4.5 Intepretasi Hasil
4.5.1 Pengaruh Human Capital Efficiency HCE terhadap Return on Asset
ROA
Hipotesis pertama menyatakan bahwa “Human Capital Efficiency HCE berpengaruh positif terhadap Return on Asset ROA”. Hasil pengujian
statistik menunjukkan tingkat signifikansi HCE sebesar 0,267 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 sehingga tidak dapat membuktikan bahwa HCE
berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil pengujian ini mendapatkan bahwa HCE tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA. Hasil ini menunjukkan bahwa HCE merupakan komponen biaya yang relatif tidak berpengaruh dan sulit untuk
diketahui besarnya kontribusi secara langsung terhadap pendapatan atau penjualan perusahaan dan ada berbagai faktor yang menyebabkan HCE belum
sepenuhnya mampu untuk meningkatkan laba perusahaan. Ada indikasi bahwa gaji dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya,
belum mampu untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan, tanpa diiringi oleh pengelolaan SDM yang baik seperti
pendidikan, pelatihan dan pengembangan potensi karyawan. Hasil penelitian Sarayuth 2007 menunjukkan bahwa HCE
berkorelasi secara negatif dengan ROA tetapi dengan dampak yang kecil. Hal ini menegaskan bahwa Human Capital kurang berpengaruh terhadap ROA.
Hasil penelitian Ramdhan 2009 menunjukkan bahwa Human Capital HC
Universitas Sumatera Utara
tidak tepat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan yang diukur melalui ROA, ROE, EP.
4.5.2 Pengaruh Structural Capital Efficiency SCE terhadap Return on
Asset ROA
Hipotesis kedua menyatakan bahwa “Structural Capital Efficiency SCE berpengaruh positif terhadap Return on Asset ROA”. Hasil pengujian statistik
menunjukkan tingkat signifikan SCE sebesar 0,079 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 sehingga tidak dapat membuktikan bahwa SCE berpengaruh
positif terhadap ROA. Hasil pengujian menunjukkan bahwa SCE tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Hal ini menjelaskan bahwa efisiensi modal struktural kelihatannya belum mampu meningkatkan kemampuan menghasilkan laba
perusahaan. Ada indikasi bahwa jumlah Structural Capital SC yang dibutuhkan oleh perusahaan belum mampu untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan
dalam menghasilkan kinerja yng optimal tanpa diiringi oleh adanya pengelolaan structural capital yang baik seperti pengelolaan sistem, prosedur, database,
dapat menghambat produktivitas karyawan dalam menghasilkan Value Added VA. Perusahaan belum mampu menciptakan budaya untuk memotivasi
karyawan dalam meningkatkan kinerja. Organisasi yang memiliki struktur yang kuat akan memiliki budaya yang mendukung yang memungkinkan karyawan
mereka untuk mencoba hal-hal baru, untuk belajar dan praktek mereka. Hasil penelitian Chen et al 2005 juga menunjukkan bahwa SCE tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Menurut Chen et al 2007, SCE
Universitas Sumatera Utara
bukan indikator yang baik dalam menjelaskan Structural Capital perusahaan. Cara pengukuran Structural Capital yang menggunakan Value Added VA
dikurangi dengan Human Capital HC diindikasikan tidak mampu menangkap bentuk keseluruhan dari Structural Capital.
4.5.3 Pengaruh Capital Employed Efficiency CEE terhadap Return on