Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo

46 Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν katekhein, yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Dalam perjanjian baru misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, 24, Roma 2:17-18,1 Korintus 14-19,dan Galatia 6:6. Disimpulkan bahwa arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi yang berlangsung dalam gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang atau beberapa agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi tidak semata-mata melakukan transfer pengetahuan Alkitab, melainkan lebih menekankan pada upaya menyampaikan pemahaman isi Alkitab. Oleh karena itu, katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi katekisan atau calon warga sidi jemaat, sehingga melalui katekisasi warga jemaat dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam keluarga, Gereja dan masyarakat Efesus 4: 12-13 : Untuk melengkapi orang- orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Katekisasi dilaksakan oleh pendeta dan guru katekisasi. Waktu pelaksanaan katekisasi sekurang-kurangnya 36 kali pertemuan. Bagi kasus-kasus tertentu, jika calon tidak dapat mengikuti katekisasi menurut waktu 47 yang ditentukan, maka majelis gereja dapat menentukan lama penyelenggaraan dan penyesuaian bahan katekisasinya Pelayanan katekisasi dilaksanakan untuk persiapan anggota jemaat yang akan mengaku percaya. Katekisasi juga diwajibkan untuk anggota jemaat yang akan menikah, khususnya untuk katekisasi pranikah akan dibimbing langsung oleh Pendeta. Katekiasai diadakan pada setiap wilayah pelayanan dan diselenggarakan sesuai jadwal masing-masing wilayah dan dibedakan berdasarkan kelompok umur. Kelompok katekisasi remaja, kelompok katekisasi PemudaDewasa dan kelompok katekisasi orang tua. Persekutuan Doa Persekutuan doa merupakan bagian dari pembinaan iman yang mendorong anggota jemaat untuk selalu memelihara relasinya dengan Tuhan, dan dapat membangun sikap hidup yang taat dan setia kepada-Nya 34 . Persekutuan doa keluarga pada setiap wilayah dan diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Pemahaman Alkitab Pemahaman Alkitab adalah media untuk mendorong anggota jemaat untuk menemukan kekuatan-kekuatan yang membangun hidup bergereja sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam kelompok pemahaman Alkitab diberi kesempatan untuk diadakannya diskusi, untuk dan mningkatkan pemahaman tentang Firman Tuhan sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan iman di kehidupan sehari-hari. 34 Evi Dewajanti, Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994, Yogyakarta, 2000. hlm.51 48 Pelayanan Peneguhan Nikah Peneguhan nikah didahului dengan katekisasi pranikah yang dibimbing sendiri oleh Pendeta. Menurut orang kristen pernikahan adalah suatau persekutuan antar suami dan istri dan lingkungan orang kristen berlaku sistem monogami, yaitu pernikahan berlangsung untuk selamanya atau sekali dalam hidup. Dalam pelayanan katekisasi pranikah diajarkan, pertama tentang konsep pernikahan kristen itu sendiri seperti apa: bahwa itu mengenai memulai kehidupan baru “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”, Kejadian 2:24, yang salah satunya mengimplikasikan bahwa seorang cowok dan harus siap nikah dan tidak lagi meminta support keluarga untuk menafkahi istri seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 7:3 yang berbunyi “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula istri terhadap suaminyadan juga mengimplikasikan bahwa masalah dalam keluarga sebaiknya tidak dibawa ke orang tua pertama didoakan, di bawa ke pendeta dan diselesaikan oleh pasangan suami-istri. Pernikahan juga hanya boleh sekali: Tidakkah kamu baca, ‘Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ Matius 19:6. Dijelaskan juga mengenai peran dan tanggung jawab suami dan istri Efesus 5:22-28: Istri harus tunduk pada suami, dan suami harus mengasihi istri. Dijelaskan juga mengenai peran anak, dan bagaimana berkomunikasi dengan pasangan dalam menghadapi persoalan dalam keluarga maupun persoalan dari luar. 49 Retret Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis. Sebuah retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompokkomunitas. Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktik yang dilakukan oleh fasilitator danatau pesertanya. Retret sering kali dilakukan di daerah pedesaan atau pedalaman, atau di tempat-tempat retret khusus seperti sebuah biara. Retret religiusspiritual menyediakan waktu untuk berefleksi, berdoa, atau bermeditasi. Kegiaatan retret dilakukan oleh masing-masing komisi yang bertujuan untuk berdoa dan mendapatkan kekuatan, inspirasi dan semangat sehingga dapat kembali melaksanakan tugas dengan baik dalam menghadapi setiap tantangan dalam tugas dan pelayanan gerejawi. Rapat-rapat Gereja Rapat gerejawi diselenggarakan untuk membicarakan kelangsungan kehidupan bergereja. Rapat terdiri dari: Rapat Majelis Gereja, Rapat Diaken, Rapat Majelis terbuka dan Rapat Moderamen. Di dalam keputusan Sidang Sinode XVII pasal 28 yang berisi macam persidangan Gerejawi : Persidangan Majelis Gereja dan Persidangan Majelis Gereja Terbuka Rapat Gereja. Rapat jemaat 50 telah dicantumkan dalam persidangan gerejawi yang disebut dengan persidangan Majelis Terbuka, maka Persidangan Majelis Terbuka adalah forum Persidangan Majelis Gereja yang dihadiri oleh Pendeta, Penatua dan Diaken yang juga dihadiri oleh anggota gereja, dengan ketentuan 35 : 1. Sidang Majelis merupakan wadah pengambilan keputusan serta kebijakan di jemaat. 2. Sidang Majelis Gereja adalah badan pelayanan tertinggi dalam jenjang pengambilan keputusan di tingkat jemaat oleh karena itu wajib dihadiri oleh seluruh anggota Majelis Jemaat 3. Sidang Majelis Gereja dilaksanakan setiap 3 bulan dan sidang dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu 4. Sidang Majelis Gereja diadakan atas undangan Pelaksanaan Harian Majelis Jemaat PHMJ Sidang Majelis Gereja diadakan untuk berbagai tujuan berupa: 1. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran 2. Pertanggungjawaban Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran dari PHMJ kepada Majelis Jemaat 3. Penetapan Peraturan Pelaksanakan Majelis Jemaat 4. Permintaan persetujuan bagi realisasi suatu proyek Non Program 5. Sidang khusus dalam rangka penyelesaian masalah yang timbul dalam jemaat dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuankeputusan sidang majelis gereja. Kehadiran dalam persidangan majelis jemaat merupakan wujud nyata tanggung jawab sebagai pimpinan jemaat. Seorang anggota majelis jemaat berhak dan berkewajiban untuk hadir dalam persidangan majelis gereja dan berpartisipasi di dalamnya dapat mendatangkan banyak hal positif dalam pelayanan bersama 35 Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Catatan Sejarah Ringkas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo , Yogyakarta, 2004, hlm. 12 51 dapat terjadi antara lain karena kurangnya kehadiran dan keterlibatan dalam persidangan. 1 Rapat majelis Permusyawaratan anggota majelis jemaat yang mengatur dan menetapkan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab gereja, perihal pemberitaan Injil, pemeliharaan Iman warga jemaat, adminitrasi dan keuangan Gereja. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Gereja dan maslah-masalah kebersamaan Klasikal, Sinodal, Oikumenis dan Kemasyarakatan.Dilaksanakan setiap 2 minggu sekali setiap hari Kamis pukul 19.00 WIB – Selesai dan dihadiri oleh anggota majelis. 2 Rapat MajelisTerbuka Materi yang dibicarakan dalam sidang adalah evaluasi kegiatan dan atau rencana dalam pelayanan Gereja, dan hal-hal yang tidak menyangkut rahasia jabatan serta rahasia pribadi warga jemaat. 3 Rapat Diakonia Dilaksanakan 1 bul an sekali untuk membahas secara khusus tindakan- tindakan diakonia yang dilakukan terhadap anggota jemaat, yang memerlukan pelayanan. Membahas kebutuhan jemaat yang sedang mengalami masalah, peristiwa dukacita, menderita sakit, kelahiran anak dan melayani keluar wilayah seperti membantu daerah yang dilanda bencana. 4 Rapat Moderamen Dilaksanakan dalam rangka melaksanakan keputusan rapat majelis untuk membicarakan hal-hal khusus atau jika dipandang perlu dan mendesak. 52 Sidang Klasis Klasis Gereja-Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa di wilayah tertentu yang didasarkan pada pengakuan keesaan Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Ikatan kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa tersebut diwujudkan dalam Persidangan Klasis dan Visitasi. Beberapa Gereja yang berasal dari satu atau beberapa klasis yang berdekatan dan telah mampu mengatur, mengembangkan, serta membiayai diri sendiri sebagai klasis dapat berdiri menjadi sebuah klasis baru. Setiap klasis memiliki nama yang pasti dan alamat yang jelas. Kedudukan hukum setiap klasis ditentukan oleh klasis itu sendiri. Apabila dalam melaksanakan pelayanannya Gereja Kristen Jawa mengalami masalah, maka akan diadakan Sidang Klasis. Sidang Klasis adalah persidangan para pemangku jabatan Gerejawi utusan Gereja-Gereja anggota Klasis yang bersangkutan. Sidang Klasis terbagi dalam dua macam 36 : 1. Sidang Klasis yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. 2. Sidang Klasis Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Klasis dan Sidang Klasis Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen 36 Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, Salatiga: Sinode Gereja- Gereja Kristen Jawa, 2012, hlm. 13 53 Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Selain itu, keputusan tersebut pun mengikat Gereja-Gereja se-klasis yang bersangkutan. Visitasi Klasis adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan klasis ke suatu Gereja sebagai wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan klasis. Visitasi klasis bertujuan untuk saling mengingatkan dan menguatkan agar Gereja-Gereja senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda. Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Klasis Bapelklas, Badan Pengawas Klasis Bawasklas, dan Administrasi Klasis. Pertama, Badan Pelaksana Klasis Bapelklas adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan keputusan-keputusan klasis. Bapelklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Kedua, Badan Pengawas Klasis Bawasklas adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan klasis. Bawasklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Ketiga, Administrasi Klasis adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan klasis, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. 54 Setiap Klasis memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Klasis dalam rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah. Kekayaan Klasis terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Klasis diperoleh dari dukungan Gereja-Gereja se-klasis, persembahan warga Gereja, sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen. Sidang Sinode Sinode Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan seluruh Gereja- Gereja Kristen Jawa melalui Klasis yang didasarkan pada pengakuan keesaan Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab dengan menaati pokok-pokok ajaran GKJ, serta tata Gereja dan tata laksana GKJ. Sinode GKJ pertama kali diselengarakan di Kebumen, pada tanggal 17 Februari 1931. P ara pemangku jabatan Gerejawi utusan tiap klasis GKJ berhak melakukan persidangan apabila menghadapi masalah dalam menjalankan pekerjaannya. Persidangan tersebut biasa disebut Sidang Sinode. Sidang Sinode terbagi menjadi dua 37 : 1. Sidang Sinode yaitu persidangan untuk membicarakan masalah- masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. 2. Sidang Sinode Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. 37 Ibid., hlm. 16. 55 Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Sinode dan Sidang Sinode Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa, yang harus diterima oleh setiap GKJ atau klasis. Visitasi sinode adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan sinode ke suatu klasis sebagai wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan sinode. Visitasi sinode bertujuan untuk melakukan pendampingan terhadap klasis atau Gereja melalui klasis yang divisitasi agar senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda. Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Sinode Bapelsin, Badan Pengawas Sinode Bawasin, dan Administrasi Sinode. Pertama, Badan Pelaksana Sinode Bapelsin adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan keputusan-keputusan sinode. Bapelsin mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode. Kedua, Badan Pengawas Sinode Bawasin adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan sinode. Bawasin mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode. Ketiga, Administrasi 56 Sinode adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan sinode, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Setiap Sinode memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Sinode dalam rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah. Kekayaan Sinode terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Sinode diperoleh dari dukungan setiap GKJ, persembahan warga Gereja, sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen. 57

BAB IV IMPLIKASI

KEHADIRAN GKJ AMBARUKMO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT Gereja yang hidup adalah Gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia. Semua bentuk pelayanan Gereja merupakan kesaksian gereja tentang karya Tuhan bagi dunia. Gereja terpanggil untuk melaksanakan amanat agung Kristus Mat 28:16-20; Markus 16:15. Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi Marturia, tapi juga bersekutu Koinonia dan melayani Diakonia. Inilah yang disebut tri tugas gereja 38 . Gereja terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan diselamatkan. Gereja harus terbuka, dinamis, dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap positif, kritis ,kreatif dan realistis. Persoalan Gereja, negara, dan sesama dalam kerangka persoalan sosial seringkali kelihatan begitu besar. Sebagai orang beriman, Allah menghendaki kita melakukan sesuatu dalam kemampuan kita terhadap Gereja, negara, dan sesama. Ini merupakan suatu panggilan ilahi dan sekaligus suatu tanggung jawab. Salah satu panggilan orang Kristen yang termulia adalah panggilan untuk pelayanan sosial dan mempedulikan sesama manusia. GKJ Ambarukmo memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas Panggilan dan Pengutusan-Nya melalui “Tiga Tugas Gereja”, yaitu Persekutuan, 38 Soekotjo Agoes Widhartono.Menjadi Garam dan Terang Kehidupan: 100 tahun GKJ Gondokusuman . Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia. 2013, hlm.100. 58 Pelayanan, dan Kesaksian. GKJ Ambarukmo berusaha mewujudnyatakan pelayanannya tersebut ke dalam berbagai bidang kehidupan yang ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat yang ada di sekitar wilayah pelayanannya. Hal ini terlihat di dalam berbagai bidang kehidupan berikut :

A. Bidang Pendidikan

GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI 39 Agama Kristen mempunyai yayasan yang mengurus masalah sekolah kristen yang diberi nama Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia BOPKRI dengan tugas untuk menghubungkan antara sekolah kristen, Gereja dan pengurus yayasan BOPKRI. Gereja memiliki komitmen untuk mencerdaskan anak bangsa, mempunyai sebuah komisi yaitu Komisi beasiswa. Dalam melakukan promosi tentang sekolah, dilakukan dengan cara menyebarkan brosur dan lomba menggambar, fashion show, menyanyi di Pusat Perbelanjaan untuk menarik minat orang tua supaya menyekolahkan anak mereka di SD BOPKRI Demangan III. Komisi beasiswa bertugas mencari siswa-siswi yang kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa dan mencari donatur dari warga jemaat yang memiliki kelebihan dalam hal pendapatan. Komisi beasiswa dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat uluran tangan warga jemaat yang ikut berpartisipasi menyumbangkan dana yang diberikan secara ikhlas. Komisi Beasiswa membantu majelis Gereja untuk menghimpun dana dan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada warga 39 Yayasan BOPKRI didirikan dengan tujuan mencerdaskan bangsa, dengan mandat menjadi saksi Kristus di dunia pendidikan. 59 gereja maupun masyarakat yang membutuhkan. Komisi beasiswa merupakan kepanjangan tangan dari majelis Gereja yang berusaha meringankan beban warga di bidang pendidikan. Komisi ini juga menyelenggarakan les pelajaran, kursus menjahit, membatik, dan memasak. Ketika krisis moneter melanda Indonesia, Gereja tersentuh untuk mengambil kesempatan menyatu dengan warga sekitar dengan memberikan subsidi Sumbangan Pembinaan Pendidikan SPP rutin beasiswa untuk siswa SD BOPKRI III maupun anak-anak dari luar anggota jemaat. Bermula dari kerinduan para orang tua yang tidak menmpunyai biaya untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Anak-anak yang mendapatkan beasiswa bukan hanya dari anggota jemaat tetapi juga warga sekitar dan juga yang berbeda agama. Di awal pelayanan ini hanya ada lima anak yang diberi bantuan Rp. 5.000,- untuk setiap anak sehingga akhirnya meningkat sampai jumlah 15 anak. Mulai tahun 2008 program ini masuk dalam program kerja dan menjadi program Gereja. Melalui program ini terbentuklah KPA Komisi Perlindungan Anak yang fungsi dan tugas utamanya adalah melindungi anak agar tetap berdayaguna dan mengawal anak untuk menerima hak-haknya sebagai seorang anak. Tugas lain adalah mendampingi anak ketika mengalami peristiwa kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan- pelecehan. Komisi ini hanya berjumlah tiga orang saja, namun mereka adalah orang-orang yang peduli dengan dunia anak dan memiliki komitmen untuk melayani anak dan pendidikan. Dalam hal pembangunan gedung sekolah, Gereja juga mendapatkan bantuan dana dari Bank Mandiri berupa pembangunan perpustakaan dan laboratorium Biologi. Pada tahun 2014 Komisi pendidikan 60 merencanakan pembangunan Play Group TK dan Pembinaan Guru serta Studi Banding Guru yang betujuan meningkatkan kualitas Sekolah dan Gereja dalam hal Pelayanan Pendidikan 40 . B. Bidang Sosial Bidang sosial merupakan wujud nyata dari kehidupan suatu Gereja dan membantu tugas pemeliharaan hidup bergereja agar dapat berjalan dengan baik. Kegiatan berupa melawat warga jemaat GKJ Ambarukmo sebagai salah satu wujud pemeliharaan iman yang dilakukan dan dijiwai oleh kasih Kristus, agar warga jemaat hidup dalam damai sejahtera berdasarkan iman Kristen. Kegiatan ini dilaksankan rutin baik itu perkunjungan yang berhubungan dengan akan dilaksanakannya Perjamuan Kudus, Baptisan, Pemberkatan Nikah, kegiataan perkunjungan dilaksanakan oleh majelis di masing-masing wilayah. Ada juga perkunjungan dengan suatu kasus yang membutuhkan pelayanan khusus dari Majelis Gereja atau perkunjungan yang dilakukan untuk mengunjungi orang sakit, kedukaan dan semacamnya. GKJ memiliki bidang sosial sendiri yang bertujuan membimbing warga jemaat untuk memiliki sikap bersimpati, agar hidup mandiri, bersikap tolong menolong. Hal ini dimaksudkan agar dapat dicapai keseimbangan dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bersama. Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan ini warga jemaat mampu hadir menyatu dengan masyarakat dan diperhitungkan. Setiap tahun, bersamaan dengan perayaan Paskah, warga jemaat ikut andil mengadakan bazaar, pelayanan pengobatan gratis 40 Majelis Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Yogyakarta, 2010, hlm. 8. 61 dan temu pasien, bantuan bencana alam diberbagai daerah yang masuk dalam program PB Palma Penanggulangan Bencana Palma 41 , bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan melalui kerja sama dengan Pemda Sleman 42 , masalah banjir, pembangunan jembatan yang rusak, kelaparan, gizi buruk da n beragam kegiatan lain. Bagi sidang jemaat, warga jemaat juga mengadakan program jimpitan beras yang disalurkan setiap bulan untuk orang atau keluarga yang membutuhkan dan juga memprogramkan pembinaan kawasan kumuh dalam bentuk pemugaran rumah kurang sehat dan perbaikan rumah bagi jemaat yang membutuhkan di Gowok dan Papringan. Warga jemaat melakukan berbagai kunjungan untuk memberi dukungan dan kepedulian kepada sesama, seperti kunjungan ke Panti Wreda, Panti Asuhan Reksa Putra yang dijadwalkan secara teratur. Biasanya kegiatan ini dilakukan rutin selesai kebaktian minggu berdasar berita di Warta Jemaat. Panti Asuhan Reksa Putra juga mendapat pelayanan kesehatan khusus bagi balita.

C. Bidang Kesehatan

Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan ini warga jemaat mampu hadir menyatu dengan masyarakat dan diperhitungkan. Pada awal tahun 2000 Gereja mencanangkan program penyuluhan kesehatan diadakan setahun dua kali setahun untuk masyarakat umum pada setiap musim Paskah, Natal dan ulang tahun Gereja dengan materi beragam. Dalam pelayanan ini juga disertai dengan 41 Ibid., hlm. 9. 42 Wawancara dengan Sri Winarsih. GKJ Ambarukmo, Yogyakarta, 12 Agustus 2014. 62 pengobatan gratis. Pelayanan ini makin berkembang seiring dukungan dari Pemerintah Daerah Sleman yang menopang pelayanan ini. Setiap tahun, bersamaan dengan dengan PHBA Peringatan Hari Besar Agama seperti bazaar, pelayanan pengobatan gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia PMI, cek gula darah, cek kolesterol, periksa kesehatan gigi, bahkan operasi amandel dan bibir sumbing di R.S Bethesda dan beragam kegiatan lain. Warga jemaat mencanangkan bahwa hasil dari kegiatan tersebut diserahkan seluruhnya kepada keperluan desa, yang kebanyakan berkaitan dengan pengerahan masa dalam hal pendanaan. Pelayanan orang sakit Perkunjungan dilakukan oleh Majelis berserta anggota Jemaat yang melayani di Rumah Sakit dalam hal pelayanan bentuk Doa dan Puji-pujian. Dalam pelayanan kematian, GKJ Ambarukmo mengembangkan pelayanan kematian lintas agama lintas denominasi suatu kelompok keagamaan yang diindentifikasi di bawah satu nama, struktur danatau doktrin 43 . Melalui pelayanan ini warga jemaat mampu menyatu kepada kebutuhan pokok seseorang yang sedang dirundung kedukaan. GKJ Ambarukmo menerbitkan buku pedoman tata laksana perkabungan untuk pelayanan ini sehingga memudahkan bagi siapa saja yang akan menyatu menjadi anggota sosial tim ini.

D. Bidang Ekonomi

Pola dan struktur pedesaan masih melekat dalam kehidupan masyarakat sekitar Gereja Ambarukmo, walaupun bermukim di perkotaan. Ada cukup banyak anggota masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau belum layak, 43 Wikipedia, http:id.m.wikipedia.orgwikiDenominasi_Kristen diakses tanggal 25 November 2014.