1. Jika  nilai  signifikan  nilai  probabilitas lebih  besar  dari  5,  maka
distribusi normal. 2.
Jika  nilai  signifikasi  nilai  probabilitas  kurang  dari  5,  maka distribusi adalah tidak normal.
3.4.2.  Asumsi Klasik
Persamaan  regresi  harus  bersifat  BLUE  Best  Linier  Unbiased Estimator,  artinya  pengambilan  keputusan  melalui  uji  f  dan  uji  t  tidak
boleh  bias.  Untuk  menghasilkan  keputusan  yang  BLUE  maka  harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.
Tiga  asumsi  dasar  yang  tidak  boleh  dilanggar  oleh  regresi  linier berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heterokedastisitas
Apabila  salah  satu  dari  ketiga  asumsi  dasar  tersebut  dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.
1. Autokorelasi
Autokorelasi  dapat  didefinisikan  sebagai  korelasi  antara  observasi yang  diurutkan  berdasarkan  waktu  data  time  series  atau  data  yang
diambil pada waktu tertentu data Cross-Sectional. Gujarat, 1999 : 201.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Autokorelasi  menunjukan  dalam  model  regresi  linear  ada  korelasi  antara kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan  kesalahan  pada  periode  t-1
sebelumnya.  Model  regresi  yang  baik  adalah  model  regresi  yang  bebas dari  autokorelasi.  Adanya  autokorelasi  dalam  regresi  dapat  diketahui
dengan  menilai  besaran  Durbin  Watson  DW,  tidak  terjadi  autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 Santoso, 2001 : 219.
Berikut adalah Durbin Watson yang dihasilkan dari model regresi.
2. Multikolinieritas
Tujuan  pengujian  ini  adalah  untuk  menguji  apakah  pada  model regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  independen.  Jika  terjadi
korelasi,  maka  dinamakan  terdapat  problem  multikolinieritas.  Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh  variabel  bebas  lainnya.  Nilai  tolerance  yang  umum  dipakai  dengan
nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas Ghozali, 2005 : 57-59.
Salah  satu  cara  untuk  mengetahui  ada  tidaknya  multikolinieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai variance inflation VIF. VIF ini dapat
dihitung dengan rumus : VIF =
1 � ���� ��
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Santoso 2002 : 206 syarat suatu model regresi liniernya tidak terdapat multikolinieritas adalah nilai VIF kurang dari 10 dan angka
tolerance mendekati angka 1.
3. Heterokedastisitas
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed  0,05, maka  hal  ini  berarti  dalam  model  persamaan  regresi  tidak  terjadi
ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan lainnya atau bebas Heterokedastisitas Santoso, 2001 : 161.
Menurut  Santoso  2001  :  301,  deteksi  adanya  Heterokedastisitas adalah :
- Jika taraf signifikan 0,05 maka tidak terjadi Heterokedastisitas
- Jika taraf signifikan 0,05maka terjadi Heterokedastisitas
3.5. Teknik Analisis
Data  yang  diperoleh  kemudian  disusun  kembali,  dikelompokkan dengan  tujuan  analisis.  Setelah  dikelompokkan  kemudian  diolah  sesuai
dengan  diagram  kerangka  pikir.  Analisis  regresi  dihasilkan  dengan  cara memasukkan  input  data  variabel  kedalam  fungsi  regresi.  Analisis  regresi
linier  berganda  digunakan  untuk  mengetahui  pengaruh  variabel  bebas terhadap satu variabel terikat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka model
persamaan yang digunakan adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.