Korpus Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

bagaimana suatu produksi media atau isi pesannya dikemas secara aktual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi. Dalam penelitian ini, menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda Sobur, 2004: 15. Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi symbol - simbol dan tanda - tanda yang ditampilkan sepanjang gambar dalam cover karikatur. Pendekatan semiotik termasuk dalam metode kualitatif. Tipe penelitian ini adalah deskriptif , dimana peneliti berusaha untuk mengetahui pemaknaan karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” pada Surat Kabar Kompas edisi Sabtu, 4 September 2010.

3.2 Korpus

Korpus sebagai kumpulan bahan yang terbatas yang ditentukan perkembangannya oleh analisa dengan semacam kesemenaan. Korpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur - unsurnya akan memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Korpus itu juga bersifat sehomogen mungkin, baik homogen pada taraf substansi maupun homogen pada taraf waktu sinkroni. Kurniawan, 2001: 70. Tetapi sebagai analisis, korpus itu bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam, sehingga memungkinkan untuk memahami banyak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. aspek dari sebuah pesan yang tidak ditangkap atas dasar suatu analisis yang bertolak dari unsur tertentu. Arkoun: Setianingsih, 2003: 40. Sedangkan Korpus pada penelitian ini adalah gambar karikatur Oom Pasikom “Kontrovesi Hubungan Indonesia - Malaysia” pada Surat Kabar Kompas edisi sabtu, 4 September 2010.

3.3 Unit Analisis

Untuk mempermudah interpretasi dari digunakan tiga hubungan dalam menyelami semiotik karikatur pada gambar karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” pada Surat kabar Kompas edisi 4 September 2010, yang menggambarkan dua orang berbangsa Malaysia dengan memakai sarung dan peci yang menghina orang Indonesia, tetapi Menteri Luar Negeri Indonesia yang memakai peci diam sambil melihat dua orang berbangsa Malaysia dan dibelakang Menteri Luar Negeri Indonesia Indonesia terdapat dua orang berbangsa Indonesia, yang satu mengekspresikan kemarahan sambil melotot sedangkan yang satu lagi berpikir “mungkin kita ini dianggapnya cuma sebagai REPOEBLIK TKI ”. Dimana kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan ikon icon, indeks index, simbol symbol.

3.3.1 Ikon

Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Sobur, 2001: 41. Dengan kata lain tanda memiliki ciri - ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Apabila pada karikatur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” ditunjukkan dengan : 1 Dua orang laki - laki berpakaian khas Malaysia yang memakai peci dan sarung . 2 Seorang laki - laki berjenggot dengan memakai peci, kacamata dan jas. 3 Seorang laki - laki bertopi. 4 Seorang anak kecil laki - laki.

3.3.2 Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat Sobur, 2004: 42, atau disebut juga dengan tanda sebagai bukti. Pada karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” ditunjukkan dengan : 1 Tulisan “mungkin kita ini dianggapnya cuma sebagai REPOEBLIK TKI ” 2 Tulisan 040910. 3 Sebuah garis melengkung di telunjuk tangan kiri orang laki - laki berpakaian khas Malaysia yang memakai peci dan sarung. 4 Dua buah garis melengkung di kedua tangan orang laki - laki berpakaian khas Malaysia yang memakai peci dan sarung. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5 Dua buah garis melengkung di kedua tangan yang mengepal di depan dada orang laki - laki yang bertopi. 6 Sebuah garis yang menyerupai bentuk halilintar dibawah tulisan “mungkin kita ini dianggapnya cuma sebagai REPOEBLIK TKI”

