3.4.1.2 Penetapan Kadar Abu Total Ekstrak
Penetapan kadar abu total ekstrak dilakukan seperti pada penetapan kadar abu total simplisia. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 58.
3.4.1.3 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Penetapan kadar abu tidak larut asam ekstrak dilakukan seperti pada penetapan kadar abu tidak larut asam simplisia. Perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 3, halaman 59.
3.5 Uji Efek imunomodulator
Uji efek imunomodulator meliputi penyiapan hewan percobaan, penyiapan kontrol, bahan uji, larutan penyangga dan antigen, uji respon hipersensitivitas tipe
lambat, dan uji titer antibodi.
3.5.1 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan adalah mencit jantan dengan berat 20-30 g dibagi 5 kelompok, 1 kelompok kontrol negatif, 1 kelompok kontrol positif, dan 3
kelompok uji. Tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit dipelihara
terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu untuk penyesuaian lingkungan, mengontrol kesehatan dan berat badan serta menyeragamkan makanannya
Kusmardi, 2007.
3.5.2 Penyiapan Kontrol, Bahan Uji, Larutan Penyangga dan Antigen
Penyiapan kontrol, bahan uji, larutan penyangga dan antigen meliputi penyiapan CMC 1, penyiapan suspensi siklofosfamida 0,5, penyiapan
suspensi ekstrak rimpang temu giring 2, penyiapan phosphate buffered saline, dan penyiapan sel darah merah domba.
3.5.2.1 Penyiapan CMC 1
Pembuatan suspensi CMC 1 bv dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 250 mg CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air
suling panas sebanyak 8 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh masa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel dan diencerkan dengan sedikit air,
kemudian dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah air suling sampai batas tanda.
3.5.2.2 Penyiapan Suspensi Siklofosfamida SS 0,5
Pembuatan suspensi siklofosfamida 0,5 bv dilakukan dengan cara
sebagai berikut: sebanyak 250 mg CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 8 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh
masa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel. Ditambahkan sebanyak 125 mg siklofosafamida ke dalam lumpang, kemudian digerus sampai homogen.
Dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah air suling sampai batas tanda.
3.5.2.3 Penyiapan Suspensi Ekstrak Rimpang Temu Giring SERTG 2
Pembuatan suspensi ekstrak rimpang temu giring 2 bv dilakukan
dengan cara sebagai berikut: sebanyak 250 mg CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 8 ml. Didiamkan selama 15 menit
hingga diperoleh masa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel. Ditambahkan sebanyak 500 mg ekstrak rimpang temu giring ke dalam lumpang,
kemudian digerus sampai homogen. Dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambah air suling sampai batas tanda.
3.5.2.4 Penyiapan Phosphate Buffered Saline PBS
Pembuatan PBS dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 8 gram NaCl, 0,2 gram KCl, 1,44 gram Na
2
HPO
4,
0,24 gram KH
2
PO
4,
dilarutkan dalam 800 ml aqua bidestilasi, kemudian dicek pH dengan indikator pH hingga pH ±7
dan dapat disesuaikan dengan penambahan HCl atau NaOH, tambahkan aqua bidestilasi hingga 1 L DeAngelis, 2007.
3.5.2.5 Penyiapan Sel Darah Merah Domba SDMD
Pembuatan SDMD didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Puri et al 1993. Darah segar dikumpulkan dari domba yang disembelih. Darah dipisahkan dari plasmanya dengan pemusingan 1900 rpm menggunakan alat
sentrifugasi pada suhu 4
o
C selama 10 menit. Kemudian supernatan dibuang. Endapan dicuci dengan PBS sebanyak 2 kali. Setelah pencucian selesai, PBS
dibuang, maka diperoleh SDMD 100. Ke dalam SDMD 100 ditambahkan PBS dengan volume yang sama, hingga diperoleh SDMD 50. Kemudian
diambil 0,2 ml SDMD 50, tambahkan PBS hingga 10 ml, sehingga diperoleh SDMD 1.
3.5.3 Uji Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat
Efek imunomodulator ekstrak rimpang temu giring ditentukan dengan mengukur volume respon hipersensitivitas tipe lambat menggunakan uji
pembengkakan telapak kaki hewan uji foot paw swelling test Rasool, 2006. Sebanyak 25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok dengan pembagian
sebagai berikut: Kelompok I
:diberi suspensi CMC Na 1 bv sebagai kontrol negatif Kelompok II :diberi SERTG dengan dosis 100 mgkg BB
Kelompok III :diberi SERTG dengan dosis 200 mgkg BB Kelompok IV :diberi SERTG dengan dosis 400 mgkg BB
Kelompok V :diberi SS dengan dosis 50 mgkg BB sebagai kontrol positif Tiap kelompok diinjeksikan dengan 0,1 ml SDMD 1 dalam PBS secara
intraperitoneal pada hari ke-0. Perlakuan dimulai dari hari ke-0 dan diberikan satu kali setiap hari selama 7 hari. Pada hari ke-7, sendi kaki mencit sebelah kanan
diberi tanda batas pengukuran volume kaki mencit. Volume kaki mencit diukur sebagai volume awal V
. Kemudian mencit diinjeksikan dengan 0,1 ml suspensi SDMD 1 dalam PBS secara intraplantar pada telapak kaki sebelah kanan. Pada
hari kedelapan setelah 24 jam diukur volume pembengkakan kaki mencit dengan platismometer air raksa. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan kaki mencit
ke dalam tabung yang berisi air raksa sampai tanda batas pengukuran. Perubahan volume air raksa terlihat pada kenaikan skala pada pletismometer sebagai volume
waktu tertentu Vt kaki mencit. Volume pembengkakan kaki mencit ditentukan berdasarkan selisih antara volume waktu tertentu Vt dengan volume awal V
. Gambar pembengkakan kaki mencit dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 64.
3.5.4 Uji Titer Antibodi