Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana

bergerak milik Negara kepada pihak lain dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang tidak bergerak dan tidak merugikan Negara. Para pihak dalam perjanjian ruilslag diantaranya adalah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara atau pun Daerah, Koperasi dan Swasta. Jadi, apabila salah satu pihak Negara yang disebutkan di atas mempunyai kendala dalam pemenuhan sarana dan prasarana, maka departemen atau lembaga Negara yang membutuhkan dapat mengajukan rencana pemenuhan rencana ruilslag tersebut.

D. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana

1. Tindak Pidana Secara Umum Untuk menjabarkan lebih jelas mengenai hukum pidana, terdapat tiga rumusan yaitu rumusan pertama dimana terdapat dua aspek hukum pidana yaitu mengenai Aturan umum hukum pidana dan Aspek larangan berbuat disertai ancaman pidana. Rumusan kedua yaitu mengenai kesalahan dan pertanggungjawaban pidana. Rumusan ketiga dalam rangka mencapai tujuan hukum pidana yaitu ketertiban umum apabila tidak dilaksanakan. Hukum pidana yang berfungsi sebagai dasar-dasar untuk melaksanakan hukum pidana materil adalah hukum pidana dalam arti ketiga 41 41 Chazawi Adami. Pelajaran Hukum Pidana, Bagian 1, PT.RajaGrafindo. Jakarta.2001.hlm 3-8 . Secara mudah, maka dapat dikategorikan bahwa rumusan pertama dan rumusan kedua hukum pidana merupakan hukum pidana materil, dan rumusan ketiga merupakan hukum pidana formil. Universitas Sumatera Utara Dalam rumusan pertama hukum pidana, mengenai Aspek larangan berbuat yang disertai ancaman pidana, hal ini lebih dikenal dengan sebutan tindak pidanadelik dalam hukum pidana. Secara mudah, tindak pidana dapat diartikan sebagai perilaku yang pada waktu tertentu dalam konteks suatu budaya dianggap tidak dapat ditolerir, dan harus diperbaiki dengan mendayagunakan sarana-sarana yang disediakan oleh hukum pidana 42 Tindak pidana straafbaar feit yang secara literlijk terdiri dari tiga kata, yaitu Straaf, diterjemahkan pada pidanahukuman, baar diterjemahkan dengan kata boleh dan dapat sedangkan feit diartikan ke dalam empat istilah, yaitu tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan. . Beberapa ahli, berusaha untuk mendefiniskan tindak pidana dalam beberapa rumusan, diantaranya: Menurut Moeljatno , Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tertentu. Pompe , merumuskan Straafbaar feit, itu sebenarnya adalah tidak lain daripada suatu tindakan yang menurut sesuatu rumusan undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum. 42 Jan Remmelink, Hukum Pidana, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2003.hlm 61 Universitas Sumatera Utara Vos , merumuskan straafbaar feit, adalah suatu kelakuan manusia yang diancam pidana oleh peraturan perundang- undangan. Simons , merumuskan straafbaar feit adalah suatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja telah dilakukan oleh sesorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakan yang dinyatakan sebagai dapat dihukum. a. Unsur-Unsur Tindak Pidana Di atas telah dirumuskan beberapa rumusan mengenai Tindak Pidana Straafbaat feit oleh beberapa ahli hukum pidana, maka penulis berusaha untuk memberikan unsur Tindak Pidana baik menurut doktrin ataupun menurut Undang- Undang. Dalam Undang-Undang dapat diketahui 11 unsur Tindak Pidana, yaitu: • Unsur Tingkah laku • Unsur Melawan Hukum • Unsur Kesalahan • Unsur Akibat Konstitutif • Unsur Keadaan yang menyertai • Unsur Syarat Tambahan Untuk Dapatnya dituntut Pidana • Unsur Syarat Tambahan Untuk Memperberat Pidana • Unsur Syarat Tambahan Untuk dapatnya diPidana • Unsur Objek hukum Tindak Pidana • Unsur Kualitas Subjek Hukum Tindak Pidana • Unsur Syarat Tambahan Untuk Memperingan Pidana 43 . 43 Adami Chazawi, Op cit.hlm 82 Universitas Sumatera Utara Selain menurut Undang-Undang, dari rumusan mengenai Tindak Pidana yang diberikan oleh para ahli, maka dalam rumusan tersebut, terdapat Unsur-Unsur mengenai Tindak Pidana, Antara lain adalah: Menurut Moeljatno , Unsur tindak pidana adalah: • Perbuatan • Yang dilarang oleh aturan hukum • Ancaman pidana Bagi yang melanggar larangan Menurut Vos , unsur tindak pidana adalah: • Kelakuan manusia • Diancam dengan pidana • Dalam peraturan perundang-undangan Menurut R Tresna Unsur tindak pidana adalah: • Perbuatanrangkaian perbuatan • Yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan • Diadakan tindakan penghukuman b. Cara Merumuskan Tindak Pidana. Dari sudut ini, dapat dilihat bahwa setidak-tidaknya ada tiga cara perumusan, yaitu:” “1 Dengan mencantumkan semua unsur pokok, kualifikasi dan ancaman pidana. 2 Dengan mencantumkan semua unsur pokok tanpa kualifikasi dan mencantumkan ancaman pidana. 3 Sekedar mencantumkan Kualifikasinya saja tanpa unsur- unsur dan mencantumkan ancaman pidana 44 ”. Unsur pokok adalah unsur yang membentuk pengertian yuriidis dari tindak pidana tertentu ini, Unsur pokok ini, terdiri 44 Ibid.hlm 116-120 Universitas Sumatera Utara dari unsur objektf dan unsur subjektif. Unsur objektif memuat mengenai perbuatan yang dilarang diantaranya, perbuatan aktifdelik komisi atau perbuatan pasif membiarkandelik omisi. Sedangkan unsur subjektif adalah unsur yang memuat tujuanpelaku dari perbuatan tersebut, antara lain, memperkaya diri sendiribarang siapa. 2. Tindak Pidana Korupsi. a. Pengertian Korupsi Korupsi yang saat ini sudah menjadi masalah global dan digolongkan sebagai kejahatan transanasional dan extra ordinary crime sehingga pemerintah harus menganggulanginya dengan mengagendakan sebagai bagian dari program pemulihan kepercayaan rakyat dan dunia internasional dalam rangka meingkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Korupsi yang berasal dari bahasa latin “corruptio” yang berarti perbuatan tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materil, mental dan hukum 45 Transparency Internasional mendefinisikan korupsi sebagai “menyalahgunakan kekuasaan dan kepercayaan publik untuk kepentingan pribadi” . 46 45 Adami Cahzawi, Hukum Pidana Materil dan Formil Korupsi di Indonesia, Bayumedia.Malang.hlm 1 . 46 Nurdjana, Korupsi Dalam Praktik Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2005. Universitas Sumatera Utara J.S.Nye berpendapat bahwa korupsi adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar peraturan kewajiban- kewajiban normal peran instansi pemerintah dengan jalan melakukan atau mencari pengaruh, status, dan gengsi untuk kepentingan pribadi 47 Carl j friesrich, berpendapat korupsi dari kepentingan umum adalah, apabila seseorang yang memegang kekuasaan atau yang berwenang untuk melakukan hal-hal tertentu mengharapkan imbalan uang atau semacam hadiah lainnya yang tidak diperbolehkan Undang-Undang; membujuk untuk mengambil langkah atau menolong siapa saja yang menyediakan hadiah sehingga benar-benar membahayakan kepentingan umum . 48 . b. Rumusan Para Pakar Tentang Tindak Pidana Korupsi. Para pakar, mencoba merumuskan mengenai Tindak Pidana Korupsi antara lain oleh: Andi Hamzah, Delik Korupsi Pasal 1 ayat 1 sub a UUPTPK urutannya adalah sebagai berikut:1 Melawan hukum, 2 Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan, 3 yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara dan perekonomian negara atau diketahui atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara atau perekonomian negara 49 . Sudarto, menjelaskan unsur-unsur tindak pidana korupsi sebagai berikut 1 melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu badan 2bersifat melawan hukum, baik secara formil maupun materil, 3 perbuatan itu secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara danatau perekonomian negara, atau perbuatan itu diketahui atau patut di sangka oleh si pembuat bahwa merugikan keuangan negara atau perekonomian negara 50 47 Ibid. hlm 9 48 Ibid. hlm 9 49 Evi Hartati, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Semarang.2005.hlm 17. 50 Ibid. hlm 18 Universitas Sumatera Utara Selo Sumardjan, korupsi, kolusi dan nepotisme adalah dalam satu napas karena ketiganya melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum. Adapun faktor-faktor sosial pendukung KKN adalah, 1Pranata-pranata sosial kontrol tidak efektif lagi, 2 Penyalahgunaan kekuasaan negara sebagai short cut mengumpulkan harta, 3Pembangunan ekonomi menjadi panglima pembangunan bukan pembangunan sosial 51 . c. Beberapa Bentuk Tindak Pidana Korupsi Dalam Undang- Undang Pemberantasan Korupsi. Bentuk tindak pidana korupsi adalah rumusan tindak pidana korupsi yang berdiri sendiri dan dimuat dalam pasal- pasal UU No.311999 yang diubah dengan UU No.202001. Dalam Undang-Undang tersebut, secara jelas dirumuskan mengenai unsur-unsur tertentu yang diancam dengan ancaman pidana dan pemidanaan tertentu pula. Bentuk-bentuk tindak pidana yang akan dijelaskan saat ini adalah bentuk hukum materil Korupsi. 