diteteskan ke dalam sumur microtitration plate 96 lubang, ditambahkan PBS dan SDMD dengan volume yang sama, dan diencerkan dua kali lipat 1:2; 1:4; 1:8;
1:16; 1:32; 1:64; 1:128; 1:256; 1:512; 1:1024; 1:2048; 1:4096 kemudian diinkubasi pada suhu 37
C selama 1 jam dan diamati hemaglutinasi secara visual Makare et al, 2001; Puri et al, 1993. Nilai titer antibodi ditentukan berdasarkan
pengenceran terakhir dimana antibodi masih terdeteksi melalui hemaglutinasi yang terlihat secara visual. Nilai titer antibodi tersebut selanjutnya
ditransformasikan dengan [2logtiter+1] Hargono, 2000. Gambar hasil hemaglutinasi dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 65.
3.6 Analisis Data
Data hasil penellitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS 15. Data hasil penelitian ditentukan homogenitas dan normalitasnya untuk
menentukan analisis statistik yang digunakan. Data dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA satu arah untuk menentukan perbedaan rata-rata di
antara perlakuan. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc Tuckey untuk mengetahui variabel mana yang memiliki perbedaan.
Berdasarkan nilai signifikansi, p0,05 dianggap signifikan. Data ditampilkan dalam rerata ± SEM dan dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 66.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Simplisia dan Ekstrak
Tumbuhan yang digunakan telah diidentifikasi di Herbarium Medanense MEDA, Universitas Sumatera Utara. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat
pada Lampiran 1, halaman 49. Hasil pemeriksaan makroskopik dari rimpang temu giring Lampiran 2,
halaman 52 adalah berbentuk hampir bulat sampai jorong atau bulat memanjang, kadang bercabang atau berbentuk tidak beraturan, warna kuning, warna daging
kuning terang, panjang 5-9 cm, dan diameter 2-4 cm. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang temu giring diperoleh bentuk keping pipih,
ringan, diameter 2-4 cm dan ketebalan 1-4 mm; bagian tepi berombak atau berkeriput, warna kuning kecoklatan, bau khas, rasa pahit, sedikit pedas, lama-
kelamaan menimbulkan rasa tebal. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia Lampiran 2, halaman 51 terlihat fragmen berupa butir pati, tetes
minyak atsiri, fragmen parenkim, rambut penutup, fragmen pembuluh kayu dan fragmen gabus.
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rimpang temu giring diperoleh kadar air 9,14, kadar abu total 4,54, kadar abu tidak larut dalam asam 1,66,
kadar sari yang larut dalam air 17,18, kadar sari yang larut dalam etanol 11,72. Hasil penetapan kadar air, kadar sari yang larut dalam air, kadar sari
yang larut dalam etanol, dan kadar abu total memenuhi persyaratan pada Materia Medika Indonesia. Persyaratan umum pada Materia Medika Indonesia MMI