9
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Sari 2005, yang meneliti dengan judul Analisis Posisi Likuiditas dan Kemampulabaan studi kasus PT. Perkebunan
Nusantara IV Adolina, menyimpulkan bahwa adanya penurunan tingkat likuiditas dan kemampulabaan pada perusahaan yang disebabkan adanya penurunan modal
kerja dan adanya penambahan aktiva tetap yang dibelanjai dengan aktiva lancar, sehingga terjadi penurunan yang sangat tajam pada kas dan bank. Sedangkan
penurunan kemampulabaan disebabkan adanya penurunan laba usaha walaupun pada dasarnya penjualanan mengalami peningkatan tetapi tidak sebanding dengan
peningkatan biaya yang mengalami peningkatan lebih besar dari penjualanan. Raini 2005 melakukan penelitian dengan judul Analisa Profitabilitas pada
PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, menyimpulkan bahwa ditinjau dari rasio-rasio kemampulabaan yang umum, kemampuan peruahaan memperoleh laba
sangat rendah dan harga pokok penjualanan dinilai cukup tinggi akibat dari harga pokok produksi dan biaya produksi yang sangat besar menjadi penyebab turunnya
profitabilitas perusahaan sehingga perusahaan diharapkan membuat terobosan- terobosan baru agar penjualanan meningkat sehingga mampu meningkatkan
pendapatan perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan. Kondisi keuangan ini perlu dianalisis secara teratur agar dapat diambil kebijaksanaan
yang sesuai dengan kebutuhan keuangan untuk pelaksanaan kegiatan perusahaan. Analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang. Tujuannya untuk menemukan kelemahan- kelemahan didalam kondisi keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-
masalah di masa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan perusahaan yang dapat diandalkan. Apabila kelemahan telah diketahui maka dapat
ditentukan kebijaksanaan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Hasil yang sudah baik harus tetap dipertahankan dan sebisa mungkin
dilakukan perkembangan untuk kemajuan di masa yang akan datang. Marom 2001:2 menyatakan bahwa laporan keuangan adalah produk dari
manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercaya kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan
informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang diajukan bagi pengguna laporan diluar perusahaan untuk menilai dan
mengambil keputusan yang bersangkutan. Menurut Martono dan Harjito 2007:51, laporan keuangan financial
statement merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi empat
macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas.
Menurut Harahap 2004:7 Laporan Keuangan melalui sistem atau proses akuntansi akan menghasilkan laporan yang berisi hal-hal sebagai berikut :
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba rugi
perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya. 3.
Laporan dan sumber penggunaan dana, yang memuat sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dana bisa diartikan kas bisa juga
modal kerja. 4.
Laporan Arus Kas, merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan
operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pembiayaan. Dikemukakan pula bahwa oleh Martono dan Harjito 2007:52 laporan
keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna yaitu : 1.
Pengambilan keputusan akuntansi 2.
Keputusan pemberian kredit 3.
Penilaian aliran kas 4.
Penilaian sumber-sumber ekonomi 5.
Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana 6.
Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana.
7. menganalisis penggunaan dana.
2. Manfaat Laporan Keuangan
Selain itu laporan keuangan juga menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu, masa sekarang dan meramalkan posisi dan kinerja
keuangan dia masa yang akan datang. Laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak internal dan external perusahaan, pengguna laporan keuangan menurut Harahap
2004:7 meliputi: 1.
Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen.
b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima.
c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannnya.
d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.
e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa akan datang.
f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi
investasi. 2.
Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk:
a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik.
b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi,
bagian, atau segmen tertentu. c.
Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan d.
Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijakan baru.
3. Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.
c. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi menarik investasi dari
perusahaan dari perusahaan. d.
Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang. 4.
Bagi Kreditur atau Banker laporan keuangan digunakan untuk: a.
Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka pendek.
b. Menilai kualitas jaminan untuk menopang kredit yang akan diberikan
c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh
dari perusahaan atau menilai perusahaan. d.
Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.
e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah
disepakati. 5.
Bagi Pemerintah dan Regulator laporan keuangan dimaksudkan: a.
Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b.
Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. c.
Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d.
Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. 6.
Bagi para Analisis, Akademis, Pusat Data Bisnis dan juga lembaga pengumpulan data sebagai sumber informasi primer yang akan diperoleh.
C. Rasio Keuangan
1. Analisis Rasio Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dapat tercermin pada laporan keuangan perusahaan. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio atau
indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis rasio keuangan menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba
rugi satu dengan lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini Sawir, 2005:6.
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya
untuk menghitung rasio keuangan pada suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, laporan rugi laba saja, atau kombinasi antara keduanya,
disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan membagi antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya.
Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja.
Menyadari bahwa rasio keuangan pada dasarnya tidak memiliki nilai uang yang sebenarnya tetapi merupakan perbandingan dua angka yang memiliki nilai. Oleh
karena itu, rasio keuangan hanya merupakan suatu petunjuk atau suatu indikasi mengenai kondisi keuangan perusahaan, namun tidak merupakan gambaran lengakap
mengenai kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Mengingat hal itu maka pengambil keputusan keuangan harus berhati-hati dalam melakukan penafsiran
terhadap rasio keuangan tersebut Syahyunan, 2002:81
Menurut Riyanto ada empat rasio keuangan yaitu : 1.
Rasio Likuiditas Liquidity Ratios Rasio likuiditas merupakan rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
likuditas perusahaan atau untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu atau yang segera
jatuh tempo. Rasio yang digunakan utuk mengukur likuiditas adalah: a.
Current Ratio Rasio Lancar b.
