Tabel 4.8. Uji Durbin-Watson
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the estimate Durbin -
Watson 1
0,392 0,154
0,149 5,569
1,854 Hasil uji Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai Durbin-
Watson sebesar 1,854. Tabel Durbin-Watson dengan jumlah subjek n sebanyak 172 dan jumlah variabel k sebanyak 2,
didapat nilai du sebesar 1,7741 dan nilai 4-du sebesar 2,2259. Nilai Durbin-Watson lebih besar dari nilai du dan lebih kecil dari
nilai 4-du. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa autokorelasi
tidak terjadi dalam penelitian.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan uji regresi linear sederhana. Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk meneliti pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9. Uji Hipotesis dengan Regresi Linear
Model Unstandarized
Coefficients Standarized
Coefficients T
Sig B
Std. Error Beta
Constant 63.800
5.048 12.638
0,000 Bersyukur
-0,397 0,072
-0,392 -5.553 0,000
Tabel data diatas menunjukkan nilai t sebesar -5,553. Nilai t tabel sebesar 1,65387. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel
5,5531,65387. Hasil di atas menunjukkan bahwa H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima yaitu bersyukur memiliki pengaruh
negatif pada kesepian perantau luar kota masa dewasa awal. Hasil ini menunjukkan bahwa seseorang dengan kebiasaan bersyukur
yang tinggi dirinya akan memiliki tingkat kesepian yang rendah. Dan sebaliknya, seseorang dengan kebiasaan bersyukur yang
rendah memiliki tingkat kesepian yang tinggi.
E. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu bersyukur memiliki pengaruh negatif pada kesepian dewasa awal yang
merantau ke luar kota. Semakin tinggi kemampuan bersyukur seseorang mengakibatkan perasaan kesepian rendah. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah kemampuan bersyukur seseorang mengakibatkan perasaan kesepian tinggi.
Menurut Peplau dan Perlman 1982, perasaan kesepian merupakan hasil dari penilaian seseorang tentang kehidupan pergaulannya. Jika
seseorang menilai bahwa pergaulannya tidak sesuai dengan harapannya maka orang tersebut akan mengalami kesepian. Salah satu faktor yang
menjadi pemicu seseorang mengalami kesepian adalah sikap minder dan enggan untuk berinteraksi dengan orang lain Peplau Perlman, 1982.