KESIMPULAN DAN SARAN Tinjauan Yuridis Terhadap Peralihan Hak Milik Kekayaan Negara Melalui Perjanjian Tukar Guling (Ruilslag)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...…........………………………………………… 103 B. Saran ................................................................................ 104 DAFTAR PUSTAKA ...…........……………………………………………. viii Universitas Sumatera Utara PERALIHAN HAK MILIK ATAS KEKAYAAN NEGARA MELALUI PERJANJIAN TUKAR GULING RUILSLAG ABSTRAK Deasy Avriesta Sembiring 060200041 Perjanjian nominee saham menjadi satu dari sekian banyak cara yang dipakai oleh investor luar negeri untuk masuk ke dalam yurisdiksi hukum Indonesia dan mendirikan perusahaan yang bukan sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing PMA namun disamarkan menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan mengenai perjanjian nominee saham dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata dan Undang- Undang Nomor 1 tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas. Penelitian yang dilakukan penulis ini bersifat deskriptif analitis yang menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam praktek pelaksanaan yang menyangkut permasalahan yang diteliti. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara yuridis normatif, yaitu penelitian yang berpegang teguh pada ilmu hukum dan segi-segi yuridis. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No.1 Tahun 1995 Tentang Perseroan terbatas tidak mengatur mengenai perjanjian nominee saham ini secara jelas, namun hanya beberapa bagian saja. Diantaranya adalah Pasal 1338 KUH Perdata menjadi dasar hukum perjanjian nomine saham ini berdiri. Namun jika ditelaah lebih dalam lagi ternyata perjanjian nominee saham yang penulis teliti tidak memenuhi syarat keempat dari syarat sahnya perjanjian seperti yang diatur pada Pasal 1320 KUH Perdata, jadi jika ditelaah dari kaca mata hukum maka perjanjian ini batal demi hukum, karena tidak memenuhi syarat objektif dari perjanjian. UUPT hanya mengenal dan melindungi pemegang saham secara hukum legal owner dan sekaligus pemegang saham ini menjadi pemegang saham yang sebenarnya beneficial owner pada saham. Jadi UUPT menganggap bahwa kedua jenis kepemilikan ini secara hukum dipegang oleh satu orang. Sistem nominee ini mempunyai kemiripan dengan sistem “trust” yang lahir dan berkembang pada “Common Law System” dan saat ini telah diterapkan pada Pasar Modal Indonesia, yaitu pada perjanjian perwaliamanatan. Universitas Sumatera Utara PERALIHAN HAK MILIK ATAS KEKAYAAN NEGARA MELALUI PERJANJIAN TUKAR GULING RUILSLAG ABSTRAK Deasy Avriesta Sembiring 060200041 Perjanjian nominee saham menjadi satu dari sekian banyak cara yang dipakai oleh investor luar negeri untuk masuk ke dalam yurisdiksi hukum Indonesia dan mendirikan perusahaan yang bukan sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing PMA namun disamarkan menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan mengenai perjanjian nominee saham dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata dan Undang- Undang Nomor 1 tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas. Penelitian yang dilakukan penulis ini bersifat deskriptif analitis yang menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam praktek pelaksanaan yang menyangkut permasalahan yang diteliti. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara yuridis normatif, yaitu penelitian yang berpegang teguh pada ilmu hukum dan segi-segi yuridis. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang No.1 Tahun 1995 Tentang Perseroan terbatas tidak mengatur mengenai perjanjian nominee saham ini secara jelas, namun hanya beberapa bagian saja. Diantaranya adalah Pasal 1338 KUH Perdata menjadi dasar hukum perjanjian nomine saham ini berdiri. Namun jika ditelaah lebih dalam lagi ternyata perjanjian nominee saham yang penulis teliti tidak memenuhi syarat keempat dari syarat sahnya perjanjian seperti yang diatur pada Pasal 1320 KUH Perdata, jadi jika ditelaah dari kaca mata hukum maka perjanjian ini batal demi hukum, karena tidak memenuhi syarat objektif dari perjanjian. UUPT hanya mengenal dan melindungi pemegang saham secara hukum legal owner dan sekaligus pemegang saham ini menjadi pemegang saham yang sebenarnya beneficial owner pada saham. Jadi UUPT menganggap bahwa kedua jenis kepemilikan ini secara hukum dipegang oleh satu orang. Sistem nominee ini mempunyai kemiripan dengan sistem “trust” yang lahir dan berkembang pada “Common Law System” dan saat ini telah diterapkan pada Pasar Modal Indonesia, yaitu pada perjanjian perwaliamanatan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN