktor yang menjadi pemicu seseorang mengalami kesepian adalah sikap minder dan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain Peplau Perlman, 1982. Seseorang tidak memiliki karakter tersebut jika memiliki kemampuan bersyukur. Seseorang yang mempunyai kemampuan bersyukur yang tinggi cenderung lebih perhatian dengan orang lain. Mereka memiliki motivasi untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Studi yang dilakukan oleh Algoe, dkk 2008 juga menghasilkan kesimpulan bahwa orang yang berusaha mensyukuri pemberian atau bantuan dari orang lain akan menilai orang tersebut lebih positif dan terdorong untuk mengembangkan dan merawat hubungan yang baik dengan orang tersebut. Orang yang terbiasa bersyukur juga cenderung lebih mudah untuk merasa diterima dan dicintai oleh orang lain McCullough, Emmons, Tsang, 2002. Fromm-Reichmann dalam Peplau Perlman, 1982 mengatakan bahwa kebutuhan keintiman seperti dicintai oleh orang lain merupakan kebutuhan setiap orang. Seseorang yang terbiasa bersyukur membuat dirinya terhindar dari kesepian. Berbeda dengan seseorang yang memiliki kemampuan bersyukur tinggi. Orang yang memiliki kemampuan bersyukur rendah cenderung kurang perhatian terhadap orang lain McCullough, Emmons, Tsang, 2002. Mereka lebih enggan untuk berinteraksi dengan orang lain daripada orang yang memiliki kemampuan bersyukur yang tinggi. Mereka lebih merasa tidak dihargai dan dicintai oleh orang lain McCullough, Emmons, Tsang, 2002. Seseorang dengan kemampuan bersyukur yang rendah kesusahan untuk memiliki relasi yang memuaskan dan mengalami kesepian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nilai R square dalam penelitian ini adalah 0,154 atau 15,4 . Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel bersyukur memiliki pengaruh terhadap kesepian sebesar 15,4 sedangkan 84,6 berasal dari faktor lain. Data diatas menunjukkan bahwa perasaan kesepian juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor lain yang mempengaruhi seseorang mengalami kesepian adalah masalah kecocokan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan bersyukur yang tinggi lebih aktif dalam pergaulan dan lebih mudah untuk merasa dihargai dan dicintai. Namun, orang tersebut belum tentu cocok dengan lingkungannya. Ketidakcocokan dengan orang lain membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian. Masalah kecocokan dengan orang lain juga ditentukan oleh kesamaan latar belakang, minat dan nilai seseorang dengan orang lain. Seseorang yang tidak memiliki pandangan dan nilai hidup yang sama dengan orang di sekitarnya akan kesusahan untuk lebih akrab dengan lingkungannya Sears, Freedman, Peplau, 1985. Peplau dan Perlman 1982 mengatakan bahwa cara komunikasi yang tidak wajar bagi orang lain membuat seseorang terlihat tidak menarik dan dijauhi. Seseorang dengan cara komunikasi yang tidak wajar cenderung menghasilkan pola interaksi yang tidak memuaskan dengan orang lain. Sears, Freedman, dan Peplau 1985 mengatakan bahwa seseorang lebih disukai jika dirinya memberikan sesuatu yang lebih menguntungkan dan menyenangkan dalam interaksinya dengan orang lain contohnya bersikap hangat dan humoris daripada yang bersikap dingin dan pendiam. Pengalaman kesepian juga dipengaruhi oleh gaya kelekatan seseorang. Seseorang yang memiliki gaya kelekatan insecure seperti preoccupied, dismissive, atau fearful cenderung memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Kondisi tersebut disebabkan gaya kelekatan insecure lebih susah untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulannya sehingga orang dengan gaya kelekatan insecure cenderung merasa kesepian Erozkan, 2011. Hanya orang dengan kelekatan secure yang memiliki tingkat kesepian yang rendah. Orang dengan gaya kelekatan secure memiliki pandangan yang lebih positif tentang diri dan orang lain sehingga mereka merasa lebih dicintai dan dihargai. Orang dengan kelekatan secure terbukti merawat hubungan yang baik dengan orang lain sehingga memiliki tingkat kesepian yang rendah Erozkan, 2011. Penelitian ini belum menjelaskan apakah praktek bersyukur seperti studi yang dilakukan oleh Emmons dan McCullough 2003 menurunkan tingkat kesepian pada seseorang. Penelitian ini juga belum menjelaskan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kesepian seseorang secara empiris. Hasil analisis deskriptif data penelitian menjelaskan bahwa orang yang merantau ke luar kota memiliki rata-rata skor kesepian yang rendah. Hasil tersebut sesuai dengan penjelasan Hurlock 1991 bahwa berlanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI