Analisa Iklim Analisa Site

86 Gambar 4.4 Respon Desain Alternatif Perletakkan ME Sumber : Data Pribadi 2013 Namun, pada dasarnya bangunan dengan skala besar, mempunyai main entrance sebanyak dua buah, yang pertama untuk sirkulasi ke dalam, yang kedua untuk sirkulasi keluar site. Seperti pada respon desain di atas, titik C merupakan sirkulasi untuk masuk ke dalam area bangunan, dengan asumsi pengguna dapat melihat bangunan terlebih dahulu baru masuk, sedangkan titik A merupakan titik sirkulasi keluar diharapkan pengguna dapat langsung keluar ke sisi jalan dan tidak perlu menyeberang. Titik C dipilih sebagai titik sirkulasi masuk pengguna kedalam site, dan titik A dipilih sebagai sirkulasi keluar dari dalam site, karena sebagian besar pengguna merupakan pengguna dari dalam kota maupun luar kota, dan dari jalan Ir. Soekarno akses satu-satunya.

4.1.2. Analisa Iklim

Analisa iklim terdiri dari analisa orientasi matahari, arah angin dan curah hujan. Gambar 4.3 berikut menggambarkan orientasi matahari, arah angin dan curah hujan pada lokasi site. 87 Gambar 4.5. Analisa Orientasi Matahari Arah Angin dan Curah Hujan pada Lokasi site. Sumber : Data Pribadi 2013 1. Orientasi Matahari Berdasarkan data iklim Surabaya tahun 2005 dapat dianalisa bagaimana kondisi iklim di Kota Surabaya. Kecenderungan temperature tahunan di iklim tropis adalah rata. Sama seperti karakteristik iklim tropis pada umumnya, temperatur tiap bulannya tidak mengalami fluktuasi yang besar, dengan nilai diurnal 12.5°C. Nilai yang kecil bila dibandingkan dengan di iklim yang lain. Pada Bulan Agustus, nilai rata-rata temperaturnya adalah yang paling dingin dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain dalam satu tahun, yaitu 26.8°C. Sedangkan Bulan Oktober dan November tercatat sebagai bulan yang paling panas dalam satu tahun, dengan suhu 28.9°C. Dari sini dapat dilihat bahwa Bulan Agustus adalah bulan terdingin, dan Bulan November adalah bulan terpanas. Sedangkan kecenderungan kelembaban dalam satu tahun tidak jauh beda dengan temperatur, yaitu rata, tidak mengalami fluktuasi yang berarti. Hal ini terutama dilihat dari kelembaban rata-rata tiap bulan dalam satu tahun. Rata-rata kelembaban tertinggi adalah di Bulan Maret, yaitu 83, sedangkan rata-rata kelembaban terendah adalah di Bulan Oktober, yaitu 73.3. Yang terlihat memiliki fluktuasi yang sedikit lebih besar adalah pada grafik kelembaban minimum, di mana kelembaban terendah terdapat pada Bulan November, yaitu 88 31. Sedangkan pada kelembaban maksimum, yang memiliki nilai paling tinggi adalah di Bulan April yang mencapai 100. Lama penyinaran matahari di iklim tropis adalah sepanjang hari, meskipun terdapat bulan-bulan tertentu yang lama penyinaran mataharinya sedikit terganggu dengan adanya awan, yaitu terjadi di Bulan Desember dan Januari, dengan angka 42.8 dan 45. Sedangkan durasi penyinaran matahari yang paling lama adalah pada Bulan Agustus dan September, yaitu 95.7 dan 93.8. Jadi bisa dipastikan bahwa pada Bulan Agustus dan September kondisi langit sangat cerah, hanya sedikit sekali awan yang menutupi. Orientasi matahari pada dasarnya dari arah Timur ke Barat. Site yang berada di Jalan Raya Kedung Baruk ini arah hadapnya adalah ke sebelah Utara. Hal ini merupakan salah satu keuntungan dari site ini, namun dalam perancangan tetap perlu memperhatikan orientasi matahari dan suhu rata-rata di lokasi ini. Sehingga dapat diciptakan suatu desain yang mampu memberi kenyamanan bagi pengguna bangunan khususnya pasien gangguan jiwa. Gambar 4.6. Respon Desain Orientasi Matahari pada Lokasi site. Sumber : Analisa Penulis 2013 Sisi Barat merupakan daerah yang paling panas, karena sisi Barat paling banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu dalam perancangan nantinya bagian Barat tidak dapat digunakan sebagai zona atau bangunan utama, karenatingkat kenyamanannya kurang. Zona yang paling sesuai diletakkan di 89 sebelah Barat ini adalah zona servis. Selain itu semaksimal mungkin tidak ditempatkan dinding yang terlalu lebar pada sisi ini, karena udara panas dapat diserap oleh dinding lebar tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang ada di dalam ruangan. Untuk mengurangi panas dan sinar matahari yang berlebih pada dinding bangunan yang menghadap ke sisi barat sebaiknya tidak diberi bukaan yang terlalu lebar. Selain itu dapat digunakan kisi-kisi berupa bidang garis dan kanopi. Panas matahari juga dapat dikurangi dengan menggunakan vegetasi berupa pohon-pohon tinggi dan rindang. Dengan adanya pohon-pohon yang tinggi panas matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan. Sehingga bangunan-bangunan yang butuh kenyamanan dapat diletakkan pada bagian Timur dan Selatan, seperti bangunan utama yang fungsinya sebagai tempat terapi. Sementara itu dapat digunakan bukaan-bukaan lebar yang mengarah ke Timur dan Selatan, sehingga ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan cukup dapat dipenuhi namun tetap memberi kenyamanan. 2. Pergerakan Angin Kondisi angin tahunan bila dilihat dari kecepatan rata-rata tiap bulan dalam satu tahun, cenderung cukup rata terutama pada Bulan Januari sampai Maret hanya berkisar di antara 3.05 sampai 3.2 ms. Memasuki Bulan Mei kecepatan angin bertambah dan mencapai puncaknya pada Bulan Juni, yaitu 5.45 ms. Sedangkan kecepatan rata-rata angin yang paling rendah adalah pada Bulan November, yaitu sebesar 2.2 ms. Sedangkan bila diperhatikan pada grafik kecepatan angin maksimum, terdapat fluktuasi yang besar dari kecepatan angin tiap Bulannya kecuali Bulan Oktober sampai Desember. Angin dapat dibedakan menjadi dua yaitu angin musim dan angin lokal. Pada musim hujan, angin musim bertiup dari arah barat laut-tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara-barat laut. Sedangkan untuk angin lokal adalah angin dipengaruhi kepadatan bangunan sekitarnya. Angin lokal ini tidak 90 terlalu berpengaruh pada site, karena site dikelilingi oleh bangunan sekolah dan perumahan yang mempunyai ketinggian antara satu hingga dua lantai. Gambar 4.7. Respon Desain Orientasi Arah Angin pada Lokasi site. Sumber : Analisa Penulis 2013 Untuk mengantisipasi adanya angin kencang maka dalam site perancangan perlu adanya vegetasi berupa pohon-pohon tinggi. Agar angin yang masuk ke dalam site dapat disaring dan dikurangi oleh pohon-pohon, sehingga suasana di dalam site menjadi sejuk. Fasilitas-fasilitas terapi yang berada di luar seperti taman sebaiknya diletakkan diantara bangunan-bangunan. Tujuannya agar angin tidak langsung ke taman, sehingga penderita gangguan jiwa yang berada disana dapat merasa aman dan nyaman. 3. Curah Hujan Wilayah Surabaya memiliki tingkat kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Hujan terjadi hampir sepanjang tahun di iklim tropis. Setiap bulan di tahun 2005 terjadi hujan. Hanya 4 bulan dalam satu tahun yang memiliki curah hujan sedikit, yaitu Bulan Agustus sampai November. Curah hujan yang paling sedikit ada pada Bulan Agustus dengan nilai 4.5 mm. Sementara pada bulan-bulan yang lain memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan yang paling tinggi ada pada Bulan Desember dengan nilai 393 mm. Untuk mengatasai curah hujan yang tinggi, maka bangunan sebaiknya menggunakan atap miring yang sesuai untuk daerah tropis. 91 Karena daerah ini merupakan daerah yang rawan banjir, maka dalam perancangan perlu dipertimbangkan pembutan saluran air atau drainase dari dalam site yang di arahkan ke riool kota. Sementara itu juga perlu diperhatikan ketinggian bangunan, sehingga jika terjadi banjir air tidak akan sampai masuk ke dalam site maupun bangunannya. Gambar 4.8. Respon Desain Orientasi Curah Hujan pada Lokasi site. Sumber : Analisa Penulis 2013

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar