121
Gambar
5.6 Konsep Struktur
5.4.7 Konsep Utilitas
5.4.7.1 Konsep Penyediaan Air Bersih
Saluran Air Bersih. Pendistribusian air bersih merata pada seluruh unit bangunan. Unit yang memerlukan kebutuhan air bersih yang cukup tinggi yaitu
kebutuhan air bersih pada rawat inap dan dapur. Pendistribusian air bersih di bagi dalam beberapa zona sesuai unit.
1. Unit rawat inap
2. Unit dapur dan laundry
3. Unit pelayanan
4. Unit pengelola
122 Gambar 5.7 Skema Tahapan Sistem Penyediaan Air Bersih
5.4.7.2 Konsep Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
Konsep pembuangan air kotor dan kotoran dilakukan dengan cara penggunaan septic tank sehingga dapat mengurangi dampak negatif lingkungan
sekitar.
Gambar 5.8 Skema Tahapan Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
PDAM
Meteran Tandon
Bawah Unit Rawat
Inap Tandon
Atas Toilet
Wastafel Tandon
Bawah Unit Dapur dan
Laundry Tandon
Atas Ruang
Cuci Piring Ruang Cuci
Pakaian Tandon
Bawah Unit Pelayanan
Tandon Atas
Toilet Wastafel
Tandon Bawah
Unit Pengelola Tandon
Atas Toilet
Wastafel
Toilet kloset, wastafel,
dll Septic Tank
Sumur Resapan
Air Hujan Sumur Resapan
Riool Kota
123
Septic Tank dan zona peresapan unit pelayanan Septic Tank dan zona peresapan unit pengelola
Septic Tank dan zona peresapan unit rawat inap Septic Tank dan zona peresapan unit dapur dan
laundry
Gambar 5.9 Penempatan septic tank dan zona resapan
5.4.7.3 Konsep Limbah Rumah Sakit
Pengelolaan limbah Rumah Sakit dilakukan dengan berbagai cara. Yang diutamakan adalah sterilisasi, yakni berupa pengurangan reduce dalam volume,
penggunaan kembali reuse dengan sterilisasi lebih dulu, daur ulang recycle, dan pengolahan treatment.
Bentuk limbah rumah sakit dibagi dalam dua bagian yaitu limbah non klinis bisa berasal dari kantor atau administrasi kertas, unit pelayanan berupa karton,
kaleng, botol, sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur sisa pembungkus, sisa makanan atau bahan makanan, sayur dan lain-lain.
Sedangkan untuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui
sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan
beracun atau radio aktif.
2.
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular perawatan intensif. Limbah laboratorium yang berkaitan
124 dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatanisolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan
pada saat pembedahan atau otopsi. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat
sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat
kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat
yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah
yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.
3.
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
4.
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Sarana pengolahanpembuangan limbah cair rumah sakit pada dasarnya berfungsi menerima limbah cair yang berasal dari berbagai alat sanitair,
menyalurkan melalui instalasi saluran pembuangan dalam gedung selanjutnya melalui instalasi saluran pembuangan di luar gedung menuju instalasi pengolahan
buangan cair. Dari instalasi limbah, cairan yang sudah diolah mengalir saluran pembuangan ke perembesan tanah atau ke saluran pembuangan kota. Limbah
padat yang berasal dari bangsal-bangsal, dapur, kamar operasi dan lain sebagainya baik yang medis maupun non medis perlu dikelola sebaik-baiknya.
Rumah Sakit harus memiliki inserator sendiri, insinerator berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu 1300-1500 ÂșC atau lebih tinggi dan
mungkin dapat mendaur ulang sampai 60 panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat pula mempertoleh
penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi limbah rumah sakit yang berasal dari rumah sakit yang lain.
125 Gambar 5.10 Inserator
Gambar 5.11 Penempatan Inserator
5.4.8 Konsep Mekanikal dan Elektrikal 5.4.8.1