3.3.3 Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara tanda penanda dengan petandanya, bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi perjanjian masyarakat Sobur, 2004: 42. Pada karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” ditunjukkan dengan : 1 Mimik seorang laki - laki dengan mulut terbuka lebar, membuka kedua tangan disamping telinga dan kaki menjinjit. 2 Mimik seorang laki - laki dengan mulut terbuka lebar, mata tertutup sebelah, tangan yang satu menunjuk lalu yang satu lagi di perut dan kaki yang membentuk segitiga. 3 Mimik seorang laki - laki berdiri tegap dengan sorotan mata yang tajam dan melipat tangan di depan dada. 4 Mimik seorang laki - laki dengan mata melotot dan kedua tangan mengepal di depan dada. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5 Mimik seorang anak kecil laki - laki dengan jari telunjuk di bawah dagu dengan kepala yang mengarah ke atas. 6 Tulisan Oom Pasikom yang terdapat di atas kolom karikatur. 7 Kotak kecil di pojok kanan atas yang bertuliskan G.M Sudarta. Sehingga penempatan tanda - tanda dalam karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” di atas, yang mana sebagai ikon, mana sebagai indeks, dan mana sebagai simbol tersebut hanya sebatas subjektifitas peneliti, bukan menjadi sesuatu yang mutlak, karena hal ini kembali lagi kepada sudut pandang khalayak yang memaknai karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” kepada para pembaca Surat Kabar Kompas sesuai dengan kebutuhan masing - masing.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melakukan pengamatan secara langsung pada karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” pada Surat kabar Kompas edisi 4 September 2010. Pengumpulan data dalam penelitian ini, melalui bahan studi kepustakaan, bahan - bahan yang dapat dijadikan referensi serta penggunaan internet. Selanjutnya data - data akan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotik Peirce dan data dari penelitian ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui penafsiran makna karikatur Oom Pasikom “Kontrovesi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hubungan Indonesia - Malaysia” pada Surat Kompas edisi 4 September 2010.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata - kata dan gambar. Hal ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif, selain itu semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi jawaban terhadap objek yang diteliti. Analisis data dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan model semiotik dari Charles Sanders Peirce, yaitu sistem Tanda sign dalam karikatur yang dijadikan Korpus sample dalam penelitian, dikategorikan kedalam tanda dengan acuannya yang dibuat oleh Charles Sanders Peirce terbagi dalam tiga kategori yaitu ikon icon, indeks index, dan simbol symbol. Dengan studi semiotik penelitian dapat memaknai gambar dan pesan yang terdapat dalam karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” serta membentuk berbagai pemaknaan terhadap karikatur ini. Karikatur Oom Pasikom “Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” akan diinterpretasikan dengan cara mengindentifikasi tanda - tanda yang terdapat dalam setiap penggambaran karikatur, untuk mengetahui makna yang ada dalam karikatur tersebut. Untuk mengetahui hubungan antara tanda, penggunaan tanda dan realitas eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan model semiotik dari Charles Sanders Peirce. Sistem tanda gambar, warna, perilaku non Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. verbal dan atribut pendukung yang digunakan sebagai indikator pengamatan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif karikatur Oom Pasikom “Kontrovesi Hubungan Indonesia - Malaysia” pada Surat Kompas edisi 4 September 2010. Yang dikupas oleh teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan oleh sesorang ketika akan berkomunikasi. Konsekuensinya, tanda sign representamen selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi Qualisign, Sinsign, dan Legsign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata - kata kasar, keras, lemah, lembut, dan merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruhada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legsign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Berdasarkan pada Interpretant, tanda sign representamen dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang tersebut mengalami iritasi, atau menderita penyakit mata, bahkan dapat disebut juga orang tersebut sedang menangis. Dicent sign atau dicisign Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. adalah tanda sesuai dengan kenyataan. Misalnya, apabila di suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan harus dipasang rambu - rambu yang menunjukkan di area tersebut sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsug memberi alasan tertentu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Harian Kompas

Kompas adalah nama surat kabar yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas adalah bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. Selain edisi cetak, Kompas juga memiliki edisi online yang berisi berita - berita yang diperbaharui secara aktual. Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jendral Ahmad Yani yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans Seda kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan tokoh Oetama sebagai editor in-chief pertamanya. Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat, tetapi atas usul Presiden Soekarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media pencari fakta dari segala penjuru. Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara Nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 2 15

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 3 13

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” VERSI PROSES PERSIDANGAN KASUS WISMA ATLET (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012).

0 0 91

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Surat Kabar Kompas "Kontroversi Kasus Mafia Pajak Gayus Holomoan Tambunan" Edisi Rabu, 12 Januari 2011).

0 3 80

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010).

0 0 89

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010)

0 0 27

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Oom Pasikom Pada Surat Kabar Kompas“Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” Edisi sabtu, 4 September 2010)

0 0 25

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Surat Kabar Kompas "Kontroversi Kasus Mafia Pajak Gayus Holomoan Tambunan" Edisi Rabu, 12 Januari 2011)

0 0 22

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” VERSI PROSES PERSIDANGAN KASUS WISMA ATLET (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012)

0 0 22

MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR EDITORIAL "OOM PASIKOM DAN CLEKTT" PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN SURAT KABAR JAWA POS

0 1 17