Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasih di atas, maka model analisis pada persamaan 1, 2 dan 3 dapat digunakan dalam pengujian hipotesis selanjutnya.

5.4. Pengujian Hipotesis

Hasil uji hipotesis didasarkan pada hasil pengolahan data pada tabel 5.8 adalah sebagai berikut : Tabel 5.8 Hasil Uji Hipotesis Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF Constant 69.672 19.039 3.659 .000 Pajak Drh .053 1.361 .005 .039 .969 .531 1.884 Retribusi Drh 10.986 4.150 .354 2.648 .010 .499 2.005 BLBU 25.150 13.667 .205 1.840 .070 .722 1.386 1 Lain2 9.516 4.199 .238 2.266 .026 .811 1.233 a. Dependent Variable: Belanjalsg R = 0.605 R 2 = 0.366 Adjusted R 2 = 0.330 F =10.240 Sig. F = 0.000 Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R sebesar 0,605 lihat lampiran 4 hal ini menunjukkan bahwa variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain-lain PAD yang sah mempunyai hubungan yang kuat dengan Belanja langsung daerah Sedangkan nilai R square R 2 atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum R 2 untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi. Jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan varaibel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah nilai adjusted R 2. Nilai adjusted R 2 sebesar 0,330 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 33,0. Dengan kata lain 33,0 perubahan dalam Belanja Langsung Daerah mampu dijelaskan variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain- lain PAD yang Sah dan sisanya sebesar 67,0 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 10.240 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha dan Lain-lain PAD yang Sah terhadap Belanja Langsung Daerah. Dari uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain- lain PAD yang Sah terhadap Belanja Langsung Daerah. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka model penelitian adalah sebagai berikut: BL= 69.672 + 0.053 Pjk+ 10.986 Retr + 25.150 BLBU + 9.516 Lain + e Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain- lain PAD yang Sah dengan Belanja Langsung Daerah adalah positip yaitu semakin tinggi variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah maka semakin tinggi Belanja Langsung Daerah. Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap Belanja Langsung Daerah, maka dapat dilihat dari nilai t hitung dan signifikansi dari nilai t hitung tersebut. Jika nilai signifikansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh variabel tersebut terhadap Belanja Langsung Daerah. Berdasarkan hasil pengujian data, maka dapat dinyatakan bahwa hanya variabel Pajak Daerah dan Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah yang tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Belanja Langsung Daerah. Sedangkan variabel Retribusi Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Langsung daerah. Jika tingkat signifikansi dari penelitian yang digunakan 10, maka variabel Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah termasuk variabel yang mempengaruhi Belanja Daerah secara signifikan. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5, maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan memepengaruhi belanja daerah. Hal ini dilihat dari nilai signifikansi t sebesar 0.070. 5.5. Hasil Analisis Data 5.5.1. Pengaruh Pajak Daerah terhadap Belanja Langsung Daerah