Cara Mengukur Keberhasilan Pengertian Usaha Kecil

2.2.4. Keberhasilan Usaha Kecil 2.2.4.1. Pengertian Keberhasilan Menurut Kiryanto 2001 : 204 dalam Novianti 2006 Keberhasilan Usaha Kecil ditinjau dari sudut pandang yaitu : 1. Segi Ekonomi Ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman misalnya kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio-rasio yang lain. 2. Sosial Ditinjau dari adanya kelangsungan hidup perusahaan yang dikaitkan dengan keberadaan karyawan di perusahaan.

2.2.4.2. Cara Mengukur Keberhasilan

Dalam mengukur keberhasilan masing-masing bidang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Untuk mengukur keberhasilan dilihat dari analisis kemampuan perubahan profitabilitas yang dibedakan berdasarkan pada keputusan manajer yang diperlukan Guilton and Paul 1994 dalam Wahyuni 2009,yaitu : 1. Untuk keputusan marjin Ini adalah keputusan-keputusan mengenai biaya, biaya variabel serta biaya pemasaran langsung yang dapat dikendalikan 2. Untuk keputusan manajemen kekayaan asset management Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Untuk ini diperlukan oleh manajer dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai jumlah investasi ruang kekayaan dalm bentuk fisik dan persediaan kekayaan dalam bentuk dana yang sesuai untuk suatu produk, lini produk atau departemen tertentu. Sedangkan Aaker 1984 dalam Wahyuni 2009 berpendapat bahwa untuk mengukur keberhasilan didasarkan pada pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Finansial Dalam penedekatan ini didasarkan pada frofitabilitas dan penjualan. Salah satu dasar pengukurannya yaitu, Return On Asset, ROA= Profit : Asset. 2. Pendekatan Long term bussines health Pendekatan ini mengukur keberhasilan didasarkan pada prospek long term jangka panjang seperti : a. Customer Satisfaction b. Product and service quality c. Brandfirm association d. Relative Cost e. New Product Activity f. Manager Employer Capability And Performance Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.3. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian Usaha kecil sampai saat ini masi belum terdapat kesepakatan dikalangan ahli maupun lembaga-lembaga yang terkait. Menurut Suryana 2003 : 87 di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai usaha kecil. Berbagai instansi menggunakan batsan fokus permasalahan yang dituju. Dalam undang undang No.91995 pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut : 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 dua ratus juta rupiah 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah Sedangkan usaha kecil menurut Supriyadi 2004 dalam Djunaedi 2006.Termasuk dalam istilah usaha kecil, sedang pengertiannya secara difinitif beberapa lembaga mendiskripsikan secara berbeda yaitu menurut sudut pandang masing-masing. Komisi untuk perkembangan ekonomi community for Economic Development – CED, mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut: 1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik. 2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil. 3. Daerah operasional bersifat lokal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Ukuran dan keseluruhan relatif kecil Suryana, 2006 : 87. Disamping cirri-ciri diatas, usaha kecil memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Beberapa keunggulan dan kelemahan usaha kecil antara lain Djunaedi, 2006 : 1. Hubungan yang lebih pribadi dengan langganan, pensuplai, karyawan. 2. Hubungan Interpersonal yang lebih erat. 3. Lebih efisien dalam berbagai hal. 4. Sumber inovasi, termasuk fleksibilitas dalam berbagai tindakan. 5. Kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. 6. Produksi atau pengembangan pemimpin-pemimpin. Kelemahan-kelemahan khusus usaha kecil adalah : 1. Kurangnya kemampuan mengelola akibat kurangnya latihan dan pengembangan 2. Lemahnya daya financial, termasuk pajak “tidak wajar” 3. Posisi bersaing yang kurang kuat. 4. Kurangnya terkoordinasi membeli barang dengan penjualan. 5. Sistem pencatatan kurang sempurna. 6. Teknik pemasaran yang kurang efektif. 7. Meningkatnya kompleksitas operasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3. Kerangka pikir

Adapun kerangka pikir yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam melakukan penelitian dapat diikhtisarkan sebagai berikut :  Adanya Pengaruh Pengalaman terhadap keberhasilan Usaha Kecil  Adanya Pengaruh Motivasi terhadap keberhasilan Usaha Kecil  Adanya Pengaruh Mental Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Berdasarkan kerangka pikir diatas, dapat disusun alur pemikiran yang merupakan formulasin secara sistemastis antara konsep atau variabel penelitian dalam upaya pemecahan masalah yang dapat disajikan dalam suatu diagram skema hubungan berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.