1 Tindak Pidana Korupsi Dengan Memperkaya Diri Sendiri, Orang Lain atau Suatu Korporasi Bentuk pertama Tindak Pidana Korupsi berdasarkan pasal 2 yaitu Tindak Pidana Korupsi dengan memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi, dengan cara melawan hukum yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. 51 Ibid. hlm 19-20 Universitas Sumatera Utara Secara substantif, perbedaan korupsi dalam pasal 8 dan pasal 2 dan pasal 3 jika dilihat dari sebab beradanya objek dalam kekuasaan koruptor, maka dalam pasal ini, objek kejahatan berada dalam kekuasaannya yang disebabkan langsung oleh perbuatan yang dilarang in casu memperkaya. Dalam rumusan ini, perbuatan tersebut, secara melawan hukum berasal dari kata Wedderrechttelijk yang dimaksudkan dengan cara melawan hukum, yakni jika si pembuat dalam mewujudkan perbuatan memperkaya adalah tercela, dia tidak berhak untuk melakukan perbuatan dalam rangka memperoleh atau menambah kekayaannya. 52 Dapat merugikan Keuangan Negara atau perekonomian negara disingkat Kerugian Keuangan Negara bukanlah menjadi syarat untuk terjadinya tindak pidana korupsi pasal 2 secara sempurna, melainkan akibat kerugian keuangan negara dapat timbul dari perbuatan memperkaya dengan melawan hukum tersebut 53 Penjelasan umum dalam UU ini, dimaksudkan bahwa keuangan negara merupakan seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, baik yang dipisahkan atau yang 52 Adami Chazawi, Op cit..hlm 43 53 Ibid. hlm 45. Universitas Sumatera Utara tidak dipisahkan, trermasuk segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena:berada dalam penguasaan , pengurusan, dan pertanggungjawaban pejabat lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah, berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah, yayasan, Badan Hukum, dan perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara. 54 2 Tindak Pidana Korupsi Dengan Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan, Sarana Jabatan atau Kedudukan. Dalam rumusan ini, maka Tindak Pidana Korupsi ini memiliki unsur-unsur yaitu unsur objektif yaitu perbuatan a Menyalahgunakan kewenangan, menyalah gunakan kesempatan, menyalahgunakan sarana, yang ada padanya yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara: 1karena jabatan 2karena kedudukan Unsur Subjektif yaitu dengan tujuan a. Menguntungkan diri sendiri 54 Ibid. hlm 46 Universitas Sumatera Utara b. Menguntungkan orang lain c. Menguntungkan suatu korporasi 3 Tindak Pidana Korupsi Suap. Dalam Tindak pidana korupsi ini, dirumuskan mempunyai unsur-unsur yaitu unsur objektif berupa Perbuatan memberikan sesuatu, menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara, unsur subjektifnya adalah dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuat dalam jabatannya sehingga bertentangan dengan kewajibannya. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERJANJIAN TUKAR GULING RUILSLAG ANTARA BULOG

DAN PT. GORO BATARA SAKTI

A. Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Tukar Guling

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam macam aset atau kekayaan alam yang sangat besar, barang Milik atau Kekayaan Negara aset adalah barang bergerak atau barang tidak bergerak yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi Pemerintah yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari perolehan lain yang syah, tidak termasuk kekayaan Negara yang dipisahkan yang dikelola BUMN dan kekayaan Pemerintah Daerah. 55 55 Salinan Pemerintah sebagai organisasi kekuasaan masyarakat memiliki wewenang untuk menguasai aset-aset tersebut untuk dipergunakan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu aset negara yang tersedia di alam ini dalam jumlah yang sangat besar adalah tanah. Seiring dengan kemajuan pembangunan, kebutuhan akan tanah tersebut turut meningkat pula, sedangkan luas tanah, yang walaupun tersedia dalam jumlah yang besar, tidak bertambah sehingga tidak heran jika nilai tanah menjadi meningkat. Kebutuhan akan tanah ini di setiap sektor depatemen-departemen atau instansi-instansi negara berbeda jumlahnya, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan akan tanah Universitas Sumatera Utara