Cash Ratio Rasio Kas c.
Quick Ratio Rasio Cepat d.
Working Capital to Total Assets Ratios Rasio Modal Kerja 2.
Rasio Leverage Leverage Ratios Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang atau digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutangnya atau dengan kata lain bahwa
rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya, apakah lebih banyak menggunakan hutang atau
ekuitas. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur leverage adalah: a.
Debt Ratio b.
Debt to Equity Ratio c.
Time Interest Earned Ratio d.
Fixed Charge Coverage 3.
Rasio Aktivitas Activity Ratios Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan
menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
Rasio yang umum digunakan untuk mengukur aktivitas, adalah: a.
Inventory Turnover b.
Average Collection Period c.
Working Capital Turnover d.
Fixed Assets Turnover e.
Total Assets Turnover 4.
Rasio Profitabilitas Profitability Ratios Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Rasio yang umum digunakan adalah: a.
Gross Profit Margin b.
Operating Income Ratio c.
Operating Ratio d.
Net Profit Margin e.
Rate of Return On Total Assets f.
Rate of Return on Investmen g.
Rate of Return on Equity
2. Manfaat Rasio Keuangan
Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan dan analisisnya. Para kreditur bankir berkepentingan dengan kemampuan perusahaan untuk
mengembalikan hutang-hutangnya. Pihak pemerintah lebih berkepentingan dengan membayar pajak dari perusahaan, sedangkan pihak investor pemegang saham akan
melihat pada sisi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Analisis keuangan dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan. Hanya saja
kita perlu memahami bahwa laporan keuangan yang dipergunakan sebagai dasar
analisis keuangan hanyalah merupakan rekaman apa yang telah terjadi selama periode tertentu.
Analisis dalam rentang waktu periode tersebut biasanya satu tahun tidak cukup untuk mencerminkan hasil keputusan-keputusan keuangan. Situasi ini yang
disebut short termist, yang berarti hanya memusatkan perhatian pada satu periode satu tahun, padahal dampak keputusan keuangan tersebut meliputi jangka panjang
Syahyunan 2002:82. Analisis Rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan tehnik analisis
lainnya Harahap, 2004:298, keunggulan tersebut adalah: 1.
Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah lebih dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3.
Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. 4.
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-mdel dalam pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score.
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7.
Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
3. Keterbatasan Rasio Keuangan
Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya, agar tidak salah dalam menggunakannya. Adapun
kelemahan atau keterbatasan analisis rasio antara lain adalah:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang
dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda. 3.
Rasio keuangan disusun dari data akunansi dan data tersebut dipengruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
Syahyunan, 2002:82. Keterbatasan analisis rasio keuangan yang dikemukakan oleh Harahap
2004:298 adalah: 1.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuanga juga menjadi
keterbatasan tehnik, seperti: a.
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan cost bukan harga pasar. c.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdamfak pada angka rasio. d.
Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oeh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio. 4.
Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja tehnik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama, karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan .
D. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dengan kata lain
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan segera.
Apabila perusahaan memiliki kemampuan memenuhi kewajiban finasialnya yang segera harus dipenuhi dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan
sebaliknya perusahaan yang tidak mampu membayar kewajiban fiansialnya yang segera harus dipenuhi perusahaan tersebut dikatakan illikuid.
Berpedoman pada likuiditas, untuk membiayai suatu aktiva tertentu perlu diusahakan agar jangka waktu pembayaran modal yang dipinjam tidak lebih singkat
dari jangka waktu penggunaan atau jangka waktu terikatnya modal tersebut dalam perusahaan. Rasio Likuiditas terdiri dari empat rasio, yaitu:
a. Current Ratio Rasio Lancar
Current ratio adalah suatu cara untuk menghitung kemampuan membayar hutang-hutang lancar atau hutang jangka pendeknya, karena rasio ini menunjukkan
besarnya tagihan atas hutang jangka pendek oleh kreditur yang dapat ditutup oleh harta yang diharapkan dapat diubah menjadi bentuk uang kas suatu saat bersamaan
dengan waktu pembayaran hutang. Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Lancar Utang
Lancar Aktiva
Ratio Current
= x 100
b. Cash ratio Rasio Kas
Cash ratio Rasio Kas merupakan alat pengukur likuiditas paling tinggi, apabila dengan rasio cair quick ratio masih belum cukup untuk menjajaki sampai
dimana keadaan likuiditas perusahaan tersebut, maka dihitung dengan rasio kas. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
segeranya dengan mengandalkan jumlah uang yang tersedia baik dalam kas perusahaan maupun yang tersedia di bank. Perhitungannya dapat dilakukan sebagai
berikut:
Lancar Utang
Efek Kas
Ratio Cash
+ =
x 100
c. Quick Ratio Rasio Cepat
Quick Ratio Rasio Cepat merupakan kemampuan membayar hutang lancar dengan dana yang tersedia pada kas ditambah dengan surat-surat berharga dan
piutangnya. Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Lancar Utang
Piutang Efek
Kas Ratio
Quick +
+ =
x 100
d. Working Capital to Total Assets Ratios Ratio Modal Kerja
Working Capital to Total Assets Ratios Ratio Modal Kerja merupakan kemampuan perusahaan membayar dengan aktiva yang liquid bebas hutang lancar
dibandingkan dengan keseluruhan kekayaan total aktiva. Rasio ini menunjukkan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih. Perhitungannya dapat
dilakukan sebagai berikut:
Aktiva Jumlah
Lancar Hutang
- Lancar
Aktiva Ratio
Capital Working
=
x100
E. Cara Meningkatkan Likuiditas