Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 51 Normal Parameters Mean a,b .0164819 Std. Deviation .00564519 Most Extreme Differences Absolute .161 Positive .067 Negative -.161 Kolmogorov-Smirnov Z 1.149 Asymp. Sig. 2-tailed .143 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 4.3Dari hasil uji normalitas data diatas, maka nilai Kolmogrov – Smirnov menjadi 1,149 dan signifikansi lebih 0,05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 0,143 dari 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti data residual telah berdistribusi normal

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas diuji dengan menggunakan nilai Tolerance dan Variance InflationFactor VIF. Suatu model regresi dikatakan tidak memiliki kecenderungan adanya gejala multikolinearitas adalah apabila memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hasil pengujian model regresi diperoleh nilai-nilai Tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Perhitungan VIF Coefficients Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant HCE .156 7.719 SCE .257 7.438 CEE .912 1.096 a. Dependent Variable: ROA Sumber : data sekunder yang diolah 2011 Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa kedua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance0,10 dan VIF 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Dengan demikian variabel independen HCE, SCE, CEE dapat digunakan untuk memprediksi ROA selama periode pengamatan.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujianheteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Hasil pengujian pada lampiran sebagaimana juga pada tabel berikut ini menunjukkan bahwa dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa pola scatter plot dari regresi menyebar. Hal ini berarti bahwa pada model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Sumber : Data sekunder yang diolah 2012 Gambar 4.3 4.3.4 Uji Autokorelasi Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian ini diuji dengan uji Durbin- Watson DW- test. Hasil regresi dengan lavel of signifikan 0,05 α=0,05 dengan sejumlah variabel independen 3 dan banyaknya data n=51. Adapun hasil uji dari autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .802 a .643 .620 .00434 1.408 a. Predictors: Constant, CEE, SCE, HCE b. Dependent Variable: ROA Nilai D-W menurut tabel di atas dengan signifikansi 5 dan nilai n = 51 serta k = 3 diperoleh angka dl = 1,3273 dan du = 1,4498. Oleh karena itu, nilai D- W lebih kecil dari du 1,4498 dan kurang dari 3 – 1,4498 = 1,5502, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif antar residual.

4.3.5 Analisis Regresi Berganda