Simbol Symbol Karikatur Oom Pasikom Pada Surat Kabar Kompas “Kontroversi

langsung memiliki ekspresi tersebut, karena biasanya pola pikir anak kecil masih polos dan lugu.

4.3.3 Simbol Symbol

Simbol pada dasarnya merupakan tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya atau sesuatu tanda yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lainnya berdasarkan sekelompok orang yang disepakati bersama, bersifat arbiter atau semena Sobur, 2004: 42. Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari salah satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia. Ekspresi wajah atau raut wajah merupakan perilaku non verbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui terdapat keadaan emosional yang dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami secara universal : kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kemarahan, kejijikan, dan minat. Ekspresi - ekspresi wajah tersebut dianggap “murni” sedangkan keadaan emosional lainnya misalnya malu, rasa berdosa, bingung, puas dianggap “campuran” yang umumnya lebih bergantung pada interpretasi Mulyana, 2001: 334. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Simbol yang pertama dalam karikatur tersebut adalah mimik seorang laki - laki dengan mulut terbuka lebar, membuka kedua tangan disamping telinga dan kaki menjinjit. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh seorang laki - laki tersebut memaknakan sebuah ejekan. Mulut yang terbuka lebar memaknakan sebuah ejekan yang keras dan cenderung jahat kepada lawan jenisnya dan bahkan dapat dikatakan menghina. Menghina memiliki arti lebih kasar dan kejam dibanding dengan mengejek. Lalu kedua tangannya yang disamping telinga sangat identik dengan sikap mengejek. Isyarat tangan yang ditampilkan dalam karikatur tersebut seperti halnya anak kecil yang sedang mengejek temannya, dia pasti mengisyaratkan sebuah ejekannya dengan kedua tangannya diletakkan di samping telinga dan menggerakkan kedua tangan tersebut berulang kali. Lalu kakinya yang menjinjit memaknakan orang tersebut ingin terlihat oleh lawannya karena di depan orang tersebut terdapat orang yang menutupi dirinya sehingga orang tersebut menjijitkan kakinya agar orang tersebut terlihat lebih tinggi dari orang yang di depannya. Simbol yang kedua dalam karikatur tersebut adalah mimik seorang laki - laki dengan mulut terbuka lebar, mata tertutup sebelah, tangan yang satu menunjuk lalu yang satu lagi di perut dan kaki yang membentuk segitiga. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang ditampilkan seorang laki - laki tersebut memaknakan sikap tertawa yang terbahak - bahak sambil memojokkan lawan bicaranya. Matanya yang tertutup sebelah merupakan ekspresi dari tertawa yang terbahak - bahak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jika orang yang sedang tertawa terbahak - bahak pasti menampilkan ekspresi seperti tersebut, ekpresi tersebut bukan dibuat - buat tetapi merupakan gerak kinetik antara otot mata dan otot mulut yang disebabkan oleh tertawa yang terbahak - bahak. Lalu tangannya yang satu menunjuk lawan memaknakan dia sedang mengarahkan sebuah ejekannya tersebut ke obyek yang berada di depannya. Tangan yang satu memegang perut identik orang tersebut tertawa terbahak - bahak. Alasan tangan memegang perut karena biasanya ketika orang tertawa terbahak - bahak, otot perut bergerak dan terkadang perut menjadi sakit. Otot perut yang bergerak merupakan adanya kontraksi yang ditimbulkan dari tertawa yang terbahak - bahak. Lalu kakinya yang membentuk segitiga memaknakan badan yang sengaja dibungkukkan, hal terebut juga akibat dari tertawa yang terbahak - bahak sehingga kaki tidak dapat lurus dan badan ridak dapat berdiri tegak. Simbol yang ketiga dalam karikatur tersebut adalah mimik seorang laki - laki berdiri tegap dengan sorotan mata yang tajam dan melipat tangan di depan dada. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang ditampilkan laki - laki tersebut memaknakan sikap yang diam dalam menyikapi tertawaan dan ejekan orang lain. Sorot mata yang tajam memaknakan ada kemarahan dan dendam dalam dirinya namun ditunjukkan dengan sikap yang diam. Seseorang yang marah akan terjadi kontraksi otot dan syaraf yang tegang di seluruh tubuh, karena darah mengalir menjadi cepat dan naik ke otak sehingga jantung bekerja lebih berat dan cepat. Ekspresi kemarahan biasanya terlihat dengan wajah yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. merah, mata yang melotot dan meyorot tajam. Lalu badan yang tegap dan tangan yang dilipat di depan dada memaknakan laki - laki tersebut ingin menunjukkan sikap yang berkharisma, sopan dan santun sebagai seorang Menteri Luar Negeri meskipun dalam keadaan yang marah karena telah dihina dan ditertawakan bangsa lain. Simbol yang keempat dalam karikatur tersebut adalah mimik seorang laki - laki dengan mata melotot dan kedua tangan mengepal di depan dada. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang ditampilkan laki - laki tersebut memaknakan sikap kemarahan yang besar karena telah diejek dan ditertawakan. Seperti simbol yang ketiga ekspresi kemarahan biasanya ditunjukkan dengan sorot mata yang melotot. Kemarahan yang ditunjukkan laki - laki tersebut karena tidak terima dengan sikap bangsa lain yang telah menghina dan mentertawakannya. Lalu kedua tangannya yang mengepal di depan dada memaknakan ada dendam dalam hatinya dan ingin membalas orang yang telah melecehkannya. Tangan yang mengepal juga karena kontaksi otot tangan yang menjadi tegang akibat dari kemarahan. Tangan yang mengepal biasanya juga memaknakan keinginan untuk berkelahi ke orang yang telah melecehkannya dan mentertawakannya seperti yang terdapat dalam karikatur tersebut. Simbol yang kelima dalam karikatur tersebut adalah mimik seorang anak kecil laki - laki dengan jari telunjuk di bawah dagu. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang ditampilkan anak kecil tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memaknakan sikap yang kaget melihat orang - orang yang telah mengejeknya dan mentertawakannya. Jari telunjuknya yang diletakkan di bawah dagu dengan kepala yang mengarah ke atas memaknakan seorang anak kecil itu sedang memikirkan sesuatu dan menunjukkan sikap heran. Heran yang dimaksud karena dia masih belum mengerti alas an kedua bangsa Malaysia yang telah menghina dan mentertawakan bangsa Indonesia termasuk juga dirinya sendiri, sehingga dalam benaknya dia beranggapan “MUNGKIN KITA INI DIANGGAPNYA CUMA SEBAGAI REPOEBLIK TKI ” Simbol yang keenam dalam karikatur tersebut adalah tulisan Oom Pasikom yang terdapat di atas kolom karikatur. Oom Pasikom yang diciptakan GM Sudarta merupakan maskot Koran Kompas, seperti memberi representasi yang melekat atas modus orang Jawa dalam menyampaikan kritik. Ideologi kritik semacam ini kian menguat dan strategis untuk dihadirkan ketika Oom Pasikom muncul di tengah kekuasaan otoritarianisme Orde Jawa istilah GM Sudarta untuk Orde Baru pimpinan Soeharto. Kehadiran karikatur GM Sudarta sendiri bagi harian Kompas berposisi sebagai katup opini redaksi di samping katup lain yakni pojok Mang Usil dan tajuk rencana. Sejak kemunculannya pertama kali di Kompas 4 April 1967, selama 40 tahun ini sosok Oom Pasikom memang sangat identik dengan Kompas. Melalui tokoh kartun Oom Pasikom, kartunis GM Sudarta berkarya di Harian Kompas, perjalanan ini Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dimulai setelah harian ini berusia dua tahun. Melalui Oom Pasikom inilah sang kartunis memotret wajah Indonesia dengan gaya humor. Simbol yang ketujuh dalam karikatur tersebut adalah kotak kecil di pojok kanan atas yang bertuliskan GM Sudarta. Gerardus Mayela GM Sudarta merupakan seorang kartunis Oom Pasikom yang lahir di Klaten, Jawa Tengah, 20 Februari 1946, sejak kecil ingin bercita - cita menjadi pelukis. Karya - karya kartun editorialnya atau yang secara salah kaprah lebih akrab sebagai karikatur, dengan Oom Pasikom sebagai maskotnya, seperti memberi representasi yang melekat atas modus orang Jawa dalam menyampaikan kritik. Kehadiran karikatur GM Sudarta sendiri bagi harian Kompas berposisi sebagai katup opini redaksi di samping katup lain yakni pojok Mang Usil dan tajuk rencana. Senjatanya jelas pada gambar dengan pendekatan humor. Sejak kemunculannya pertama kali di Kompas 4 April 1967, kemudian awal dikreasinya maskot Oom Pasikom hampir empat tahun kemudian pada 20 Februari 1971, hingga sekarang ini, antara Kompas dan karikatur Oom Pasikom seolah menjadi paket tunggal yang integral dan mutual.

4.4 Makna Keseluruhan Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom pada

Dokumen yang terkait

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 2 15

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 3 13

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” VERSI PROSES PERSIDANGAN KASUS WISMA ATLET (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012).

0 0 91

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Surat Kabar Kompas "Kontroversi Kasus Mafia Pajak Gayus Holomoan Tambunan" Edisi Rabu, 12 Januari 2011).

0 3 80

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010).

0 0 89

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010)

0 0 27

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Oom Pasikom Pada Surat Kabar Kompas“Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” Edisi sabtu, 4 September 2010)

0 0 25

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Surat Kabar Kompas "Kontroversi Kasus Mafia Pajak Gayus Holomoan Tambunan" Edisi Rabu, 12 Januari 2011)

0 0 22

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” VERSI PROSES PERSIDANGAN KASUS WISMA ATLET (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012)

0 0 22

MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR EDITORIAL "OOM PASIKOM DAN CLEKTT" PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN SURAT KABAR JAWA POS

0 1 17