Pakaian Adat Khas Bangsa Malaysia

dianggap intim mampu menyampaikan banyak makna lewat pandangan matanya, meskipun sedikit lebih berbicara. Secara umum dikatakan bahwa makna ekpresi wajah dan pandangan mata tidaklah universal, melainkan sangat dipengaruhi oleh budaya. Lelaki dan perempuan mempunyai cara berbeda dalam hal ini. Perempuan condong lebih banyak tersenyum daripada laki - laki, tetapi senyuman mereka sulit ditafsirkan. Senyuman laki - laki umumnya berarti perasaan positf, sedangkan senyuman perempuan mungkin merupaka respon terhadap kemarahan. Perempuan juga cenderung lebih lama melakukan kontak mata daripada laki - laki terlepas dari apakah mitra komukasinya perempuan atau laki - laki. Mulyana, 2005: 372

2.1.8 Pakaian Adat Khas Bangsa Malaysia

Baju kurung adalah salah satu pakaian adat masyarakat Melayu di Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand bagian selatan. Baju kurung sering diasosiasi dengan kaum perempuan. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal paha, tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut. Baju kurung tidak dipasangi kancing, melainkan hampir serupa dengan t-shirt. Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Mulanya, baju kurung biasa dipakai untuk upacara kebesaran melayu oleh kaum perempuan di dalam kerajaan, dipakai bersama - sama kain songket untuk dijadikan sarungnya, aneka perhiasan emas, dan tas kecil atau kipas, karena sebagian besar masyarakat melayu memeluk Islam, banyak perempuan pengguna baju kurung yang menyerasikannya dengan jilbab, meskipun demikian terdapat juga yang tidak menggunakannya. Kini baju kurung banyak dipakai oleh masyarakat biasa, digunakan anak - anak untuk mengaji, atau ibu - ibu untuk ke pasar, tanpa disertakan pernak - pernik yang terkesan mewah. Baju kurung sebenarnya merupakan jenis pakaian yang dipakai oleh laki - laki maupun perempuan. Namun sekarang ini ada kecenderungan untuk mengaitkan baju kurung hanya dengan kaum perempuan. Di Malaysia, baju kurung untuk laki - laki dikenal dengan sebutan Baju Melayu. Di Indonesia, baju kurung untuk laki - laki disebut sebagai Teluk Belanga. Ini adalah salah kaprah, karena Teluk Belanga sendiri adalah salah satu varian dari baju kurung selain baju kurung cekak musang. Baju kurung untuk laki - laki dipakai dengan pasangan celana dan kain samping. Perbedaan antara baju kurung perempuan dan baju kurung laki - laki menurut buku Pakaian Patut Melayu : a Baju kurung perempuan jatuhnya di bawah lutut, dengan alas leher yang sempit dan tidak memiliki saku. b Baju kurung lelaki jatuhnya di bawah pantat, dengan alas leher melebar, dan dilengkapi dua saku. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.9 Pendekatan Semiotika

Dokumen yang terkait

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 2 15

BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ BANJIR JAKARTA DI MATA ‘OOM PASIKOM’ (Studi Deskriptif Kualitatif Menggunakan Semiotika Pierce dalam Karikatur Editorial ‘Oom Pasikom’ dalam Surat Kabar Harian Kompas).

0 3 13

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” VERSI PROSES PERSIDANGAN KASUS WISMA ATLET (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012).

0 0 91

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Surat Kabar Kompas "Kontroversi Kasus Mafia Pajak Gayus Holomoan Tambunan" Edisi Rabu, 12 Januari 2011).

0 3 80

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010).

0 0 89

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” PADA SURAT KABAR KOMPAS EDISI, 2 OKTOBAR 2010. (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Pada Surat Kabar Kompas Edisi, 2 Oktober 2010)

0 0 27

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Oom Pasikom Pada Surat Kabar Kompas“Kontroversi Hubungan Indonesia - Malaysia” Edisi sabtu, 4 September 2010)

0 0 25

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Pada Surat Kabar Kompas "Kontroversi Kasus Mafia Pajak Gayus Holomoan Tambunan" Edisi Rabu, 12 Januari 2011)

0 0 22

PEMAKNAAN KARIKATUR “OOM PASIKOM” VERSI PROSES PERSIDANGAN KASUS WISMA ATLET (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012)

0 0 22

MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR EDITORIAL "OOM PASIKOM DAN CLEKTT" PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN SURAT KABAR JAWA POS

0 1 17