1. Meningkatkan kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan publik secara
profesional dan mampu memberikan kepuasan kepada setiap penerima pelayanan, hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa pemungutan retribusi
daerah berkaitan erat dengan pelayanan publik yang diberikan. 2.
Perlu dikembangkan suatu konsep kebijakan publik yang dapat memperluas dan meningkatkan obyek dan subyek penerimaan retribusi daerah terutama
dari sektor-sektor publik yang dinilai potensial. 3.
Melakukan penelitian yang intensif dan akurat terhadap potensi riil sumber- sumber penerimaan retribusi daerah yang sejalan dengan kegiatan
inventarisasi sarana dan prasarana pelayanan publik yang ada. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Saputra 2007 yang menyatakan bahwa Retribusi daerah berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran daerah dan penelitian yang dilakukan oleh Kusumayoni 2004
tentang struktur pendapatan melalui Retribusi Daerah yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah.
5.5.3. Pengaruh Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah Terhadap Belanja Langsung Daerah
Hasil pengujian hipotesis secara parsial, didapati bahwa variabel Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah Milik Daerah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap belanja langsung daerah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengalokasian
belanja langsung daerah, Pemerintah Kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara tidak menggunakan data dari pertambahan atau pengurangan Bagian Laba Badan
Usaha Milik Daerah untuk menentukan pertambahan atau pengurangan program dan kegiatan yang akan mempengaruhi belanja langsung daerah lihat tabel 5.5.
Jika dilihat dari distribusi data Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah untuk masing-masing Kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa
peningkatan jumlah Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dari tahun ke tahun relative kecil. Dan ada beberapa daerah yang tidak mempunyai pendapatan dari
Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah. Berdasarkan data ini, besar kemungkinan Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk
memutuskan jumlah Belanja Langsung yang berkaitan dengan proses program dan kegiatan yang ada di Kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara. Karena pola
peningkatan atau penurunan dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah tidak membentuk pola yang konsisten sehingga sulit digunakan sebagai dasar untuk
menentukan Belanja Langsung Daerah. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Saputra 2007 yang menyatakan bahwa Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran daerah dan penelitian yang
dilakukan Kusumayoni 2004 tentang struktur pendapatan melalui Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah.
5.5.4. Pengaruh Lain-lain PAD yang Sah Terhadap Belanja Langsung Daerah
Hasil pengujian hipotesis secara parsial, didapati bahwa variabel Lain-lain PAD yang Sah berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Langsung daerah. Hal
ini menunjukkan bahwa dalam pengalokasian Belanja Langsung Daerah, Pemerintah Kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara menggunakan data dari pertambahan atau
pengurangan Lain-lain PAD yang Sah untuk menentukan pertambahan atau pengurangan program dan kegiatan yang akan mempengaruhi Belanja Langsung
Daerah lihat tabel 5.6. Jika dilihat dari distribusi data Lain-lain PAD yang Sah untuk masing-masing
Kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah Lain-lain PAD yang Sah dari tahun ke tahun relative cukup tinggi.
Berdasarkan data ini, besar kemungkinan Lain-lain PAD yang Sah digunakan sebagai dasar untuk memutuskan jumlah Belanja Langsung Daerah yang berkaitan dengan
proses penentuan program dan kegiatan yang ada di kabupatenkota di propinsi Sumatera Utara.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra 2007 yang menyatakan bahwa Lain-lain PAD yang Sah berpengaruh
signifikan terhadap pengeluaran daerah dan penelitian yang dilakukan oleh Kusumayoni 2004 tentang struktur pendapatan melalui Lain-lain PAD yang Sah
yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah.
Otonomi daerah mengharapkan kemandirian daerah dalam membiayai program dan kegiatan di daerah tersebut. Nyatanya Kabupatenkota di Propinsi
Sumatera Utara kurang mandiri dalam membiayai belanja langsungnya. Meningkatnya Pajak Daerah diharapkan akan meningkatkan kemandirian daerah
dalam bidang keuangan yang merupakan modal utama daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah akan semakin nyata sehingga
dengan demikian tingkat ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat akan semakin kecil. sebagaimana yang dikatakan Kaho 2001 bahwa salah satu kriteria
penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan keuangan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self supporting dalam
bidang keuangan. Dengan kata lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya
. Bila dikaitkan dengan prinsip dasar penyelenggaraan otonomi daerah
ketergantungan seperti ini merupakan suatu permasalahan yang mendasar dan perlu disikapi secara cermat dengan pandangan yang luas dan jauh kedepan, sehingga
diharapkan nantinya pemerintah daerah dapat menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara utuh.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini. Kesimpulan penelitian membahas temuan tentang hasil pengujian
hipotesis penelitian. Saran penelitian ini adalah membahas saran untuk peneliti selanjutnya tentang kekurangan yang harus diperbaiki dari hasil penelitian ini.
6.1. Kesimpulan
1. Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara simultan terhadap
Belanja Langsung Daerah. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra 2007 yang menyatakan bahwa
Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi daerah berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran daerah dan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumayoni 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah.
2. Pajak Daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Langsung
Daerah. Jika dilihat dari distribusi data Pajak Daerah untuk masing-masing Kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa
peningkatan jumlah pajak dari tahun ke tahun relative kecil. Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh