tertentu yang terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan. Corpus adalah kata lain dari sampel, bertujuan tetapi khusus digunakan
untuk analisis wacana. Pada penelitian kualitatif ini memberikan peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif. Corpus
penilitian ini adalah tiap potongan scene Iklan Kartu AS Versi Sule.
3.3 Unit analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua tanda-tanda dalam komposisi visual yang terdapat dalam Iklan Kartu AS Versi Sule yang
kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan semiotik John Fiske dalam shot-shot gambar dalam Iklan Kartu AS Versi Sule” di
televisi sehingga di dapat representasi menyeluruh dari tampilan iklan tersebut.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua tanda-tanda dalam komposisi visual setting, wardrobe, property, slogan tagline, camera
angel, sound suara, dll yang terdapat dalam Iklan Kartu AS Versi Sule
sehingga di dapat representasi menyeluruh dari tampilan iklan tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dalah dengan cara mengamati Iklan Kartu AS Versi Sule di televisi secara langsung merekam
dalam bentuk digital, kemudian mengcapture berdasarkan shot perpindahan pengambilan gambar dalam iklan tersebut. adalah suatu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bagian dari rangkaian gambar yang begitu panjang yang hanya direkam dengan satu take saja. Data yang terkumpul disebut data primer dan
selanjutnya dianalisis berdasarkan semiotik John Fiske. Data dari penelitian ini kemudian digunakan untuk mengetahui bagaimana makna
Iklan Kartu AS Versi Sule.
3.5 Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis data penelitian ini adalah penelitian semiotic John Fiske, yaitu:
1. Level Realitas Pada level ini, realitas dapat berupa penampilan, pakaian dan make
up yang digunakan oleh pemain, lingkungan, perilaku, ucapan, gerak tubuh, Geture, ekspresi, suara dan sebagainya yang di pahami sebagai
kode budaya yang di tangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis.
2. Level Representasi Meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, music dan suara yang
ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvensional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter, action,
dialog, setting, casting dan sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.Level Ideologi Level ini diorganisasikan ke dalam kesatuan coherence dan
penerimaaan sosial Sosial Acceptability seperti individualisme, kelas patriarki, pluralisme, umur, ras, kelas sosial, gender da sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian data
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26
Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom 51 dan PT Indosat 49. Kemudian pada November 1997 Telkomsel
menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi
seluler terbesar di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar 55 Maret 2006. Telkomsel memiliki tiga produk
GSM, yaitu SimPATI prabayar, KartuAS prabayar, serta KartuHALO paskabayar. Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM 65 dan
perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel 35. TELKOM merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura.
49
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.